23

14 1 0
                                    

" Goon . Kenapa kita dekat sini ? " Tanya aku sambil pandang Park Goon di sebelah kiri aku . Wajah aku dia pandang sekilas sebelum pandangannya teralih semula pada mesin tiket automatik di hadapannya .

" Garosugil . " Jawab Park Goon tanpa pandang wajah aku . Beberapa butang di skrin , Park Goon tekan seraya memasukkan 2 keping not kertas bernilai 1000 won ke dalam mesin tersebut .

" Garosugil ? "

" Iya . Saya nak beli barang dekat sana . " Aku mengangguk faham pada penerangannya . Aku memang tahu yang Garosugil ialah tempat yang dipenuhi dengan segala butik dan kafe . Jadi sangkaan aku , Park Goon mungkin akan belikan hadiah untuk aku memandangkan aku dah tak lama di sini . Mungkin kan ?

" Dah jom . Bas dah nak sampai itu ." 2 keping tiket yang baru selesai diproses , Park Goon ambil seraya menarik lengan aku untuk bersamanya .

" A-Apa ? Bas ? " Soal aku ragu - ragu . Aku bukannya takut naik bas . Cuma , aku takut nanti tiada tempat kosong di dalam bas dan pastinya aku kena berdiri . Sudahlah aku ini jenis yang tak pandai seimbangkan badan terutama ketika di dalam bas . Jadi , aku takut aku tak dapat seimbangkan badan aku dan akhirnya aku akan tanggung malu akibat jatuh di dalam bas .

" Iya . Kenapa ? Awak takut ? " Soal Park Goon , sambil kaki kami berdua mengorak langkah ke arah stesen bas di hadapan kami .

" B-Bukan . Saya tak takut naik bas . Saya cuma takut saya akan jatuh di dalam bas . " Jujur aku sambil pandang wajah Park Goon dengan riak simpati .

" Peluklah saya . " Balas Park Goon bersahaja . Lengan dia aku cubit . Mengaduh kecil Park Goon dibuatnya .

" Gatal sangat . Padan muka . "

" Gurau pun tak boleh . " Park Goon mencebik . Wajah rajuk dia aku jeling . Fikir comellah kalau macam itu ?

" Tak boleh . Ala jomlah naik teksi . Janganlah naik bas . " Pujuk aku sambil lengannya aku goyang - goyangkan .

" Awak fikir saya ini anak orang kaya sampai nak bayar tambang teksi setiap masa ? " Bidas Park Goon sambil matanya menjeling tajam aku .

" Ala kalau tak naik teksi , kita boleh naik tren . Kan ? "

" Awak ingat Garosugil itu jauhnya macam Busan sampai nak naik tren ? " Aku lepaskan lengannya daripada pegangan aku bila aku tahu yang aku memang dah kalah dalam topik ini . Kedua tangan aku silangkan ke dada . Wajah aku palingkan daripada pandang Park Goon di sebelah kiri aku .

" Dah sampai . Mari . " Lengan aku , Park Goon tarik seraya mengorak langkah ke sebuah bas yang sedang berhenti di stesen bas berdekatan dengan kami . Aku keraskan kaki aku supaya tidak mengikut langkah Park Goon , tapi mungkin kerana tenaga aku tidak sekuat tenaga lelakinya , jadi aku dengan mudah terdorong dek tarikannya pada lengan aku .

2 keping tiket yang kami beli dari mesin automatik tadi , Park Goon serahkan pada pemandu bas setelah kami berada di dalam bas . Bila aku perhatikan keadaan di dalam bas , serta - merta jantung aku tiba - tiba berdegup laju . Situasi yang aku terlampau ingin elakkan sekarang betul - betul sedang berlaku di hadapan aku .

" Tak ada tempat duduklah . " Wajah Park Goon aku pandang dan begitu juga dengan dia .

" J-Jadi ? "

" Kita kena berdirilah . "

" Tak nak . "

" Kenapa ? " Anak mata aku bergetar bila pandang wajah Park Goon . A-Aku benar - benar takut sekarang .

" Goon . Saya tak naik bas . Jomlah naik benda lain . Jalan kaki pun saya sanggup . " Rayu aku seperti hendak menangis . Tapi jujurnya , aku memang hendak menangis sekarang . Tapi aku tahankan memandangkan kami di dalam kenderaan awam . Aku tak mahulah babak aku menangis nanti akan dirakam dan diviralkan di media sosial . Oh tidak . Itu sungguh memalukan .

Si Cik PemimpiWhere stories live. Discover now