26 - I Can't Reach You

5.4K 389 23
                                    

▶️Soundtrack: Shawn Mendes - Mercy


-Happy Reading-

-----

Tiga bulan telah berlalu, George bahkan sudah berkali-kali menghubungiku, bertanya untuk memastikan kapan aku bisa kembali bekerja. Aku sudah cuti terlalu lama, Rugov sudah memberikan alasan palsu mengapa aku belum bisa kembali  bekerja.

Hari ini aku memutuskan untuk keluar dengan Arber. Sudah lama sekali kami tidak bertemu, kami hanya dapat berkomunikasi lewat telepon akhir-akhir ini.

Arber tersenyum dan duduk di sebelahku, "Jadi, sekarang kau akan berpergian kesana-kemari dengan orang-orang itu?" Arber menengok ke belakang kami, tidak jauh dari kami terdapat lima orang pria berpakian rapi yang berdiri disana untuk menjagaku.

Aku mengangguk, "Yep."

Arber tersenyum, "Wow, kau resmi jadi artis sungguhan."

Aku memutarkan kedua bola mataku dengan malas, penyakitnya kambuh lagi. "Oh yang benar saja."

"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan. Ini juga demi kebaikanmu sendiri." Arber menggenggam tanganku dengan erat, dia tersenyum hangat dan itu membuat suasana hatiku lebih tenang.

Aku mengangguk mengerti, "Aku bersyukur memiliki sahabat sepertimu."

Dia terkekeh kemudian memelukku dengan erat, "Aku juga bersyukur memiliki sahabat sepertimu."

"Hmm, lalu mulai kapan kau suka ke taman bermain seperti ini? Dipenuhi anak kecil pula." Aku menengok ke arah Arber, dia menyeringai dan menunjukkan deretan gigi rapinya.

"Alard yang menunjukkan tempat ini padaku," Arber menyandarkan tubuhnya di bangku taman, "Dia yang selalu menemaniku selama kau tidak ada, ternyata dia lelaki yang asik diajak berteman dan tentunya menyenangkan."

Aku menaikkan sebelah alisku, "Apa kalian saling menyukai?" Aku menatap Arber dengan curiga, "Jangan-jangan...."

Arber menatapku dengan gugup, "Tidak...." Dia sedikit gelagapan, "Kami hanya berteman."

Mulutku membentuk huruf 'O' dan aku mengangguk setengah menyindirnya, "Ooooo...."

"Shura!" teriaknya padaku.

"Apa?"

Arber menatapku dengan kesal, "Berhentilah menyindirku!"

"Aku tidak menyindirmu." Aku menatapnya dengan sinis, namun di lubuk hatiku aku tertawa terpingkal-pingkal.

"Bagaimana denganmu? Kau sudah berhasil menghubunginya?"

Aku terdiam sejenak, bahkan sampai saat ini aku tidak tahu bagaimana kabarnya dan dimana dia sekarang. Dia tidak pernah menerima teleponku, tidak membalas pesanku. "Dia lenyap begitu saja, mungkin dia sudah mati."

Arber menyikutku, "Shura!"

"Maaf, hanya bercanda." Aku tersenyum singkat padanya, "Aku rasa dia menghindariku, padahal ini semua bukan salahnya."

"Sebagai laki-laki yang bertanggung jawab, aku rasa dia wajar merasa seperti itu. Lagi pula kakakmu sudah memberikan kepercayaan dan dia gagal menjalankan tugasnya, aku tahu dia pasti juga tidak menginginkanmu terluka namun dilihat dari sisi lain seharusnya dia selalu melindungimu."

Aku tersenyum masam, "Itu semua salahku."

"Maksudmu?"

"Kalau saja aku menurut dengan Jose. Kalau saja aku mendengarkan larangan Draco untuk jangan pergi sendirian, hal itu mungkin tidak akan terjadi. Ini semua salahku, aku sendiri yang menyebabkan hal ini terjadi. Dia tidak seharusnya merasa bersalah." Aku meremas kedua tanganku, perasaanku saat ini bercampur aduk.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang