50 - What Can I Do

2K 146 7
                                    

Halo teman-teman, sebelumnya aku mau menyapa kalian hehehe. Lama tak bersua lama tidak berimajinasi bersama maafkan author yang suka meghilang ini ya.

Banyak kejadian dan kesibukan yang terjadi selama beberapa waktu belakangan ini dan salah satunya ngefek sama cerita DIFFERENT yang enggak kelar-kelar ini padahal sekarang udah sampai ganti tahun, okay maafkan author sekali lagi, feel free to hujat tapi jangan galak-galak :))

Jujur aja menulis itu tidak mudah ya, tapi bagiku menulis itu juga merupakan suatu kesenangan tersendiri buat aku dan aku merasa lega setiap bisa nulis segala sesuatunya sampai semua yang ada di pikiranku tertuang dalam bentuk tulisan. Iya, aku bukan author terkenal, cuman seseorang yang suka nulis dan masih butuh banyak hal untuk di pelajari.

Maka dari itu aku sangat berterimakasih sama kalian semua yang sudah pernah atau sampai sekarang bahkan masih setia nunggu update-an DIFFERENT yang sedikit absurd ini, terutama kalian yang suka dukung aku setiap kali update, so muchhhh thankyouu for you guys.

Mulai sekarang aku akan usaha untuk update DIFFERENT lagi, semoga kalian masih suka baca ceritanya dan bisa ngikutin ceritanya sampai selesai.

Anyway, selamat membaca!

-Happy Reading-

Dengan tidak sabar Zola memainkan kukunya di meja, membuat suara-suara aneh dan kedua kakinya tidak bisa diam. Kedua matanya masih bengkak dan merah, pikirannya benar-benar sudah melayang kemana-mana sedangkan hatinya tidak kunjung tenang.

Rugov membuka pintu, mendapati istrinya dengan tatapan gelisah dibalik mata yang bengkak itu. Perlahan Rugov menyentuhnya, membuat Zola menyadari kehadirannya namun mulutnya bungkam dan enggan mengatakan apa pun. Zola marah padanya, dan Rugov tahu pasti tentang hal itu.

"Aku sudah berbicara dengan dokter, sebentar lagi kau bisa berbicara dengannya. Ayah masih dipindahkan ke kamar dari ruang operasi." Tuturnya, mencoba menenangkan kegelisahan istrinya.

Mendengar hal itu membuat Zola sedikit lega, tapi dia tidak berbicara apa pun dan hanya menatap balik Rugov dengan tatapan datar.

"Zola," Rugov berjongkok di hadapannya, menggenggam kedua tangannya dan menatapnya dengan memohon, "Aku tahu aku salah, tapi aku mohon maafkan aku."

"Kau pikir aku akan luluh dengan hal-hal seperti ini?" tanyanya dengan dingin, "Dia Ayahku Rugov!"

"Aku tahu, maafkan aku."

"Hidupnya terancam Rugov! Demi Tuhan, kalau dia mati diluar sana, aku bersumpah akan membunuh siapa pun yang sudah membunuhnya!"

"Shhhh!!" Rugov memeluknya dengan erat, mengelus rambutnya dan mencoba menenangkannya karena Zola mulai menangis lagi, "Dia akan baik-baik saja, tidak ada yang bisa menyakitinya sekarang."

"Persetan dengan musuh-musuh kelompok! Kau harus membersihkan kekacauan ini semua Rugov, aku tidak mau keluarga kita berguguran seperti ini."

"Tentu saja, sayang. Tentu saja."

Setelah berhasil menenangkan Zola, mereka berdua memutuskan untuk melihat keadaan Juan. Tubuhnya terlihat lemah diatas ranjang rumah sakit dengan kedua mata yang masih menutup, Zola mencoba menahan tangisnya ketika melihat pemandangan tersebut, dengan mengganggam tangan Rugov erat-erat.

Zola duduk disamping Ayahnya, menciumi tangan kanan Ayahnya yang lemas dan tidak berdaya. Batinnya terus berteriak, siapa yang telah melakukan ini pada dirinya, Zola benar-benar marah dan ingin membalas semua ini.

Rugov duduk di sofa, menatap istrinya yang sedang sedih dan hatinya benar-benar sakit jika harus melihat wanita yang dicintainya harus menangis secara terus menerus. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan untuk membuatnya tenang, hanya dengan menunggu Juan hingga sadar yang akan membuat segalanya menjadi lebih menenangkan.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang