#31 - penyebab

29.1K 5.7K 421
                                    

Chanyeol udah duduk selama 20 menit tapi dia cuma mantengin Lay yang lagi main game di hp nya. Bego? Emang. Bukannya ngomong, malah bengong.

Lay diem aja. Main game lebih asik daripada liat muka Chanyeol sekarang.

Setelah diam-diaman hampir setengah jam, akhirnya Chanyeol menghela nafas dan bilang, "Lay,"

Lay mengalihkan mukanya dari layar hp menatap Chanyeol. "Hm?"

"Maaf, Lay." kata Chanyeol lagi.

Lay menaikkan alisnya.

"Gue nggak dengar apa yang lo bilang kemarin."

Lay meletakkan hp nya ke meja kecil di sebelah tempat tidurnya. Terus dia natap Chanyeol lama. Chanyeol menunduk kayak orang paling bersalah di dunia.

"Lo benar, Lay. Seharusnya gue lebih mentingin perasaan Rae. Seharusnya gue gak kayak gitu ke dia. Dan gue-" kalimat Chanyeol tergantung. Dia pengen banget bilang apa yang ada di dalam hatinya cuma dia agak takut.

"Gue...gue udah buat sakit lo kambuh lagi," lanjut Chanyeol makin menunduk.

Lay menghela nafas dan menepuk-nepuk bahu Chanyeol. "Udalah, gausah mikirin gue. Gue udah sehat kok."

"Tapi gue selalu nyusahin lo. Lo selalu nasehatin gue supaya gak melibatkan perasaan gue di keluarga, gue selalu buat lo pusing ngeliat tingkah gue, gue sebagai adek merasa bersalah sama lo, Lay.."

"Lo-Lo benar, gue...suka sama dia,"

Lay meninju pelan bahu Chanyeol. "Sekali lagi lo mewek kayak cewek gue tinju lo disini,"

Chanyeol menatap Lay. "Jadi gue harus apa Lay?"

Lay memutar matanya jengah. "Lo mau jengukin gue atau mau curhat sih, jing?"

Chanyeol diam. Lay tiba-tiba ketawa. "Ehahahaha, kok lo berubah, Yeol? Salah minum obat lo?"

"Ini nggak waktunya becanda, Lay. Gue serius sama dia,"

Lay menghela nafas. "Yeol, gue tau mendam rasa itu nggak nyaman. Tapi lo tau kan dia itu saudara kita? Kita harusnya saling menjaga, menyayangi. Jangan melibatkan perasaan lo sebagai cowo ke cewe. Lo boleh sayang sama dia sebagai saudara lo. Tapi ingat, Yeol." Lay menatap Chanyeol lurus-lurus.

"Nggak ada yang lebih indah dari keluarga."

Chanyeol terhenyak. Dia menelan salivanya. Nyelekit banget.

"Saran gue, lo ngomong sama dia. Ungkapin perasaan lo sama dia. Tapi, jangan pernah minta dia jadi milik lo," kata Lay lagi.

Chanyeol bergeming. Apakah dia sanggup melakukan itu disaat dia merasa jatuh cinta lagi?

***

"Pulang yuk," ajak Rae ke Kai. Mereka masih di rumah sakit. Dan sekarang berada di taman. Mereka sebenarnya pengen masuk tadi, cuma di dalem Chanyeol kayaknya serius banget ngomong sama Lay. Rae jadi gak enak kalo ngeganggu.

"Lah, jadi bang Lay gimana? Gak dijengukin?" tanya Kai.

"Bang Chanyeol belum pulang tuh kayanya,"

"Besok aja gimana?"

"Boleh."

Kai pun menarik tangan Rae keluar dari taman. Rae melihat tangan Kai yang menggenggam tangannya. Terasa pas. Rae nyaman bersama Kai. Namun cewek itu nggak tau mendeskripsikan perasaannya ini disebut apa.

"Kai.." cicit Rae pelan membuat langkah Kai berhenti dan menengok ke belakang.

"Kenapa Rae?"

"Kita jangan pulang dulu, ya. Ke kafe biasa bentar dulu, gimana?"

Brother Conflict × Exo12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang