Syazlin . Tolong saya . Syazlin .
" Tak . Park Goon . Park Goon . " Muka aku berkerut sakan . Aku menggeleng laju , sambil tangan meracau-racau di udara .
Saya sakit . Syazlin.
" Park Goon ! " Badan aku terus terduduk secara mengejut . Peluh di dahi aku abaikan .
Mimpi tadi seperti sedang beri petunjuk pada aku . Seakan perkara buruk bakal berlaku . Cuma bukan pada aku , tapi pada Park Goon . Suara dia yang meminta tolong aku seakan-akan dia benar-benar dalam kesusahan . Ia bagaikan kejadian realiti .
Telefon pintar di bawah bantal , aku ambil . Ikon kenalan aku tekan . Tangan aku mula menaip-naip nama Park Goon di ruangan search . Kemudian , telefon pintar itu aku lekapkan ke telinga .
" Tolonglah angkat . Tolonglah . " Suara aku mula kedengaran seperti sedang merayu . Ibu jari aku gigit perlahan , menandakan hati aku sedang dalam kerisauan .
" Nombor yang anda dail tiada dalam perkhidmatan . Sila hubungi sebentar lagi . "
Beberapa kali juga aku cuba menghubungi Park Goon , namun semuanya sia-sia apabila suara yang aku nanti-nantikan tidak menjawab panggilan aku . Malah suara robot perkhidmatan yang menjawab . Makin menjadi-jadi risau aku dibuatnya .
" Alin . Alin . " Tubuh Alin yang sedang enak diulit mimpi di sebelah katil aku , aku sentuh perlahan .
" Apa ? " Jawabnya dalam keadaan yang mamai . Matanya ditenyeh beberapa kali .
" Aku nak pinjam tudung sarung kau boleh ? " Pinta aku dengan tergesa-gesa .
" Nak buat apa ? " Wajah aku dia pandang hairan .
" A-Aku nak keluar . " Gagap aku menjawab . Aku bukannya apa . Aku cuma takut Alin tak izinkan aku keluar dari hotel ini . Lagi-lagi pada waktu lewat malam seperti ini .
" Haa ?! Pergi mana ? " Jam dinding dia pandang sekilas . " Ya Allah Syaz . Dah pukul 2 pagi dah ini . Kau nak pergi mana malam-malam macam ini ? " Soalnya , mendapatkan kepastian .
" Aku nak pergi rumah Park Goon . " Terkulat-kulat aku menjawab . Wajahnya dipandang sekilas , sebelum menunduk memandang lantai .
" Apa ?! Kau dah gila ke apa ?! Bahayalah Syaz kau keluar malam - malam ini . Kau manalah tahu jalan dekat Seoul ini . Kalau kau sesat macam mana ? Dan kalau kau kena kacau dengan lelaki - lelaki mabuk macam mana ? Bahayalah . Dah . Tak payah mengada nak pergi rumah dia . " Belum sempat aku cakap apa-apa , Alin terlebih dahulu mengambil selimutnya yang terjatuh di lantai , lalu perlahan-lahan tubuhnya dibaringkan di atas katil .
Aku duduk di atas katilnya . " Alin . Bagilah aku pinjam . Urgent ini . " Lengannya digoncang beberapa kali .
" Kau nak buat apa pergi rumah dia ? " Tanya dia dalam nada yang menjengkelkan . Wajah dia aku pandang simpati .
" A-Aku tak sedap hatilah Alin . Aku mimpi Park Goon dalam bahaya . D-Dia macam tahan sakit . " Jelas aku dengan riak yang risau .
" Perasaan kau sajalah itu . " Dia membuat kesimpulan . Baru berura-ura untuk menyambung tidur , aku lebih pantas menahan badannya .
" Tak . Aku memang pasti dia tengah tahan sakit sekarang . Tolonglah Alin . " Aku cuba untuk pujuk hati Alin yang keras itu . Wajah aku dia pandang sekilas .
" Please . "
***********
Ting . Tong . Ting . Tong
Loceng pintu apartment Park Goon aku tekan berkali-kali . Tak cukup dengan itu , pintunya turut aku ketuk bertalu-talu .
" Park Goon . Awak ada dekat dalam ke ? Park Goon . Bukalah pintu ini . " Jerit aku berkali-kali . Hati aku mula dipagut risau apabila Park Goon langsung tidak buka pintu . Malah suaranya juga aku tidak kedengaran .
YOU ARE READING
Si Cik Pemimpi
Novela JuvenilTiada siapa yang menyangka , bahawa watak imaginasi itu juga adalah hidup . Begitu juga dia . Tak pernah dibayangkan seumur hidupnya lelaki ciptaannya akan benar-benar muncul di hadapan matanya . " Selama ini , saya percayakan yang awak memang wuju...