"Gue belum telfon Aris.!!" akhirnya setelah lama bungkam, Candy mau membuka percakapan diantara mereka.
"Pake handpone saya aja." jawab Fahri seraya memberikan handpone nya pada Candy.
"Emang lo punya kontak nya Aris..??" tanya Candy penasaran.
"Ada."
"Dapet darimana lo..??"
"Grup kelas. Ada yang mau ditanyain lagi..??" Fahri bertanya
"Ada."
Mendapat jawaban dari Candy, Fahri langsung memutar bola matanya malas. "Apa..??"
"Kenapa tadi lo nolongin gue..?? Temen teme gue aja, malah asyik ngetawain gue."
"Gatau, saya hanya merasa tidak enak saat melihat kamu diperlakukan seperti tadi." kata-kata itu meluncur dengan sendirinya dari mulut Fahri. Sekejap, Fahri memejamkan matanya, merutuki dirinya sendiri atas ucapan yang baru saja dia ungkapkan. Ahh, Fahri merasa canggung sekarang.
Seketika Candy larut dalam fikirannya, mencerna setiap kalimat yang baru saja diucapkan Fahri.
Apa dia peduli sama gue..??
Batin Candy penuh tanda tanya.Tentang keberadaan Fahri yang tiba-tiba datang menolong Candy.
Sebenarnya saat ia hendak pulang, Fahri melihat segerombolan murid yang tengah berkumpul dekat lapang, dan betapa terkejut nya Fahri saat mendapati Candy yang sedang menaiki pohon jambu yang ukurannya cukup tinggi. Dalam hati Fahri mencemaskan keadaan Candy. Tatkala kecemasan itu terbukti dengan robek nya rok belakang Candy dihadapan banyak orang. Fahri melihat Candy hanya bisa terpaku dihadapan orang-orang yang menertawainya dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, menahan tangis agar tak terlihat lemah dihadapan banyak orang.Tanpa berfikir lebih lama lagi, Fahri langsung membuka jaket tebalnya, menutupi pinggang Candy dan membawanya pergi. Sebetulnya saat kejadian itu berlangsung. Baik Rendi, Galih maupun Aris hendak menolong Candy. Namun mereka kalah cepat dengan pergerakan Fahri.
"Halo Ris.." sapa Candy pada Aris dalam telepon.
"FAHRI, sejak kapan suara lo jadi feminim kaya gini..??" sahut Aris diseberang sana.
"Gue Candy, gila!!" ketus Candy.
"Yaampun Dy. Lo kemana aja siih..?? Kita nyariin lo. Gimana rok lo udah baikan blm..??"
"Lo kok malah nanyain kabar rok gue..?? Bukan kabar gue nya..??" Candy mendengus kesal. Fahri yang mendengar percakapan mereka, hanya bisa terkekeh kecil.
"Yaelah lo mah kagak usah ditanyain. Gue yakin lo pasti baik baik aja."
"Terserah lu, dah. Lo masih disekolah gak..?? Tolong bawain tas sama motor gue yaa. Kuncinya gue simpen di tempat pensil. Terus liatin handpone gue didalem tas. Masih ada apa kagak."
"Tanpa perlu lo suruh, gue udah ngelakuin itu semua. Motor lo gue jual, terus tas lo gue buang ke kali." jelas Aris yang membuat Candy kaget setengah mati.
"Heh..!! Kalau sampe lo ngelakuin itu, gue sumpahin cacingan Lo!!"
"Tenang aja napa, gue bercanda. Motor sama tas lo udah gue anterin ke rumah lo. Handpone lo juga ada kok. Terus Bunbun nanyain, lo nya kemana..??"
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Second
Teen FictionSebuah kisah kenakalan anak remaja yang ingin mencoba untuk menaklukan dunia. Disudut kota Bandung yang tidak akan kamu tahu, tercipta '180 detik' percakapan sederhana yang membawa dua insan pada rumit dan sulitnya mempunyai perasaan satu sama lain...