9 - News

10.1K 592 26
                                    

-Happy Reading-
-----

Jalanan kota London terlihat sangat padat, bunyi suara klakson terdengar nyaring di telingaku. Aku duduk melamun di tepi jendela café yang letaknya tidak terlalu jauh dengan penthouse Draco.

Entah mengapa aku memiliki kebiasaan untuk duduk di dekat jendela, rasanya sangat menyenangkan bila aku bisa melihat pemandangan orang berlalu-lalang di jalanan yang ramai ini. Aku memutuskan untuk keluar dari penthouse karena sudah setengah mati bosan disana, kesepian juga salah satu alasan mengapa aku memilih untuk pergi saja dari pada berdiam diri disana. Aku bisa mati muda karena pengangguran disana.

Aku menegak secangkir cokelat panas yang baru saja aku pesan, oh nikmat sekali rasanya. Pikiranku berhamburan kesana-kemari, memikirkan kegiatan apa yang harus aku lakukan saat ini, aku rasa setelah dari sini aku akan mengunjungi Arber untuk melihat keadaannya.

Seseorang tiba-tiba berdiri di hadapanku, entah dari mana asalnya manusia ini tapi tiba-tiba saja dia muncul tanpa di undang. Aku menyandarkan punggungku pada kursi dengan menyangga kepalaku dengan satu tanganku, terlihat dengan jelas wajah menyebalkan miliknya itu.

"Oh lihat ini, siapa yang aku temukan." ucapnya dengan wajah menyebalkan.

"Well, Shura rupanya." tatapan matanya seketika tertuju pada perutku.

Aku mengerutkan keningku, kenapa mereka seperti sedang memperhatikan perutku? Apa aku terlihat gemuk sekarang? No way. Aku dari kecil saja tidak bisa gemuk.

"Apa kau melakukan aborsi?" tanya Ashley padaku.

"Hah? Apa maksudmu?"

"Berita itu benarkan? Kau tertangkap kamera paparazi bersama seorang lelaki di rumah sakit. Apa kau sedang memeriksa kandunganmu? Tapi kenapa perutmu tidak buncit, huh?"

Hell, berita sampah dari mana itu. Hamil? Oh sepertinya aku perlu memberikan tinjuan ke wajah barbie miliknya itu.

"Kau gila! Hamil anak siapa? Anak kucing?" kemudian aku segera beranjak berdiri dan mengambil tasku. "Jangan samakan aku denganmu, aku bukan orang sepertimu yang bisa tidur dengan sembarang pria."

Aku segera beranjak pergi meninggalkan café, namun seketika Ashley menarik pergelangan tanganku dengan kasar sehingga langkahku terhenti.

"Jaga ucapanmu, jalang! Kau bahkan tidak lebih baik dari pada aku. Sadarlah Shura, kau hanya seorang model misterius, freak dan murahan!"

Aku tersenyum singkat mendengar makian darinya. "Ashley, kau tidak pernah menyekolahkan mulutmu ya? Kau selalu pamer kepada semua orang bahwa kau itu kaya, cantik, bahkan mengaku memiliki segalanya. Jangan bertingkah seperti layaknya seorang highclass kalau ucapanmu saja tidak elite seperti itu. Kau tahu tidak, bahwa ucapanmu itu sama saja seperti ucapan kasar para gelandangan yang tidak pernah di sekolahkan. Dan cantik? Apakah kau bangga dengan wajah cantikmu tapi tata krama saja tidak punya?"

Ashley menatapku dengan raut wajah yang sudah merah seperti tomat yang akan meledak. Dia meremas tangannya dan seketika ia luncurkan sebuah tamparan yang sayangnya gagal. Tentu saja aku lebih cepat darinya, aku sigap dengan gerak garik bodoh miliknya ini.

"Ash, jika kau ingin memukul atau menampar orang sebaiknya jangan biarkan gerak-gerikmu untuk mudah di baca."

Aku melepaskan pergelangan tangannya dan segera membuang muka darinya. Masa bodoh dia berteriak seperti orang gila di belakangku, namun apa peduliku? Jika aku meladeninya bisa-bisa dia masuk rumah sakit karena babak belur.

Tapi aku masih tidak mengerti dengan ucapan Ashley, kamera paparazi? Berita dari mana itu? Kemudian aku mencoba untuk menghubungi manager dan ternyata dia langsung menerima panggilanku.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang