Perlahan namun pasti,
Gue mulai berjalan memasuki Cafe ini. Nuansa santai namun mewah sangat terasa disetiap ruangannya.Hingga pada akhirnya langkah gue terhenti,
Saat menemukan apa yang dicari.
Laki laki tadi kini sedang terduduk di salah satu kursi dekat panggung Live Musik."Ada apa...??" ucap cowok itu langsung membalikkan posisi tubuhnya menghadap gue.
Belum juga gue ngagetin dia. Dia malah ngagetin gue duluan."Gini. Saya mau minta maaf karna udah marah marah sama kamu tadi di depan. Mungkin saya salah orang. Sekali lagi saya benar benar minta maaf." ucap gue ke dia.
"Ohh itu. Iya ga apa apa. Lain kali kamu jangan asal tuduh orang yaa." ucap bijak dari laki laki itu.
"Eehmmmmm Bos eh Pak atau Om......" gue kebingungan harus manggil dia apa.
"Panggil aja saya Angga. Ini kartu nama saya." ucapannya sembari memberikan kartu namanya.
Disitu terpampang jelas nama lengkap dia, Erlangga
Putra Yudhistira sebagai pemilik yang sah dari Cafe ini."Sebenernya siih saya kesini bukan mau minta maaf aja. Saya kesini berniat jadi talent Live Musik. Soalnya tadi kata satpam di depan, disini lagi cari talent buat Live Musik." jelas gue panjang lebar.
Angga menanggapi penjelasan gue dengan sangat serius. Jika dilihat dari sikap dan penampilannya, dia memang berbeda dengan cowok aneh yang waktu itu.
Angga dengan gaya bahasanya yang baku terlihat sangat dewasa dan bijaksana, selain itu penampilannya yang rapih juga sangat mengesankan. Beda halnya dengan si Aneh yang berpakaian tebal dan tertutup memberi kesan misterius pada dirinya.
Hanya saja postur tubuh dari kedua orang itu sangat mirip.Saat akan menanggapi penjelasan dari gue, tiba tiba saja handpone nya berdering menandakan ada informasi penting. Dengan cepat dan sigap Angga mengangkat telfon yang entah dari siapa.
"Hallo."
"...."
"Iya baik pak. Saya akan segera kesana."
"...."
"Terima kasih atas informasinya."
Setelah selesai bertukar informasi dengan seseorang melalui telfon. Dia langsung berbicara dengan gue yang sedari tadi cuma berdiri sambil melongo di pinggir dia.
"Maaf nama kamu siapa?" tanya dia.
"Cindy Putri Almirania, tapi kalau kepanjangan panggil aja Candy." ucap gue sambil berjabat tangan dengannya.
"Ok Candy. Saya apresiasi niat baik kamu untuk bergabung dengan Live Musik di Cafe saya ini, tapi maaf sekarang ada keperluan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan." ucapnya
"Ohh gitu, jadi gimana dong?" tanya gue khawatir.
"Kamu bicarakan saja bersama adik saya. Kebetulan dia yang mengusulkan acara Live Musik di Cafe ini. Sebentar lagi dia akan segera datang." jelas dia.
"Ohh iya." jawab gue singkat.
Tak lama setelah itu....
"Naaahh itu dia datang." katanya sembari menunjuk seseorang.
Betapa terkejutnya gue saat melihat orang yang ditunjuk oleh Angga. Dia adalah seorang pria yang memakai jaket tebal dan dengan topi yang menutupi wajahnya.
"Heiii..." kata Angga memanggil orang itu.
Orang itu mulai berjalan mengahampiri gue dan Angga. Dan saat ini, dia tepat berada di hadapan gue.
"Candy, Perkenalkan ini Fahri, adik saya. Dia yang akan mengatur tentang Live Musik. Kamu bicarakan aja sama dia." ucap Angga ke gue.
"Ini Candy. Katanya dia mau jadi talent Live Musik disini. Kamu atur aja,semua kakak serahin sama kamu. Ohh iya ini kamera kamu tadi ketinggalan di halaman belakang." ucap Angga pada laki laki itu sembari memberikan kamera padanya.
Jadi kamera yang dipegang Angga sedari tadi adalah miliknya...??
Berarti dia...??
Ga mungkin salah lagi. Dia adalah cowok yang waktu itu."Haaii Fahri. Gak nyangka yaa kita bisa ketemu lagi. Kadang dunia sesempit lubang serangga." ucap gue ke Fahri, saat Angga telah pamit pergi.
Tak ada sepatah kata pun yang dia ucapkan. Dia berlalu dari hadapan gue gitu aja. Dengan cepat gue langsung mengejarnya dengan sepatu roda yang sedari tadi melekat di kaki gue.
"Heii mau kemana, tunggu..." teriakan gue yang tak dihiraukan oleh Fahri.
Dia hendak memasuki toilet pria. Namun gue tetap mengejarnya hingga gue berhasil menarik tangannya sebelum dia masuk ke dalam tolilet itu.
"Dengerin dulu gue sebentar." ucap gue terengah engah
Dia berusaha melepaskan pegangan tangan gue. Sampai dia berhasil terlepas dan berlalu memasuki toilet. Tapi lagi lagi gue mencegahnya, namun sayang, kali ini saat gue udah sampai di depan pintu toilet dia langsung menutupnya dengan sangat keras hingga membuat kening gue dicium oleh daun pintu yang kasar dan badan gue tersungkur ke lantai.
"Aaaawwwww..."
Saat gue mendongakkan kepala keatas, terlihat sebuah tangan terulur kehadapan gue seperti hendak memberi bantuan. Fahri..!! Ternyata dia masih punya hati buat nolong gue.Gue jabat uluran tangannya dan dia bantu gue untuk berdiri hingga wajah kami saling berdekatan hampir tak ada jarak. Seketika gue dapat melihat wajahnya dengan begitu jelas. Ada sedikit bekas jaitan di atas pelipisnya yang tertutup oleh topinya.
Gatau kenapa saat melihat wajahnya, gue merasa udah gak asing lagi. Dia seakan mengingatkan gue tentang seseorang dimasa lalu.
Cukup lama gue menatap mata legam miliknya, dia langsung mendorong gue kebelakang tanpa berucap satu kata pun."Kasih gue waktu buat ngomong sama lo. 10 menit aja." ucap gue penuh harap.
"Kelamaan." kata pertama yang ia ucap.
"Ok. 5 menit" negoisasi gue.
"180 detik." tawar Fahri.
"180 detik...?? Waahh parah lu." protes gue.
"180 detik atau enggak sama sekali." tawaran terakhir dia.
"Ok. Jadi gue kesini karna............" ucap gue yang keburu dipotong sama dia.
"Waktu habis." ucap dia sembari berlalu pergi dari hadapan gue.
Dia seakan gak peduli dengan gue yang menyimpan harapan besar padanya. Dia ninggalin gue sendiri di Tolilet Pria tanpa rasa bersalah.
Untung aja dari tadi toilet kosong."Brengsek." ucap gue kesel sambil menendang keras salah satu pintu toilet.
"Wooyy siapa tuh diluar. Berisik, gue lagi boker nih." teriak seseorang dari dalam toilet.
Ternyata ada orang didalem toilet. Tanpa gue hiraukan teriakan orang itu, gue langsung pergi berjalan keluar, sambil iseng matiin lampu. Hingga orang itu berteriak lagi...
" Woyy nyalain lampunya goblok." teriak orang itu yang ke 2 kalinya.
➡4
*******
Terus penasaran sama ceritanya yaa...
Vomment nya jugah gaess...
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Second
Novela JuvenilSebuah kisah kenakalan anak remaja yang ingin mencoba untuk menaklukan dunia. Disudut kota Bandung yang tidak akan kamu tahu, tercipta '180 detik' percakapan sederhana yang membawa dua insan pada rumit dan sulitnya mempunyai perasaan satu sama lain...