"Aduh, Pi. Gimana atuh. Sudah jam 9 malam Candy belum pulang. Tadi dia bilang sama Bunbun mau ke rumah Fahri, tapi sampai sekarang belum pulang." Ucap Bunbun diiringi airmata yang mengalir.
Pipo mengusap lembut bahu Bunbun. Mencoba memberi ketenangan pada istrinya itu. "Tenanglah dulu. Kita sedang berusaha. Teman-temannya sudah kau hubungi..??"
"Sudah. Mereka sedang mencari Candy."
Ketukan pintu menginterupsi Bunbun dan Pipo. Mereka melangkah menuju pintu. Berharap putri kesayangannya pulang.
"Candy masih gak ada, Bun." ucap Rendi pada Bunbun. Galih dan Aris yang berdiri dibelakang nya juga mengatakan hal yang sama. Mereka berpencar mencari Candy. Namun, gadis itu tak dapat ditemukan.
"Assalamualaikum. Ini ada apa. Kok rame-rame begini." Utay yang baru datang lantas menautkan alisnya ketika mendapati banyak orang di rumah Candy.
Pipo langsung menghampiri Utay. "Nah, bukannya kau yang sering mengantar jemput si Candy..??"
"Iya. Memangnya kenapa...??"
"Candy belum pulang, Utay. Kita udah nyari tapi gak ketemu." Timpal Galih.
"HAH.?! KOK BISA..??" teriak Utay kaget.
"Jadi kau pun tak tahu keberadaan anak ku..??"
Utay menggeleng.
Bunbun kembali menangis sembari memukul dada Pipo. "Pi, gimana ini. Anak kita hilang."
Utay berfikir sejenak. Ia mengutuk dirinya sendiri ketika menyadari sesuatu. "Jangan-jangan Candy---"
"Jangan-jangan apa..??" buru Pipo tak sabaran.
"Jangan-jangan Candy nyamperin Fahri ke markas BLACKROSE."
"BLACKROSE..??" pekik Rendi, Aris, dan Galih bersamaan. Mereka juga mengetahui tentang genk itu.
"Iya. Tadi siang Erik nyamperin gue dan bilang kalau malam ini mereka akan mengadakan pesta di markasnya. Bersama Fahri. Bahkan Fahri yang beli segala keperluannya." jelas Utay.
Nafas Rendi memburu menahan amarah yang sudah ingin ia keluarkan. "Lo kasih tahu Candy markas mereka.??"
"I--- Iya. Gue gak tahu kalau Candy bakal nyusul dan---"
"Bodoh lo, Utay." Galih medekati Utay dengan kepalan tangannya. Untunglah, masih bisa dilerai oleh Pipo dan Bunbun.
"Udah. Gak usah berantem. Bukan saatnya. Sekarang kita harus susul Candy sebelum terlambat." ucap Aris yang diberi persetujuan oleh teman-temannya serta Bunbun dan Pipo.
***
Candy mengendap melalui semak belukar. Bagaimana pun ia telah berjanji untuk membawa Fahri pulang. Akhirnya ia sampai disebuah bangunan tua yang terdapat banyak coretan. Setelah berhasil menipu Utay hingga lelaki itu memberikan alamat markas ini. Tanpa memikirkan resiko yang terjadi, Candy datang kesini.
Ia melangkah perlahan sembari membuka pintu. Ia kembali mengendap untuk mencari sosok yang ia pikirkan. Dan disanalah. Disana Candy merasa dunia berputar 180 derajat kebawah.
Fahri sedang tertawa bersama teman-temannya dengan lintingan obat haram yang ia genggam. Candy langsung menghampiri lelaki itu lalu menampar wajahnya dengan keras.
"Ibu lo sakit dan lo berpesta disini."
Fahri bangkit lalu balik menampar Candy. Serbuk haram itu ternyata sudah mempengaruhi tubuhnya. "Siapa lo berani atur-atur gue.?"
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Second
Teen FictionSebuah kisah kenakalan anak remaja yang ingin mencoba untuk menaklukan dunia. Disudut kota Bandung yang tidak akan kamu tahu, tercipta '180 detik' percakapan sederhana yang membawa dua insan pada rumit dan sulitnya mempunyai perasaan satu sama lain...