" Syaz . Kau okey ? " Tanya aku pada Syazlin yang sedang baring mengiring di atas sofa . Di tangannya , terdapat beberapa pek besar makanan ringan yang kami bawa dari Malaysia . Mulutnya dari tadi tidak berhenti mengunyah . Sampai aku yang tengok ini pun seksa . Dia tak penat mengunyah ke ?
" Okey . " Jawab gadis itu tanpa pandang aku memandangkan matanya terlalu ralit menonton drama Suspicious Partner yang ditayangkan di televisyen .
" Kau tengah patah hati ke ? " Teka aku bila Syazlin berterusan tidak mengendahkan aku . Wajah aku dia pandang sekilas , lalu halakan semula pada televisyen di hadapannya .
" Tak adalah . Tak ada sebab nak patah hati . "
" Iya ? Asal sejak kau balik dari temu janji kau dengan Park Goon , aku tengok perangai kau lain macam . Yang aku tahu , kau tak suka makan . Lagi - lagi makanan ringan macam ini . Kau pek yang kecil itu pun susah nak habiskan . Tapi sekarang , 2 pek makanan ringan yang besar kau boleh habiskan . Bukan itu saja , selama ini kau mana pernah berenggang dengan telefon kau . Ini mana telefon kau ? Dalam bilik kan ? Dari tadi aku tengok bunyi saja . Entah - entah Park Goon telefon . Pergilah tengok . " Panjang lebar aku membebel . Itulah . Siapa suruh aku mulakan bebelan aku ? Tak pasal - pasal kena tadah telinga dengar bebelan aku .
" Aku laparlah . Sebab itu aku makan . Pasal telefon itu , aku malas nak pegang telefon hari ini . Aku nak tengok drama saja hari ini . " Jawab Syazlin untuk bela diri dia . Wajah bersahaja dia , aku jeling . Kalau tak pandai tipu itu , buatlah macam mana pun , tetap akan terbongkar juga .
" Kau baru saja makan maggi pagi tadi . Bukan satu paket tahu . Dua paket kau makan . Yang besar pula itu . Jangan jadikan aku laparlah kau itu sebagai alasan . Dah lapuk . "
" Ish . Iyalah . Iyalah . Aku cerita . " Alah Syazlin bila aku berterusan desak dia supaya luahkan segala - galanya pada aku . Posisinya yang sedang baring tadi , terus ditukar kepada posisi duduk . Bantal kecil di sebelahnya , dia ambil lalu dipeluk .
" Aku gaduh dengan Park Goon . " Jujur Syazlin . Wajahnya ditundukkan ke lantai .
" Sebab ? "
" Entah . Dia itu suka kawal hidup aku tahu tak ! Aku mana suka . Rimaslah . " Marah Syazlin sambil menumbuk - numbuk bantal kecil di pelukannya . Wajahnya tampak yang dia sedang bengang .
" Biasalah macam itu . Mesti Park Goon ada sebab kenapa dia buat macam itu . Kau pun kenal Park Goon kau- "
" Tak . Dia bukan Park Goon aku . Park Goon aku tak kejam macam itu . " Bidasnya sambil menggeleng - gelengkan kepala beberapa kali .
" Syaz . Kau dengan dia baru saja mula nak rapat . Tapi , tiba - tiba jadi macam ini . Kau tak kisah ? "
" Aku lebih rela makan sayur bermangkuk - mangkuk daripada terus ada hubungan dengan dia . " Bongkak Syazlin utarakan ayat yang aku rasakan bukannya datang dari hati kecilnya . Mungkin gadis itu sedang cuba untuk tutup kesedihannya dengan satu perkara , iaitu ego .
" Kau serius tak menyesal ? " Teka aku sekali lagi . Sengaja aku buat seperti itu untuk lembutkan hati Syazlin .
" Tak . Aku tak menyesal . " Dalih Syazlin lagi sambil matanya dihalakan semula pada televisyen . Tak nak bongkar rahsialah itu .
Punggung aku angkat dari sofa , lalu aku duduk di sebelah Syazlin . Mula - mula Syazlin pandang muka aku dengan pelik . Iyalah . Tiba - tiba saja datang duduk sebelah dia . Tapi lepas itu , cepat - cepat dia alihkan pandangan dia bila sedar yang aku sedang cuba untuk bocorkan rahsianya .
" Mari sini . " Kedua tangan aku depangkan pada Syazlin . Aku tersenyum nipis pada Syazlin bila gadis itu merenung aku tanpa sebarang pergerakan . Tapi aku sedar , yang air matanya sudah mula bertakung .
YOU ARE READING
Si Cik Pemimpi
Teen FictionTiada siapa yang menyangka , bahawa watak imaginasi itu juga adalah hidup . Begitu juga dia . Tak pernah dibayangkan seumur hidupnya lelaki ciptaannya akan benar-benar muncul di hadapan matanya . " Selama ini , saya percayakan yang awak memang wuju...