-Happy Reading-
-----
Sesampainya di ruang kerjanya, Draco segera merebahkan tubuhnya pada kursi kerjanya yang empuk dan nyaman. Draco mengdengus lelah, dia tahu bahwa tidak seharusnya dia berkata seperti itu pada Shura. Namun harus dikata bagaimana, rasa cemburunya telah mendorongnya untuk berkata demikian.
Terdengar suara pintu diketuk, seseorang beranjak masuk. Draco menatapnya dengan heran dan segera membetulkan duduknya, "Ivankov, ada apa?"
"Kata rindu mungkin bisa menjelaskan kehadiranku disini." Kemudian duduk tepat di depan Draco, "Bagaimana keadaanmu?"
"Ayolah, kau membuatku ingin mual." Draco menggeleng, "Aku masih bernafas, seperti yang kau lihat."
"Ya tentu saja, aku melihatnya. Senang kau baik-baik saja."
Draco menatap lawan bicaranya dengan heran, banyak pertanyaan yang ada di benakknya saat ini, namun dia masih enggan untuk bertanya hingga Ivankov menjelaskan arti kedatangannya yang sesungguhnya.
"Jadi?" Draco menaikkan sebelah alisnya.
"Oh! Tentu." Ivankov membetulkan dasinya, "Aku sudah mendengar semuanya, termasuk keadaan kelompok."
"Lalu?"
"Aku turut bersedih karena hilangnya mereka, aku akan berusaha menemukan mereka. Aku hanya tidak percaya mereka dapat dikalahkan semudah itu." Wajahnya tampak sendu, seperti benar-benar kehilangan orang berharga di dalam hidupnya, "Kau tahu kan Draco, kita sudah mampu melewati masa-masa sulit bersama. Kejadian seperti ini membuatku benar-benar terpukul."
"Ivankov, kalau kau benar-benar merasa terpukul mengapa kau menghilang saat mereka membutuhkan pertolonganmu?"
"Aku sedang berada di benua lain. Kau tahu itu."
"Ya, tak bisakah kau meninggalkan pekerjaanmu disana? Kondisi kelompok sedang krisis."
Ivakov tersenyum, kemudian menatap Draco dengan geli, "Oh ayolah Draco! Dimana kau saat mereka sedang kesusahan? Kau bersama Shura untuk liburan konyolmu itu."
"Aku melindunginya. Membawanya sejauh mungkin." Jawab Draco dengan tegas.
"Oh tentu saja, melindunginya. Kau mencintainya bukan?"
"Cukup." Draco menatapnya dengan tajam, "Apa maumu?"
Ivankov beranjak berdiri, kemudian berjalan mengelilingi ruang kerja Draco dengan asal, "Well, aku tidak memiliki maksud tertentu. Aku hanya bertanya baik-baik, karena sepertinya aku banyak tertinggal informasi yang seperti ini karena terlalu lama tidak berkumpul." Ivankov berhenti melangkah, berpaling menatap Draco dengan senyuman, "Kau gampang marah sekali, Draco. Ada apa?"
Draco menghela napas dengan berat, "Aku baik-baik saja."
"Kau bertengkar dengannya?"
"Bukan urusanmu."
Ivankov terkekeh, "Aku tahu, kadang perempuan memang susah ditebak. Bisa meledak kapan saja, kau tahu kan mereka mahluk yang lemah. Harus kita jaga dengan baik-baik."
"Aku menjaganya, Ivakov. Aku menjaganya." Tutur Draco.
"Tentu saja." Ivankov mengangguk mengerti, "Namun apakah perlindunganmu itu sudah cukup untuk menghindarkannya dari berbagai macam bahaya?"
Terdapat keheningan diantara mereka. Draco menatap kosong kedepan, pikirannya kembali teringat pada senyuman Shura. Senyuman gadis itu yang dapat membuatnya bahagia, hanya dia mahluk satu-satunya yang ingin Draco lindungi lebih dari apapun. Di luar mungkin dia tampak kuat, namun sebenarnya dia hanyalah mahluk yang memerlukan perlindungan Draco. Draco kembali mengingat masa-masa suram itu, dimana dia melihat Shura disakiti dan dia tidak mampu melindunginya dengan baik. Benar kata Ivankov, begitu ujarnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]
RomanceRomance-Action Story Check my profile for another stories. Shura Croft adalah seorang model yang sangat cantik dan periang, namun kecantikannya tidak lagi di pandang ketika dia tidak diterima dengan baik di kalangannya akibat six sense yan...