6 bulan sudah berlalu. Duka itu perlahan memudar. Air mata kini telah berganti menjadi senyum kebahagiaan. Sekitar tiga puluh menit lagi, seorang gadis akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-18.
Ia kembali mematut bayangan dirinya di cermin. Gaun kuning sesuai dengan apa yang diinginkannya telah melekat sempurna di tubuhnya. Rambutnya di kepang indah. Polesan make-up sederhana mempercantik penampilannya. Serta sepatu kaca yang tidak terlalu tinggi, menopang tubuhnya.
Sesuai dengan apa yang ia minta. Candy menginginkan tema film disney pada ulangtahun nya kali ini. Mungkin kalian merasa heran dengan perubahan Candy. Pun dengan gadis itu. Entahlah, semenjak runtuyan tragedi yang begitu pahit di alaminya. Ia menjelma menjadi sosok wanita yang sesungguhnya. Bahkan ia meninggalkan hal yang sangat dirinya sukai. Yaitu sepatu roda.
Namun, Candy tetaplah Candy. Gadis sederhana yang apa adanya dan kadang telat dalam hal berfikir. Ia hanya ingin keluar dari kenangan pahit yang sudah di rasakannya. Ia tak ingin lagi bergelut dengan masa lalu yang hanya akan membuka luka dalam untuknya.
"Cantiknya anak Bunbun."
Candy menoleh ke belakang dan mendapati Bunbun yang sedang mengusap kedua bahunya. "Terimakasih, Bun."
"Jangan sedih lagi yaa. Bunbun ingin kamu bahagia. Kamu teh kan anak Bunbun satu-satunya. Bunbun sayang sama kamu."
Candy membalas pelukan Bunbun tak kalah erat. Wajah keduanya terlihat serupa. Bunbun memakai kostum snow white seperti apa yang beliau mau. Padahal sebelumnya Candy menyuruh Bunbun untuk memakai kostum peri jahat. Tapi Bunbun malah mencebik dan mengurung diri di kamar seharian. Ada-ada saja memang keluarga ini.
"Ayok. Kita keluar. Temen-temen kamu sudah menunggu."
Candy mengangguk sembari tersenyum. Ia melangkah keluar dari kamarnya bersama sang Bunda untuk menghampiri para tamu.
***
"Waah, Dy. Beda banget lo sumpah. Pake kostum belle kayak gitu lo keliatan cantik." puji Galih yang disambut cibiran dari Candy.
"Ahh elo, Gal. Bisa aja fitnah nya."Aris tertawa. "Tapi emang bener, Dy. Lo keren pake itu."
"Hehe, thanks yaa."
Obrolan mereka terhenti karna seseorang menginterupsi. Utay datang dengan penampilannya bak pangeran dalam film barbie. Membuat semua orang yang ada disitu menelan ludahnya kelu.
"Lo Utay kan..?? Bukan pangeran william kan..??" Aris menunjuk Utay dengan telunjuk lentiknya. Matanya tak henti menatap lelaki sesama jenisnya.
"Loh, Reza. Katanya kamu gak bisa datang. Ngeselin banget siih." Candy mendekap kedua tangannya di dada. Sekarang Candy memang lebih senang memanggil Utay dengan sebutan Reza. Panggilan 'Utay' sendiri dibuat oleh ANTERLED dulu. Ketika lelaki itu menjadi ketua genk nya. Jadi Candy ingin merubah nama panggilan Utay menjadi Reza.
Reza atau Utay tersenyum kearah Candy. "Hehe, maaf yaa. Kan ceritanya surprise."
Mata bulat besar Candy mendelik sebal. "Terserah aja deeh."
Utay yang gemas lantas mengacak poni samping Candy. Membuat gadis itu memekik. "Ini rambut aku dibuatnya 2 jam loh. Kamu seenak jidat banget ngerusakin."
"Yaelah. Lebay amat, Dy." cibir Utay.
"Gue yang jomblo bisa apa. Hiks." Galih menggigit telunjuknya.
Aris lantas memukul kepala sahabatnya itu. "Lo nggak pantes so imut gitu, Gal."
Mereka tertawa. Seketika tawa mereka terhenti ketika seseorang hadir di hadapan mereka. "Fahri.." gumam Candy.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Second
Teen FictionSebuah kisah kenakalan anak remaja yang ingin mencoba untuk menaklukan dunia. Disudut kota Bandung yang tidak akan kamu tahu, tercipta '180 detik' percakapan sederhana yang membawa dua insan pada rumit dan sulitnya mempunyai perasaan satu sama lain...