1 - Gloomy Day

31.6K 997 20
                                    

-Happy Reading-

-----

Banyak hal yang terkadang tidak disadari oleh manusia. Salah satunya tentang kehidupan berharga yang sangat singkat ini. Kemarin sepertinya aku baru saja lulus dari sekolah dasar, tetapi hari ini aku sudah menjadi salah seorang model professional.

Apakah menjadi model professional itu menyenangkan? Tentu saja. Banyak orang yang akan mengetahauimu dan mengenalimu. Tetapi mereka hanya mengetahui bagian terluarmu saja. Tidak dengan siapa dirimu yang sebenarnya.

Sepanjang hidupku telah aku habiskan untuk bersembunyi. Tidak, jangan berpikir bahwa aku seorang kriminal. Percayalah, aku ingin menjadi kriminal tetapi seseorang menahanku untuk tidak menjadi seperti itu.

Sebuah foto terpajang di dekat nakasku, sosok wanita cantik yang wajahnya sangat mirip denganku itu tersenyum dengan manis. Oh, sedang apa kira-kira Ibuku di surga?

Terdengar ponselku bergetar, sebuah pesan baru saja aku terima. Lagi-lagi Arber mengoceh karena aku telat untuk menemaninya hari ini.

Arber merupakan sahabatku, lebih tepatnya satu-satunya orang yang tahu siapa diriku sebenarnya dan orang yang tidak takut untuk berteman denganku.

Langkah-langkah panjangku tiba di sebelah mobilku yang sudah semalaman terparkir di depan rumahku yang sederhana. Aku menatap rumah yang sudah menjadi tempat tinggalku selama lima tahun itu, seorang diri.

Perlahan aku mengemudikan mobilku keluar menuju jalan raya, kepalaku masih sedikit berat karena semalam tidurku tidak nyenyak. Ya, lagi-lagi mimpi itu lagi.

Kalau orang lain suka bermimpi, aku tidak. Aku takut dengan mimpiku sendiri, karena ketika aku bermimpi hal itu akan menjadi kenyataan dan aku membencinya.

Terlihat gadis berambut pirang yang tengah menungguku di depan rumahnya yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalku, aku tersenyum padanya dan dia segera masuk ke dalam.

"Hey, pagi!"

"Pagi."

"Tidurmu tidak nyenyak?"

"Apa terlihat seperti itu?"

"Wajahmu kurang sehat, kau tahu Shura, kau tidak perlu menemaniku setiap hari di saat hari liburmu, aku benar-benar merasa tidak enak."

"Tidak, aku baik-baik saja, sungguh."

Arber tersenyum, dirinya masih menatapku lekat.

"Kau bermimpi apa semalam?"

"Entahlah."

"Apa Rugov membunuh seseorang?"

Aku terkekeh, "entah, apa aku harus menelpon kakakku yang mungkin saja membunuh orang tadi malam?"

"Itu akan menjadi hal yang aneh kan? Maksudku, kau akan menelponnya dan bertanya, halo apakah kau baru saja membunuh orang tadi malam? Karena aku bermimpi seram lagi."

"Kau tidak masuk akal." Sahutku geli.

Dia hanya menatapku konyol, kemudian menggeleng, "kau lebih tidak masuk akal, Shura. Kau sering bermimpi tentang sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang atau sedang berlangsung di suatu tempat, kau bukan manusia ya sebenarnya? Atau kau ini tokoh kartun supernatural?"

"Hentikan omong kosongmu, sayang."

Tatapanku beralih pada layar besar yang dipajang di salah satu gedung tinggi, tepat di depanku, di saat mobilku kini terjebak di lampu merah. Oh, aku tahu wajah itu.

"Dia satu agensi denganmu kan?"

"Yah," jawabku singkat, tanpa melirik model cantik berambut kecokelatan itu.

"Kau berteman dengannya?"

Aku mengernyit, "apa ada orang yang mau berteman dengan manusia aneh sepertiku yang sering bermimpi aneh-aneh dan berbicara dengan mahluk halus?"

"Entahlah, aku mau."

"Ya, kau sebuah pengecualian," jawabku, kemudian segera melajukan mobil, "kau satu-satunya temanku, konyol kan? Model sepertiku, seperti manusia anti social hanya karena aku berbeda."

"Berbeda itu baik, kau tahu?"

"Ya, tapi tidak bagi mereka. Aku aneh."

Terdengar ponselku berdering, Arber segera meraih ponselku dan membaca nama yang tertera dengan jelas di sana. Tetapi aku mengabaikan panggilan itu.

"Kau tidak akan mengangkatnya? Ini Rugov."

"Aku tidak buta, aku bisa melihatnya."

"Kau sedang bertengkar dengannya?"

Aku mengedikkan bahuku, ini semua terasa berat dan aneh, "selama hidupku, aku hidup seperti sendirian, tidak ada orang di rumah selain aku, harusnya aku memiliki seorang kakak laki-laki yang sudah menikah dengan perempuan yang sangat cantik, aku juga punya Ayah yang konyol namun hebat, tetapi kemana mereka semua? Aku diasingkan, apakah itu adil?"

"Itu untuk keselamatanmu."

"Oh, ya?" Aku tertawa.

"Shura..." panggilnya lirih.

"Ya, aku tahu, mafia, pembunuhan, senjata, narkoba, aku rasa aku sudah terbiasa dengan hal seperti itu. Aku harus menerima keluargaku, bukan?"

"Ya, itu benar."

"Tetapi mereka yang tidak mau menerimaku, karena aku anak perempuan yang mirip dengan Ibuku? Persetan dengan alasan itu!"

"Shura, kau tahu itu tidak benar, mereka sangat menyayangimu."

Mulutku diam seribu kata, aku tidak tahu harus memprotes seperti apa lagi. Memang benar kehidupan seperti ini yang awalnya aku inginkan dan mereka inginkan, namun semakin waktu berlalu aku juga semakin sadar bahwa apa mungkin aku bisa hidup dalam kebohongan seperti ini.

Tidak ada yang benar-benar tahu siapa aku yang sebenarnya di luar sana, lingkup kehidupanku terasa sesak dan kecil. Aku ingin kehidupan yang berbeda, jika itu memungkinkan.

Jika aku bertemu dengan seseorang yang dapat membuat hidupku lebih menantang dan berbeda, oh aku harap aku segera menemukan orang itu dan menerimaku apa adanya. Walau nantinya dia tahu, kalau aku berbeda.

To Be Continued...

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang