Si Cik Pemimpi

35

Aku menghampiri syazlin yang sedang duduk termenung sendirian di balkoni bersama 2 mug air milo panas lalu diletakkan di atas meja . Satu untuk syazlin , dan satu lagi untuk aku .

Kerusi di sebelah syazlin , aku tarik lalu melabuhkan punggung aku di situ . " Kau okey ? " Telefon pintar di dalam poket aku keluarkan , lalu diletakkan di atas meja .

Syazlin memandang ke arah aku sambil tersenyum nipis . " Okey . " Jawabnya ringkas .

" Syaz . Kau rasa keputusan yang kau buat ini betul ? " Soal aku selepas beberapa minit kami berdua mendiamkan diri , melayan perasaan .

Gadis di hadapan aku mengeluh kecil . " Kau rasa apa lagi keputusan yang aku boleh buat selain semua ini ? " Soal syazlin sambil anak matanya sayu memandang wajah aku .

" Aku tahu kau terpaksa buat semua ini . Tapi kau tak rasa ke perasaan Raziq akan terluka bila dia dapat tahu sebab kau terima dia ? " Duga aku dengan maksud yang mendalam . " Aku tak nak kau terluka . Raziq terluka . Park Goon terluka . Aku tak nak sesiapa pun terluka dengan keputusan yang kau buat . " Sambung aku lagi .

" Kau tak faham Lin . " Dia menggeleng kesal .

" Aku memang tak faham masalah kau , Syaz . Tapi aku cuba tolong untuk selesaikan masalah kau ini . Lari dari masalah ini takkan selesaikan masalah . " Lembut aku beri nasihat kepadanya .

Pelipis dahinya , syazlin urut perlahan . " Jadi apa yang kau fikir aku patut buat ? "

" Jumpa Park Goon . Selesaikan masalah ini secara berdepan dengan dia . " Saran aku dalam nada tegas .

Wajah aku , syazlin tatap dengan pandangan sinis . " Kau rasa dia masih ingatkan aku ke ? " Soal syazlin dalam nada mengejek .

" Mungkin dia masih tak boleh lupakan kau . "

Bibirnya tersungging sengihan sinis . " Kalau dia tak boleh lupakan aku , dah lama dia cari aku Lin . Tapi kau tengoklah sekarang . Mana muka dia ? Langsung tak ada . " Bidas syazlin dalam nada yang memerli . Tampak wajahnya yang bengang dengan sifat Park Goon yang satu itu . Ego .

" Jadi kau nak cakap dia ego lah ? " Soal aku dan dibalas anggukan oleh syazlin .

Bibir aku merekah sengihan sinis . " Jadi kalau dia ego , kau apa ? Hati sensitiflah ? " Perli aku . Wajahnya yang sedikit terkejut dengan bicara aku , aku abaikan .

" Dengar sini baik-baik . Kalau kau cakap dia ego , kau pun sama saja dengan dia . Dua-dua ego . Sebab itu sampai sekarang tak jadi apa-apa . Cubalah kalau salah seorang dari kau orang berdua rendahkan ego itu , aku jamin perkara ini takkan terjadi . Terutama kau syaz . Kau selalu salahkan Park Goon . Kau kata dia penyebab semua ini berlaku . Tapi kau tak tahu . Semua ini adalah salah kau . Ya aku tahu , Park Goon dah melampau sebab hina kau dulu . Tapi semua ini terjadi sebab perangai kau yang suka berahsia itu . Pernah tak kau fikir yang semua ini takkan berlaku kalau kau beritahu Park Goon tentang hubungan kau dengan Danny dulu ? Pernah tak ? " Lebar aku bahaskan tentang perihal ini . Diri syazlin yang masih kaku di tempatnya , aku pandang .

" Tak . Aku tak pernah fikir semua itu . Bagi aku , semua itu tak penting . Itu masa lalu aku . Hubungan kita orang pada masa kini . Jadi kenapa perlu ungkit benda yang dah lepas ? "

Aku menggeleng kesal . Kesal dengan sikap syazlin yang acap kali salahkan orang lain . " Syaz . Cubalah sekali je , sekali saja kau dengar cakap aku . Aku tahu kau rindukan Park Goon . Aku tahu kau masih sayangkan dia .Aku tahu kau masih mahukan dia . Aku tahu kau tak nak semua ini terjadi . Betulkan apa yang aku cakap ini ? " Soal aku dalam nada yang lembut . Cubaan aku untuk memujuk hati syazlin yang keras seperti batu konkrit itu .