"Kenapa matamu itu..??" tanya Pipo yang melihat Candy keluar dari kamarnya dengan mata yang bengkak, serta seragam sekolah yang tak sesuai dengan jadwal. Jika dilihat dari jadwal sekolah, hari Kamis seharusnya memakai seragam Batik Sekolah yang bermotif mega mendung itu. Tapi Candy malah seenaknya memakai seragam putih abu-abu, seolah tak akan ada guru yang menghakimi nya nanti.
Mau jadi apa negeri ini kedepannya. Jika penerus bangsa nya saja, tak pernah mau mengikuti aturan.
Yang pada dasarnya tata tertib itu dibuat untuk mendidik siswa dan siswi agar menjadi lebih baik dan disiplin. Bukan untuk dilanggar dan dianggap sebagai angin lalu."Dipipisin kecoa." jawab Candy asal.
Pipo mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan Candy yang tak masuk diakal itu. "Bagaimana pula kecoa bisa pipis dimatamu..??
"Tanya aja sendiri sama kecoanya." dengan wajah datar, Candy meninggalkan Pipo yang masih terpaku di depan kamar Candy.
Aroma nasi goreng kesukaan Candy mulai tercium dari arah dapur. Terlihat Bunbun yang tengah heboh memasukkan nasi goreng yang telah selesai ia masak, kedalam piring saji.
"Sekarang nasi gorengnya ditambahin apa lagi Bun..??"
"Ditambah Hati ampela sama Abon." jawab Bunbun sangat bersemangat.
"Wiiidiihh gimana lagi tuh rasanya..??" tanya Candy penasaran.
Bunbun ini kalau masak emang sukanya yang aneh-aneh. Kalau bahasa kerennya siih "Eksperimen". Tapi terkadang hasil yang didapat tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Niat ingin menambahkan cita rasa baru, yang ada malah semakin merusak rasa yang pernah ada *hadeuh*.
"Ini enak tauuu. Dijamin rasanya tuh menggelegar."
"Halah, palingan juga rasanya sama kaya nilai matematika Candy." sahut Candy.
"Kok disamain kaya nilai matematika kamu siih..??"
"Sama sama mengecewakan.." cecar Candy selanjutnya.
Bunbun tertawa saat mendengar ucapan Candy barusan. Anaknya yang satu ini memang tiada duanya, ya karna memang satu, jadi mana mungkin ada duanya.
Setelah selesai mengganggu Bunbun yang sedang asyik menyiapkan sarapan. Candy melangkah menuju meja makan yang letaknya masih didapur itu juga. Candy mendapati Pipo yang tengah asyik membaca koran.
"Lagi apaan siih Pip..??"
"Memangnya kau tak liat kalau Pipo sedang membaca."
Jawab Pipo tanpa mengalihkan pandangan nya dari koran yang ia baca.Tak lama kemudian, Bunbun datang menghampiri suami dan anak semata wayangnya dengan nasi goreng yang telah ia siapkan tadi.
"Waktunyaa sarapann." ucap Bunbun seraya menyimpan mangkuk berisi nasi goreng tadi, di tengah meja makan. Tanpa diberi aba-aba, Candy dan Pipo langsung menyerbu makanan itu. Dengan semangat, mereka mengambil piring dan mulai memasukkan sesendok nasi goreng buatan Bunbun kedalam mulutnya. Namun entah apa yang mereka rasakan, hingga pada suapan pertama, mereka berhenti mengunyah.
"Kenapa..?? Aneh lagi yaa rasanya. Yaudah maafin Bunbun deeh, nanti Bunbun belajar lagi buat yang enak." ucap Bunbun pasrah.
"Enaakk Bangeeeet." jawab Pipo dan Candy bersamaan.
Senyuman yang indah terukir di bibir Bunbun saat mendengar jawaban dari anak dan suaminya tadi. Dalam hati Bunbun bersorak girang. Kali ini eksperimen nya berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Second
Teen FictionSebuah kisah kenakalan anak remaja yang ingin mencoba untuk menaklukan dunia. Disudut kota Bandung yang tidak akan kamu tahu, tercipta '180 detik' percakapan sederhana yang membawa dua insan pada rumit dan sulitnya mempunyai perasaan satu sama lain...