31

5 1 0
                                    

Kelajuan motorsikal aku tingkatkan bila aku rasakan yang aku bawa dalam kelajuan yang perlahan . Jam tangan yang aku pakai di pergelangan kiri aku memandangkan aku ini jenis yang kidal , aku pandang sekilas . 11.42 P.M. Masih sempat untuk kejar Syazlin .

Bila aku sudah sampai di persimpangan untuk ke Lapangan Terbang Antarabangsa Gimpo , cepat-cepat aku membelok ke kiri untuk ke tempat parkir . Motorsikal aku berhentikan di kawasan parkir bagi motorsikal , lalu dengan pantas kaki aku berlari ke lobi lapangan terbang yang utama di Korea itu .

Telefon pintar dalam poket , aku ambil seraya menekan ikon kenalan . Nombor telefon Syazlin aku tekan sebelum melekapkan ke telinga kanan aku sementara kaki aku masih berjalan ke hulur-hilir untuk mencari Syazlin .

" Tolonglah angkat . Tolonglah . " Monolog aku sendirian bila panggilan aku tidak disambut oleh Syazlin . Beberapa kali juga aku cuba telefon Syazlin , tapi setiap kali itu jugalah mel suara akan menyambut panggilan aku . Dan akhirnya , aku mengangkat bendera putih .

Hampir satu jam aku berjalan ke sana sini tanpa tujuan . Semuanya hanya semata-mata untuk cari Syazlin , gadis yang aku sayang . Aku janji , kalau aku jumpa dia , aku akan minta maaf dengan dia . Dan yang paling penting , aku akan merayu dengannya supaya sentiasa ada dekat sisi aku untuk selamanya . Maksud aku , aku akan lamar dia .

Aku tahu lamaran itu terlalu cepat dan sudah semestinya agak keterlaluan . Iyalah . Hubungan aku tak sampai 14 hari pun . Sudah pasti ia amatlah tidak masuk dek akal . Tapi percayalah , semua ini memang benar-benar akan berlaku . Malah aku sudah habiskan gaji aku selama 2 bulan untuk beli cincin dan semestinya untuk melamar Syazlin . Aku fikirkan , aku akan menyunting gadis itu untuk jadi tunang aku bila aku hantar dia ke Lapangan Terbang esok . Iyalah . Melutut di tengah - tengah lapangan terbang , lalu lafazkan ' Mungkin bagi awak , semua ini gila . Tapi percayalah , saya betul-betul sayangkan awak . Sebab itu saya berani nak jadikan awak sebagai isteri saya . Sebab saya percaya awak mampu bahagiakan saya sepanjang saya hidup ' . Lihatlah . Dialog untuk melamar Syazlin juga sudah aku siapkan .

Cuma itulah . Semuanya tidak berjalan dengan lancar mengikut perancangan yang aku buat . Kalau bukan sebab amarah aku yang keterlaluan , sudah pasti semua ini takkan berlaku . Kalaulah aku benarkan Syazlin untuk jelaskan perkara yang sebenar-benarnya pada aku . Kalaulah aku percayakan kata-katanya dari awal lagi . Kalaulah aku tidak menuduhnya ada hubungan dengan Danny . Dan kalaulah aku tidak memaki hamunnya dengan begitu teruk . Aku jamin , semua ini takkan berlaku . Aku jamin yang Syazlin takkan pulang ke Malaysia dengan tergesa-gesa . Dan yang paling aku jamin , hubungan aku dan Syazlin takkan hancur macam ini saja . Ya tuhan . Menyesalnya aku .

Berbalik kepada pencarian aku untuk mencari Syazlin tadi , tanpa aku sedar yang waktu sudah menginjak ke angka 1 . Jantungku berdegup laju seiring larianku mencari bahagian departure . Berharap aku masih sempat menemui Syazlin . Aku perlu jelaskan segala-galanya .

Dalam kalut mencari Syazlin di celah-celah orang ramai , tak disangka aku ternampak Razlin yang baru keluar dari tandas . Aku menarik nafas dalam . Aku berjalan menuju ke arah Razlin yang sedang mencari sesuatu di dalam tas tangannya .

" Razlin . " Jerit aku dengan niat untuk memanggilnya . Tapi bila rakan baik Syazlin itu melihat wajah aku , cepat-cepat dia menjauhkan diri dia dari aku .

Melihatkan caranya seperti itu , aku turut melajukan langkah aku untuk mengejarnya . Bila jarak aku dan gadis itu tidak terlalu jauh , aku memintas gadis itu lalu berdiri di hadapannya seraya mendepangkan kedua tangan aku di hadapannya . Wajahnya tampak terkejut dengan kehadiran aku .

" Mana Syazlin ? " Tanpa soal selindung , aku bertanyakan keberadaan gadis kesayangan aku itu pada Razlin . Wajah aku , Razlin pandang sekilas sebelum berura-ura untuk beredar dari situ . Namun aku lebih pantas mengambil tas tangannya yang disangkutkan pada bahunya .

Si Cik PemimpiWhere stories live. Discover now