41

13 0 0
                                    

Aku tersentak dari mimpi ngeri yang panjang . Jantung aku berdegup dengan pantas . Seakan mimpi tadi benar-benar sedang berlaku . Aku perhatikan tubuh badan ; untuk pastikan kondisi tubuh aku macam mana . Mungkin tadi adalah perkara yang benar-benar berlaku ,dan kemungkinan untuk aku betul - betul ditimpa kemalangan juga tinggi , tapi bila anggota badan aku cukup semuanya , tanpa ada satu pun yang cacat , aku pasti yang tadi hanyalah mimpi . Aku menghembus nafas lega . Sekurang-kurangnya aku selamat . Dan- erm sekurang-kurangnya Park Goon masih hidup .

Keadaan sekeliling aku perhatikan .Mata aku masih berterusan perhatikan keadaan manakala otak aku mencerna semula maklumat yang baru diterima . Tapi pandangan terus jatuh pada Alin yang sedang berdiri tegak sambil matanya menatap wajah aku dengan dahinya berkerut seribu . Di tangannya terdapat beberapa pek makanan ringan dan secawan air-  sejak bila Alin minum kopi ?

Alin menghampiri aku , lalu duduk di sofa ; berhadapan dengan aku . " Kau okey tak ? Asal tiba - tiba bangun macam itu ? " Soalnya . Satu pek makanan ringan dia ambil , lalu dikoyakkan plastik atasnya .

Aku betulkan rambut  yang telah terurai daripada ikatan getah rambut disebabkan tidur aku yang boleh kata agak ganas . "  Aku daripada tadi memang dekat sini ke ? Tak pergi mana-mana ? " Soal aku pada Alin . Wajahnya aku tatap penuh harapan .

" Kau daripada tadi tidur dekat situ . Tak pergi mana-mana pun . Kalau setakat gerak-gerak sikit itu adalah . " Aku mengangguk faham . Lega hati aku bila dengar yang semua ini hanya mimpi . " Oh iya .Tapi kau ada senyum dalam tidur tadi . Banyak kali pula itu . "  Sambung Alin lagi tanpa pandang wajah aku . Matanya sepenuhnya difokuskan pada televisyen .

Aku pandang Alin . " Aku senyum ? " Soal aku semula .

Alin mengangguk , menjawab pertanyaan aku . " Iya . Kejap kau senyum , kejap kau monyok . Lepas itu senyum balik . Tak lama lepas itu , monyok balik . Kau mimpi apa haa ? " Kali ini , dia soalkan soalannya pada aku sambil matanya tepat pandang wajah aku .

Aku menarik senyum kekok . Apa aku perlu beritahunya tentang mimpi aku tadi ?

Ah tak boleh . Aku tak boleh beritahunya . Nanti dia ingat aku masih sukakan lelaki sepet itu lagi . Lebih baik aku diamkan sahaja mimpi itu . Lagipula , mimpi itu tidak begitu penting sampai boleh mempengaruhi hidup aku .

Tapi bila aku imbas kembali mimpi-mimpi tadi , aku dapat rasakan yang mimpi tadi seakan beri petanda kepada aku . Petanda tentang satu bahaya yang akan menimpa aku , atau menimpa Park Goon , atau menimpa aku dan Park Goon sekaligus .

Tak . Tak . Syazlin . Itu cuma mimpi . Hanya sekadar mimpi . Mimpi itu kan mainan syaitan . Jangan terlalu percayakan mimpi itu . Lagipun , kau bukannya jenis yang bermimpi realiti . Mimpi - mimpi kau selama ini tak pernah jadi kenyataan . Kemungkinan untuk mimpi ini jadi realiti juga sedikit . Sudah . Jangan fikirkan tentangnya lagi .

" Oh ya . Lupa nak cakap dekat kau . " Lamunan aku terhenti bila Alin memanggil nama aku . Wajahnya aku pandang . " Dalam peti ais ada Jjajangmyeon . Asli dari Korea tahu . Aku ada rasa tadi . Serius sedap gila . " Puji Alin .

Aku mengerutkan dahi aku . " Siapa yang bagi ? " Soal aku untuk dapatkan kepastian .

" Tadi Pa- "

Pantas , aku memotong percakapannya . " Park Goon ? " Soal aku tidak sabar . Wajah aku , Alin pandang . Aku tak tahu apa yang dia sedang fikirkan , tapi melalui pandangannya , aku tahu yang Alin seakan sedang beritahu aku , kenapa kau sebut nama Park Goon ?

" Bukan Park Goon . Tapi Pao Ming . " Mendengarkan jawapannya , sedikit sebanyak hati aku dipagut rasa kecewa . Aku menundukkan wajah aku ke lantai . Hidung aku yang sudah mula berair , aku kesat dengan belakang tapak tangan aku . " Kenapa kau ingat Park Goon yang bagi ? Bukan . Kenapa kau masih ingatkan dia ? " Soal Alin tanpa selindung .

Si Cik PemimpiWhere stories live. Discover now