Tidur aku sedikit terusik bila pipi aku terasa seperti ditepuk beberapa kali . Nama aku juga dipanggil , bukan sekali malah banyak kali . Kasihan dengan si pengacau tidurku , aku gagahkan juga mata aku untuk terbuka . Sedikit demi sedikit wajah Park Goon yang sedang tersenyum mula jelas di hadapan aku . Aku turut tersenyum . Pantas , aku bangkit daripada pembaringan aku .
" Bangun pun . Ingatkan tak nak bangun . " Perli Park Goon . Aku hanya mampu tersengih . Langsung tidak terasa dengan perliannya . Aku mengambil cermin di dalam tas tangan , lalu dihadapkan di depan aku . Wajah aku yang masih dalam kantuk , aku belek untuk pastikan tiada kecacatan di mana - mana . Cuma , shawl aku yang sedikit serabut . Dengan segera , aku membetulkan shawl aku agar kelihatan kemas semula . Aku tersenyum bangga bila penampilan aku sudah sempurna , dari atas sampailah bawah . Perfect !
Aku menatap Park Goon di tempat pemandu . Tangannya lincah mencari tentang sesuatu yang aku sendiri tak tahu apa disebabkan Park Goon menggunakan bahasa natifnya sebagai tulisan telefon pintar . Dia berdecit kecil . Mungkin kerana apa yang dia mahukan tidak dijumpai . " Awak buat apa itu ? " Soal aku bila sekian lama memerhatikan Park Goon dan telefon pintarnya . Wajah aku , Park Goon pandang sekilas .
Kening aku bertaut bila Park Goon tidak menjawab soalan aku , malah dia masih berterusan fokus dengan skrin telefon . Aku menggumam kecil , tidak puas hati dengan kelakuannya . " Tak baik kutuk saya . " Tegur Park Goon tiba - tiba . Aku terdiam untuk beberapa saat . Bagaimana lelaki itu tahu aku sedang mengutuknya ? " Haa kutuk sayalah lagi itu . " Tebaknya lagi . Aku mencebik geram .
" Dah soalan saya awak tak jawab . Siapa saja tak geram ? " Aku menyilangkan tangan ke dada . Aku sandarkan badan aku ke kerusi . " Teruskan sajalah dengan telefon pintar awak itu . Abaikan saja saya dekat sini . " Nada aku seakan berjauh hati dengannya . Tapi memang benar pun aku sedang merajuk . Penat - penat kami berjalan jauh dari Seoul ke sini semata - mata untuk meluangkan masa di pantai . Tapi dia , tidak boleh berenggang langsung dengan telefon pintar itu .
Park Goon tertawa girang . Telefon pintarnya disimpan di dalam poket seluarnya . " Takkan dengan telefon pun nak cemburu ? " Aku menarik muka . Takkan tak faham maksud aku kot . Sudah tentulah aku cemburu . Walaupun dengan benda yang tidak hidup pun , tapi aku rasa benda tak hidup itu lagi beruntung dari aku . Tengok sajalah , berapa banyak masa Park Goon luangkan bersama telefon pintarnya . Aku pun tak diberikan keistimewaan macam itu . " Say- "
Pantas , aku memotong percakapannya , " -saya tak nak dengar apa - apa lagi dari mulut awak . Apa yang saya tahu , saya nak keluar dari kereta dan pergi ke pantai . Itu saja . Kalau awak nak teruskan temu janji awak dengan telefon pintar awak itu , silakan . Saya bagi awak masa seberapa yang awak nak . " Terus sahaja aku meloloskan diri daripada kereta itu , meninggalkan Park Goon yang masih terpinga - pinga dengan kelakuan aku . " Kalau sudah selesai , awak pun tahu mana nak cari saya kan ? Saya pergi dulu . " Pamit aku . Langkah aku buka , melalui laluan kecil untuk ke pantai . Mengikut firasat aku , pantai yang terbentang luas ada di sebalik pepohon pantai di hadapan aku ini .
Langkah aku terhenti bila lengan aku ditarik Park Goon . Wajahnya tegang , anak matanya pula tajam menikam aku . Aku menelan air liur . Aduh . Apa yang sudah aku lakukan . Sudah pasti lelaki ini sedang marahkan aku . Aku tersengih kepadanya . " Awak . Janganlah buat muka macam itu . Saya gurau saja dalam kereta tadi ." Aku menarik - narik hujung bajunya , manakala anak mata aku dikerdipkan banyak kali dengan harapan Park Goon akan berhenti marahkan aku . " Ala janganlah macam ini . Saya gurau saja . Saya minta maaf . Maafkan saya eh ? " Lengannya pula menjadi sasaran pujukan aku . Aku menggoyangkan lengannya ke depan belakang sambil badan aku melentok - lentok manja .
Pada akhirnya , Park Goon termakan umpan aku bila bibirnya tersengih . Dia mengusap kepala aku . " Tahu takut saya buat muka macam itu . " Aku mencebik seraya menjeling manja ke wajahnya . " Alorh . Tak mahulah buat macam itu . Tak cantik dah . " Park Goon masih belum berputus asa memujuk aku . Melihatkan kesungguhannya , akhirnya hati aku melembut dan perlahan - lahan bibir aku menarik senyum nipis .
YOU ARE READING
Si Cik Pemimpi
Teen FictionTiada siapa yang menyangka , bahawa watak imaginasi itu juga adalah hidup . Begitu juga dia . Tak pernah dibayangkan seumur hidupnya lelaki ciptaannya akan benar-benar muncul di hadapan matanya . " Selama ini , saya percayakan yang awak memang wuju...