24

10 1 0
                                    

" Itu saja ? " Soal aku semula untuk dapatkan kepastian . Wajah dia aku pandang . Bila Park Goon mengangguk , aku alihkan pandangan ke bawah . Kedua tangan aku tautkan . Bibir bawah aku gigit perlahan .  " Awak pasti ? "

" Iya . Buat masa ini , itu permintaan saya . Mungkin lain kali , permintaan saya lain . " Jawab Park Goon .

" Kenapa itu permintaan awak ? Kenapa tak benda lain ?  " Dahinya berkerut sehinggakan kedua keningnya seakan bercantum menjadi satu . Bibir bawah dia juihkan tanpa dia sedar . Mungkin tabiat dia ketika berfikir memang begitu .

"  Kan kita tengah janji temu . Kalau awak merajuk , tak seronoklah janji temu kita hari ini . " Park Goon jawab soalan aku setelah mengambil masa hampir 30 saat fikirkan jawapannya . Mungkin dia cipta ayat yang sesuai dan tidak terlalu kejam untuk diutarakan kepada aku memandangkan dia tahu aku ini jenis yang cepat sensitif . Mungkin . Kan ?

" M-Maaf . Saya tak ada niat nak marah awak . " Sayu aku bersuara sambil tundukkan pandangan aku . Aku tak tahu kenapa , tapi aku terlampau rasa serba salah sebab menjadi terlalu emosional dengannya tadi walaupun ayatnya tidaklah terlalu sinis atau kejam . Lelaki itu hanya tegur aku . Tapi entahlah . Mungkin cara dia tegur aku adalah salah dan sebab itu aku marahkannya .

" Sepatutnya saya yang kena minta maaf dekat awak . Kalau saya ambil berat pasal awak tadi , sudah pasti awak akan okey . Mungkin saya yang terlalu leka dengan perasaan saya sendiri sehingga abaikan perasaan awak . " Park Goon tersenyum nipis di akhir ayatnya . Seperti pukauan , aku juga turut tersenyum nipis tatkala terlihat senyuman Park Goon .

" Jadi , awak dah maafkan saya ? " Pantas aku mengangguk . Bibir aku masih lekang dengan senyuman . Malah makin lebar pula senyumannya .  " Baguslah macam itu . Jadi , mari kita pergi . " Park Goon berdiri di sebelah aku seraya hulurkan lengannya pada aku . Faham dengan maksudnya , lengan sasa Park Goon aku peluk . Wajah Park Goon aku pandang dan begitu juga dengan dia . Buat seketika , aku dan Park Goon hanya diam dan berbalas tenungan masing - masing .

" Mari . "

***************

" Goon . " Park Goon lihat wajah aku di sebelahnya bila dia dengar yang aku panggil namanya . Kening sebelah dia angkat , tanda untuk teruskan percakapan aku .

" Saya nak pergi tandas dekat situ kejap . Awak boleh tunggu ? " Tandas awam yang hanya 20 meter dari kami , aku tunjukkan pada Park Goon . Jejaka itu hanya pandang sekilas pada tempat yang aku tunjukkan seraya mengangguk kecil .

" Pergilah . Saya tunggu dekat sini . " Pelukan aku pada lengannya , Park Goon lepaskan .

" Awak tunggu sini kejap tahu . Jangan pergi mana - mana . " Pesan aku seraya menunding jari ke mukanya . Park Goon hanya mengangguk beberapa kali dengan wajah yang bersahaja . Atau mungkin wajah yang annoying .

" Iya . Saya tahu . Dah pergi sana . " Tangannya dikibar - kibarkan di muka aku . Wajah Park Goon aku jeling . Tch . Menghalau nampak .

" Nak pergilah ini . Tak payahlah menghalau . "  Segera aku mengangkat kaki menuju ke arah tandas awam untuk melunaskan hajat aku yang aku rasakan sudah hampir keluar ini .

*********
Sementara menunggu Syazlin selesaikan urusannya di tandas , aku berjalan - jalan di sekitar sini untuk hilangkan bosan . Manalah tahu tiba - tiba ada barang yang berkenan di hati .

Mungkin aku daripada tadi berjalan tanpa henti , sebab itu tekak aku terasa haus . Ditambah pula dengan keadaan cuaca yang agak panas walaupun aku rasa bulan ini masih berada di musim sejuk . Mungkin kerana musim sejuk sudah di hujung - hujung musim . Sebab itu matahari semakin bermaharaja lela menyinarkan sinarnya yang teramatlah terik kepada manusia .

Si Cik PemimpiWhere stories live. Discover now