| 20 |

6.2K 525 6
                                    

Gummy menatap gadis yang tengah tersenyum lebar padanya. Gadis berusia 9,5 tahun itu dengan riangnya membawa kotak bekal berwarna pink.

"Abang Gummy ayo makan bareng Raina. "

"Aku gak bawa bekal. "

Riana tersenyum menampakkan gigi gingsul berwarna putihnya itu "Gak apa Raina bawa banyak, kita bagi dua ya. Mau kaan."

Gummy dengan pelan mengangguk mengiyakan ajakan Raina."Ayoo."

Gummy dan Raina berjalan bersama menuju kantin setelah keluar dari perpustakaan. Gummy yang memang biasa ngadem di Perpustakaan sambil membaca buku. Raina sangat tahu kebiasaan Gummy itu, jadi tanpa membuang waktu setelah selesai ujian Ia mengambil bekal dan menyusul Gummy yang sudah selesai terlebih dahulu ujian. Memang tidak di ragukan lagi kemampuan otak nya itu yang di warisi oleh Arza.

Sissy menatap punggung Raina dan Gummy saat Ia menyusul ke perpustakaan dengan langkah gontai Sissy berjalan cukup menjaga jarak hingga sebuah langkah menyamai langkahnya juga. Sosok itu adalah Raihan yang tersenyum padanya.

"Rainaaaa. Hossh hoss. Astagfirullah." Rion terbangun dari tidurnya Ia melirik jam di nakas sebelah tempat tidurnya.

03:02 Wib.

Rion mengusap peluh yang membasahi wajah nya. Ia berjalan bangun dari tempat tidur nya dan menuju kamar mandi untuk wudhu melalukan shalat sunah malamnya. Seperti nya Ia akan menghabiskan waktu shalat tahajjud, shalat witir, dan melanjutkan hapalannya. Daripada tidur Ia akan bangun kesiangan jadi di habiskan nya untuk melakukan itu saja.

Setelah beberapa tahun berlalu kenapa mimpi buruk itu malah menghampirinya kini.

Setelah kehadiran Raihan sejak beberapa hari yang lalu kenapa baru bayangan itu mulai menghantuinya lagi.

Cepat atau lambat semua pertanyaan yang tak menemukan jawaban harus mendapatkan nya agar kisah itu bisa di tutup saja tanpa perlu diungkit-ungkit kembali.

Tok tok

"Abang shalat subuh bang. " Aura mengetuk pintu kamar Rion.

Rion yang sedang mengaji menyudahi kegiatan nya. Dan membuka pintu kamar nya melihat wanita yang sangat di sayanginya itu.

"Eh abang sudah bangun.?"

"Sudah bunda, ayah mana bun.?"

"Ayah sudah tunggu di ruang keluarga, susul di sana. "

Rion menganggu "Iya bunda."

"Kamu kenapa bang.?" Terlihat Aura mengkhawatirkan Rion.

Aura yang telah mengandung dan melahirkan bahkan merawatnya dari kecil hingga kini. Tentu saja paham anak-anaknya.

"..." Rion tersenyum meski matanya menatap sendu.

Aura mengangguk tampaknya Rion tidak ingin Ia mengkhawatirkannya saat sedang menikmati masa liburan mereka.

"Bunda, Rion ke bawah dulu ya. "

"Iya sayang. "

Aura menatap sendu punggung Rion yang menuruni tangga. Dengan baju koko putih dan sarung hitam juga pecinya. Anak-anaknya adalah Harta berharga baginya, meskipun anak nya yang satu itu adalah Turunan Arza sekali dari semuanya sangat mencerminkan Arza.

"Ayah jadi berangkat nya jam berapa.?" Rion duduk disamping sang ayah yang duduk membaca majalah bisnis nya.

"Jam 09.00 nanti. "

"Ayah Gee ikut yaa. " Rengek Gee yang tiba-tiba duduk disamping sang ayah.

"Gak. "

"Ih ayah pelit. "

Arza menggeleng tanpa mengalihkan pandangnya "Gak Gee, gak. "

"Ayaaah. "

Arza tidak mengindahkan rengekan Gee Ia lantas berdiri "Udah yuk, ke mesjid. "

***
"

" Bundaaaa. " Vee tidak melepaskan pelukan nya bahkan Ia menangis.

"Udah deh Vee. Lebay " Dengus Gee melihat kakak kembarannya itu.

"Kamu juga lebay tadi. Dari pergi ke mesjid sampai pulang dari mesjid merengek terus sama ayah." Rion ikut buka suara membuat Gee mencebikkan bibirnya.

"Ayah sih, gak asik. Liburan gak mau ajak-ajak. "

"Nanti, kalau kamu bisa juara kelas ayah ajak mendaki gunung, lewati lembah." Arza terkekeh diakhir kalimatnya.

"Beneran yah, kita nanti ke gunung yang mana ya. "

"Pikirkan aja nilai dulu, bisa gak dapat juara. " Vee menatap sinis Gee.

"Bisalah, kan separuh otakku turunan ayah. "

"Serah Gee Serah. " Vee mendengus menatap Gee tanpa melepaskan pelukannya.

"Sudah sudah. " Lerai Aura.

Saran yang di berikan Rere akhir nya terlaksana saat ini Arza dan Aura tengah di bandara antar oleh anak-anaknya dan seorang pak Ujang. Meskipun libur sekolah 3 hari Arza tidak mengajak anak-anak sama sekali malah menitipkan di rumah ayahnya juga mertuanya.

"Hati-hati yah, nanti pulang bawa oleh-oleh. Tapi abang gak mau adik baru ya yah. Dua aja udah bikin abang pusing."

"Kamu ada ada aja. Siapa yang bawa adik baru." Ucap Aura keki.
"Hem. " Arza hanya bergumam mendengar perkataan sang anak.
Rion pulang ke rumah nya untuk mengambil beberapa keperluannya dan adik-adiknya sedangkan. Gee dan Vee sudah bergelung di rumah Opa Ali Setelah pulang dari bandara mereka terlalu malas untuk pulang ke rumah yang kosong itu.

700 kata.

TBC | 23 Juli 2017.

Hallo, aku hadir setelah beberapa hari menghilang. Aku mau bilang kalau aku 'mungkin' hadir 3x atau lebih dari seminggu tapi 500-600 kata saja. Aku akan mengusahakannya dalam seminggu itu bakalan post 3x bisa juga lebih tapi gak janji.

Yuk mampir di works baru aku ya judulnya "Namanya Raina." di sana aku bakalan update 1 day 1 part. Jadi aku bisa lebih sering di sana gengs. Maafkeun.

SINOPSIS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SINOPSIS.

Namanya Raina.
Ia tidak menyukai hujan sebagaimana namanya.
Ia tidak menyukai makanan pedas.
Ia tidak menyukai kopi.
Ia tidak menyukai bau asap rokok.
Ia tidak menyukai Matematika.
Dan banyak hal yang tidak disukainya.
Bahkan Ia juga tidak suka sosok yang 'sok' misterius.

Ini kisah Raina Wulandari sang gadis hujan.

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang