09

5 2 0
                                    

Bangku kayu yang berhadapan dengan Kedai Makanan Tradisonal Korea itu aku duduki . Jam tangan aku toleh sekilas . 7.28 pagi . Mengikut pemerhatian aku selama beberapa hari di Korea ini , Park Goon akan datang menaiki motorsikalnya tepat 7.30 pagi untuk mengemas kedainya terlebih dahulu sebelum dibuka kepada pelanggan .

Tapak tangan aku yang terasa sejuk disatukan lalu digosok-gosok untuk memberi haba kepada badan . Jaket tebal yang aku beli ketika di Malaysia dulu , aku zip sampai ke atas sehinggakan hampir menutup mulut
. Kedatangan Park Goon aku tunggu dengan penuh sabar .

" Relakslah Syazlin . Kau nak pikat dia kan ? Susah sikit saja sekarang . Nanti kalau dia dah sukakan kau , kau dah tak payah susah payah macam ini . " Pujuk aku kepada hati yang mula untuk emosional .

Kalau diikutkan hati , ingin sahaja aku angkat kaki pulang ke hotel . Tidur lagi bagus daripada duduk dalam cuaca yang sejuk begini . Tapi , kerana prinsip aku untuk pikat Park Goon selama 2 minggu berada di sini , terpaksalah aku melupakan hasrat aku untuk menyambung tidur aku yang terhenti sebentar tadi .

" Omo . Goon-Yah . "

" Eo . Anyeohaseyo ahjumma . " Suara seorang lelaki yang datang dari sebelah kiri aku pandang . Terus berubah teruja emosi aku saat terpandangkan wajah Park Goon .

Melihatkan Park Goon yang sedang berbual mesra dengan seorang wanita yang aku anggarkan dalam usia 50 annya , terpaksa aku melupakan hasrat aku untuk menegurnya . Biarlah mereka menghabiskan topik perbualan mereka dahulu .

Aku hanya menjadi pemerhati kepada mereka berdua dari jarak yang tidak terlalu jauh tapi tidaklah terlalu dekat . Hanya sekadar mampu mendengar sayup -sayup perbualan mereka walaupun aku tidak terlalu faham topik yang dibualkan oleh mereka memandangkan mereka bercakap dalam bahasa natif mereka.

" Nae gage . "  Pamit wanita itu meminta izin untuk beredar . Kemudian , dia mengorak langkah meninggalkan kawasan itu .

" Nae . Jal ji nae . " Sopan Park Goon menitip pesanan . Tangan diangkat untuk melambai wanita itu , dan lambaian dibalas .

Setelah memastikan wanita itu sudah benar -benar pergi  , segera aku menghampiri Park Goon yang sedang membuka kunci pintu kedai tersebut . Disebabkan dia membelakangi aku , kedatangan aku langsung tidak disedari olehnya . Terlalu fokus dengan kunci pintu itu .

Aku tersenyum nakal . Peluang emas seperti ini jangan dilepaskan . Keadaan sekeliling aku perhatikan , kemudian perlahan -lahan aku berjingkit menghampirinya . Lagaknya seperti seorang perompak yang ingin merompak sebuah kedai berlian yang bernilai hampir berjuta dollar . Apabila jarak aku dengan Park Goon sudah tidak terlalu jauh , pantas aku memberhentikan langkah .

" BOOO. " Sergah aku secara tiba -tiba . Bahunya aku goncang beberapa kali untuk menambah perisa . Park Goon menjerit ketakutan , sambil tapak tangan diangkat melindungi wajahnya .

Melihatkan mukanya yang terlalu terkejut dengan sergahan tadi , terus tawa aku meledak . Aku cuba untuk tahan ketawa , cuma reaksi yang diberikan oleh Park Goon benar-benar menggelikan hati aku . Hampir-hampir sahaja jejaka itu terjatuh akibat terlalu terkejut .

" Fikir lawaklah ? " Perlinya sambil membuat muka yang teramat menjengkelkan  .

Aku mengangguk laju . Aku masih terbahak-bahak ketawa . " Lawaklah . Kalau tak lawak , tak ada maknanya saya nak ketawa . " Aku menekan-nekan perut . Aduh , lawaknya .

" Ketawalah puas -puas . Biar putus urat ketawa awak . " Dia pura-pura ketawa . Kemudian , matanya dijulingkan ke atas .

" Okey . Okey . Saya berhenti ketawa . " Aku mengalah . Tawa aku cuba dikawal . Namun , meledak kembali apabila wajah cemberut Park Goon disapa pandangan mata aku .

Si Cik PemimpiWhere stories live. Discover now