-Happy Reading-
-----Langit biru dihiasi segumpal kapas putih terbentang di sepanjang pengelihatanku, andai aku superman mungkin kini aku sudah tahu bagaimana rasanya menyentuh awan yang tampak selembut kapas itu. Aku menatap pemandangan langit pagi dengan wajah yang tersangga satu tangan kananku. Well, aku sedang tidak berlibur bahkan sahabatku masih di rawat di rumah sakit, tapi aku? Aku malah di culik oleh alien sinting ini terbang entah kemana.
Draco duduk tepat di sebelah kiriku dengan perhatiannya yang masih terfokus kepada layar laptopnya, ah bisa-bisanya aku di anggurkan. Mafia rasa businessman ya begini sepertinya.
Setelah kejadian memalukan semalam dan hal itu berhasil membuatku susah tidur, kemudian di pagi harinya aku langsung di tarik ke mobil menuju bandara lalu dipaksa masuk ke jet pribadi sialannya ini. Nah coba tebak bagaimana penampilanku sekarang? Masih dalam kondisi menggunakan piyama dan tanpa alas kaki! Sedangkan Draco? Oh tentu saja dia tidak tampil buruk sepertiku, dia sudah mengenakan setelan kemeja rapi serta wajah tampan miliknya yang tampak sudah segar, berbeda denganku yang aku yakin wajahku masih kusut dan penuh dengan air liur atau semacamnya. Fuck you Draco!
Aku kembali menatap Draco dengan jengkel dan memutuskan untuk bertanya lagi, pergi kemana sebenarnya kita ini. Walaupun aku sudah yakin bahwa dia pasti tidak akan menjawab pertanyaanku lagi, karena bila diingat sudah sekitar tiga puluh kali aku bertanya akan dibawa kemana dan dia tetap terdiam. "Jadi kita ini mau kemana?"
Draco tidak mempedulikan pertanyaanku dan jemarinya masih sibuk mengetik di laptopnya saat ini. Ah lagi-lagi aku tidak di notice. Yasudah masa bodoh, aku tidur saja lagi pula mataku masih terasa berat. Aku melipat kedua tanganku di dada dan mengambil posisi yang nyaman untuk segera tidur.
***
"Buon pomeriggio mio signore."
"Buon pomeriggio, Cessian."
"Maaf, Sir. Tapi dia?"
"Oh, ya. Miss Croft, dia akan menemaniku terus selama beberapa waktu."
"Apa perlu kita mengantarnya ke hotel, Sir? Sepertinya dia masih tertidur pulas."
"Tidak perlu, langsung ke mansion saja."
"Baik, Sir."
"Tolong beri tahu Jose untuk selalu siap siaga bila di perlukan secara mendadak."
"Tentu, Sir."
Nampak jelas bahwa Shura masih tertidur dengan pulas sedari tadi, entah dia sedang bermimpi apa namun Draco mengamatinya terus tersenyum di dalam tidurnya. Wajahnya nampak menggemaskan bila di perhatikan sehingga rasanya Draco ingin mencubit kedua pipi Shura, oh tidak. Draco segera menggelengkan kepalanya dan menghapus semua pikiran sinting dari benaknya, apa-apaan ini kenapa bisa memikirkan hal seperti itu pikir Draco.
Draco kembali menyibukkan dirinya dengan mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera dia selesaikan, jujur saja sebenarnya jemarinya sudah terasa pegal karena mengetik terus sedari tadi. Draco rasa setelah ini jarinya akan berubah menjadi keriting karena terlalu lama mengetik.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di depan masion, astaga rasanya senang bagi Draco bisa pulang ke rumah karena sudah berbulan-bulan menetap di London dan Draco merasa sudah waktunya untuk kembali ke rumah. Draco melihat Shura yang masih tertidur dan enggan untuk bangun membuka kedua mata indahnya itu, haruskah dia membangunkannya?
Draco mendekat padanya, menatap lekat wajah cantik miliknya walaupun Draco tahu Shura belum mandi tadi pagi. Tapi sungguh, dia tetap cantik menurutnya. Memang dustanya kalau Draco selalu mengatai Shura jelek atau tentang 'Dapatra' itu tapi entah mengapa Draco suka melihatnya jengkel dan to be honest Shura tidak jelek. Shura sangat menarik dan Draco menyadari itu dari awal dia bertemu dengannya.
Sempat teringat bahwa Shura pernah bertanya mengapa Draco tidak membunuhnya saat pertemuan pertama kami, ia berbohong padanya. Lebih tepatnya Draco tidak ingin jujur padanya bahwa ia tidak bisa membunuhnya pada saat itu, Draco merasakan bahwa ada sesuatu dari gadis ini sehingga tidak seharusnya nyawanya ia rengut pada malam itu.
Dan benar apa kata firasatnya, bahwa membiarkan gadis ini terus hidup adalah pilihan yang tepat. Selain menuruti firasat Draco di sisi lain dia adalah anak dari Rufus, apa jadinya bila ia membunuh putri kesayangannya? Bukan karena Draco tidak berani, tapi hal ini berarti melanggar sumpah keanggotaan The Leaders. Draco menghapus semua lamunannya dan memutuskan untuk menggendong Shura masuk ke dalam, kadang Draco ragu bila Shura ini sedang tidur, bisa saja dia pingsan karena tidak kunjung bangun.
Terlihat para anak buah Draco sudah menyambut kedatangannya di depan pintu, Draco melangkahkan kakinya dengan mantab melewati mereka semua yang sedang berdiri berjajar di kanan dan kiri sambil membungkukkan badannya untuk menghormati bahwa pemimpinnya baru saja tiba di rumah.
"Millie, sudah kau siapkan kamarnya?" ucap Draco kepada seorang maid yang sudah melayani keluarganya selama bertahun-tahun lamanya.
"Tentu saja, mari saya antar."
Draco berjalan mengikuti Millie dan pandangannya beralih menatap Shura yang masih tertidur layaknya sleeping beauty, astaga Draco yakin gadis ini susah tidur semalaman makanya sekarang tertidur pulas sekali. Apakah perkataannya terlalu kasar semalam? Apa Draco menyakitinya?
Millie membuka pintu kamar yang telah disiapkan lalu dengan segera Draco masuk ke dalam dan meletakkan sleeping beauty itu di tempat tidur dengan berhati-hati, jangan sampai bangun atau mungkin dia akan terkejut dan mencakar Draco seperti kucing.
"Millie, jika Miss Croft sudah bangun nanti beritahu dia untuk segera bersiap-siap dan Jose akan menunggunya di bawah. Aku pergi dulu." Millie mengangguk mengerti dan Draco segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
Draco masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus di urus hari ini juga, sebaiknya ia segera menyelesaikannya sehingga nanti Draco bisa menghabiskan waktunya menjahili sleeping beauty itu. Membayangkannya saja sudah membuatnya tersenyum sendiri, entah mungkin Draco sudah gila sejak kehadirannya di hidupku
Namun satu hal yang Draco sadari bahwa semenjak datangnya Shura di hidupnya, hari-hari miliknya tidak membosankan dan tidak setegang seperti biasanya. Draco jadi memiliki hiburan walau sebenarnya Shura adalah tanggungannya dan keselamatannya adalah prioritas Draco, itu adalah janjinya pada Rugov.
"Wait for me, princess. This handsome prince will finish his job first, then I'll definitely come to you."
To Be Continued...
Don't forget to vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]
RomanceRomance-Action Story Check my profile for another stories. Shura Croft adalah seorang model yang sangat cantik dan periang, namun kecantikannya tidak lagi di pandang ketika dia tidak diterima dengan baik di kalangannya akibat six sense yan...