3 | AUZA FAMS |

12.6K 988 15
                                    


"Aku mencintaimu walau aku tak beri tahumu,

Dari semenjak dulu cinta itu telah lama lahir

Vania Larissa-Rahasia "

Rion menghentikan kayuhannya saat tengah di depan pagar sang kakek-kediaman Dimika yang mana Sissy beserta keluarganya tinggal di halaman belakang. Tak lama terdengar pagar di buka dan disana muncul sosok ayah Sissy yang mengangguk sopan pada Rion dan Rion membalasnya dengan anggukan juga. Sissy membuka paper bag yang berisi buku tadi dan mengambil buku rekomendasinya itu.

"Aku saja ya bungkus, lusa aku kasih kamu. Terus kamu langsung kasihkan ke mereka ya."

"Iya Sissy, Iya."

"Oke dadah. Makasih Gummyyyyy." Sissy langsung memasuki pagar yang telah terbuka tidak ingin mendengar omelan Rion.

"Awas kamu." Rion lantas memutar balikkan sepedanya dan mengayuhnya menuju kediamannya.

Rion menstandarkan sepedanya lalu membuka pagar rumah sendiri lalu mendorong sepedanya menuju garasi rumahnya. Tidak sengaja matanya menatap Mobil Sport Audi R8 GT Spyder nya yang sungguh menggoda. Sambil tangannya mengelus-ngelus mobil sport itu Ia berkata "Sabar ya sayang, beberapa bulan lagi kamu milik aku."

"Abang ngomong sendiri.?"

Rion tersentak kaget lalu melihat kedua adik kembarnya itu tengah mendorong sepeda masing-masing dan saling berpandangan aneh melihat sang kakak berbicara sendiri pada mobilnya.

"Iya, abang ngomong sendiri. Serem ih." Vee mengangguk mengiyakan pernyataan sang adik-Gee.

"Oh enggak, enggak." Rion mengangkat tangannya di udara.

"Bohong yaaa." Vee yang gemar menggoda sang abang yang kini menggaruk tengkuknya yang tidak gatal-karena tidak terbiasa berbohong maka Rion akan salah bertingkah.

"Haa haa abang ketahuan, kakak kasih tahu bundaa ah."

"Ngapain.? Ngasih tahu apa.?" Rion menatap adiknya yang kini berusia 11 tahun itu yang tampak masih menggunakan seragam putih-merahya menatapnya menggoda.

"Kalau kakak..."

"Bundaaaaa. Abang ngomong sendiri di garasi. Serem bundaaa."

Tidak itu bukan suara milik Vee-Vanesha namun itu suara si bungsu Gee-Ganesha yang sejak tadi diam namun diam-diam menghanyutkan berteriak sambil memasuki rumah. Rion dan Vee saling melototkan mata lalu menepuk dahi masing-masing melihat tingkah adik bungsu mereka yang polos sangat polos namun menyebalkan.

Cepat-cepat mereka berlari memasuki rumah dan tentu saja mereka membuka sepatu dan meletakkan di rak khusus-Aura telah membiasakan mereka semenjak kecil. Setelah memasuki pintu utama mereka melihat Gee sedang duduk diantara sang bunda dan ayah-yang ternyata sudah pulang. Sang bunda memeluk Gee mengelap peluh di dahi sang anak namun beda dengan Arza yang menatap Gee hanya mampu menghela nafas berat, acara romantisan-romantisan mereka di kacaukan oleh si bungsu.

"Capek ya nak.?" Tanya Aura. Namun yang di dapat gelengan dari Gee.

Vee lantas berjalan dan duduk di sofa sebelah sang ayah dan tentu saja Rion menuju sisi kiri sang bunda dan meletakkan dagunya di bahu sang bunda sambil memeluk lengan bunda.

"Enggak bunda."

"Tadi dedek bilang apa.?" Tanya Arza yang mengusap jilbab sang anak yang merebahkan kepalanya dibahu sang ayah.

"Itu ayah, tadi abang ngomong sendiri di garasi sambil ngelus-ngelus mobil putih yah, dedek serem lihatnyaa."

"Benar itu kak.?"

O R I O N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang