32 - His Lover

5.9K 435 60
                                    

*Double update untuk hari ini, dipost pukul tujuh.
________________________

-Happy Reading-
—————

Shura terdiam dan memanyunkan bibirnya. Dia enggan menatapku, pandangannya hanya tertuju ke luar jendela. Aku rasa dia masih marah padaku karena menculiknya tanpa persiapan apa pun. Disisi lain aku semakin gemas jika melihatnya seperti ini, apa yang harus aku lakukan untuk menahan diriku sendiri agar tidak memakannya hidup-hidup, itu adalah pertanyaan yang terus beputar-putar di kepalaku sepanjang perjalanan ini.

"Aku punya kenalan. Dia tukang pemarah dan selalu cemberut, akhirnya dia jadi perawan tua."

Shura mengerutkan keningnya, dia menengok ke arahku dengan tatapan sinisnya, "Maksudmu? Kau menyindirku? Kau mau aku mati jadi perawan tua?"

Aku berusaha untuk menahan tawaku, "Tapi aku tidak berkata seperti itu."

"Secara tidak langsung kau bermaksud untuk berkata demikian, Draco Antonio Gilderoy yang brengsek, menyebalkan, kurang ajar dan....." Shura tampak sedang menimbang-nimbang perkataannya selanjutnya.

"Tampan." Sahutku singkat kemudian mengalihkan pandanganku darinya.

"Dan tampan." Shura mengangguk, kemudian kembali menatap ke jendela.

Entah ini telingaku yang bermasalah atau apa, tapi dia baru saja berkata kalau aku tampan. Aku rasa dia tidak benar-benar bisa marah padaku, "Aku ditakdirkan berwajah tampan agar semua kaum hawa jatuh hati padaku."

Seketika sebuah tinjuan telak menghantam pipi kananku dengan keras, aku sontak sedikit berteriak dan mengelus wajahku perlahan, "What the fuck!"

"Yeah! Fuck you!" Shura mengepalkan tangan kanannya dan hendak untuk melayangkan tinjunya lagi padaku, namun dengan cepat aku segera mencekal pergelangan tangannya.

"Easy, girl" Aku menyeringai padanya, "Kenapa kau terlihat emosi karena perkataanku? Kau tidak ingin ada gadis lain yang jatuh hati kepadaku?"

Dia terdiam dan tidak menjawab pertanyaanku, tidak lama kemudian mobil yang kami tumpangi segera berhenti. Dengan terburu-buru Shura langsung keluar dari mobil dan memasuki gedung tempat dia harus bekerja hari ini.

Aku tidak keluar dari mobil melainkan mengamati Shura yang berjalan dengan kedua kakinya yang dihentak-hentakkan dengan emosi sepanjang ia berjalan. Sesekali aku tertawa karena tidak tahan melihatnya. Demi Tuhan aku tidak menyangka bagaimana bisa aku tertarik pada gadis semacam dia yang suka bertingkah konyol ini.

Setelah beberapa menit, barulah aku memutuskan untuk turun dari mobil dan menyuruh sopirku untuk menunggu. Aku berjalan memasuki gedung dan mendapati di dalamnya sangat ramai dan penuh dengan orang-orang yang menanti untuk peragaan busana malam ini.

Aku sedikit mengira-ngira seperti apa nanti Shura saat berjalan diatas catwalk? Apa dia tetap akan memasang wajah konyolnya itu, atau mungkin akan seperti anak sekolah dasar yang berjalan dengan kesal di atas catwalk? Entahlah, aku tidak tahan untuk menahan tawa karena membayangkan semua itu.

Dengan sabar aku menunggu hingga acaranya dimulai, beberapa orang sudah menduduki bangku kosong yang ada. Aku memilih untuk duduk di jajaran paling belakang dan melipat kedua tanganku di dada.

Seorang gadis berparas manis dengan rambut hitamnya yang dibiarkan terurai berjalan dengan langkah tegasnya di atas panggung. Dia berjalan tanpa ada rasa canggung atau pun malu, tidak heran bahwa dia merupakan salah satu model papan atas juga. Gadis tersebut mengenakan bikini yang penuh renda bewarna tosca sehingga sedikit mencolok mata. Beberapa laki-laki di sebelahku mengangguk-anggukkan kepala mereka dan menyeringai.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang