52 - Arber

2.2K 182 5
                                    

-Happy Reading-


"Menurutmu, cerita di film-film itu benar tidak?" tanyanya tanpa memalingkan pandangannya dari acara tv yang sedang ia tonton.

"Maksudmu?" Draco mengangkat sebelah alisnya, menatap kedua mata bengkak milik Shura yang sedari tadi menangis karena malihat film percintaan dengan akhir yang menyedihkan.

"Ya, kau lihat tadi kan? Andrew akhirnya mati ditembak oleh temannya sendiri, sedangkan Olivia hanya bisa menangis dan merantapi hidupnya tanpa Andrew selamanya. Kau tahu kan maksudku? Bagaimana bila nasib kita berujung seperti itu?

"Shura aku rasa kau benar-benar harus tidur sekarang." Draco hendak beranjak meninggalkan sofa, namun Shura memeluk tubuhnya erat dan mencoba menyeretnya kembali ke dalam selimut tebal yang melilit tubuh mereka.

Shura menatapnya dengan lekat, terkadang dia masih bingung bagaimana caranya bisa mendapatkan laki-laki setampan ini, bagaimana ada laki-laki sebaik dan semanis dia bisa mencintai dirinya sepenuh hati. Betapa Shura merupakan perempuan yang sangat beruntung bisa memiliki laki-laki seperti Draco.

Namun bagaimana akhirnya bila kisah hidupnya akan berakhir seperti di film-film? Bahwa tidak ada yang namanya akhir bahagia karena semuanya butuh pengorbanan serta perjuangan.

Shura tahu bahwa risiko seperti taruhan nyawa merupakan hal yang wajar di dalam kehidupannya, tidak ada yang perlu ia sesali karena dia terlahir di dalam sebuah keluarga yang seperti ini.

"Aku benar-benar takut...." Gumamanya, "Kau tahu, Paman Juan sekarat walau aku yakin dia pasti bisa selamat. Orang brengsek macam Juan harus tetap hidup, aku menyayanginya walau dia paman yang selalu membuatku berkata kotor." Shura mengusap matanya dengan cepat, "Tapi kau tahu...." Katanya terbata-bata, "Aku...Aku...."

"Shhhh..." Draco memeluknya dengan erat, mengusap rambutnya secara perlahan dan mencoba menenangkannya, "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, aku akan mencari Ayahmu secepatnya."

"Tapi aku tidak tahu kenapa, aku hanya ingin menangis, aku merasa bahwa ada yang tidak beres."

"Tidak, tidak." Draco mendekap wajah merah yang penuh dengan ingus itu, "Itu hanya efek Andrew yang mati terbunuh dan Olivia yang menjadi janda seumur hidup. Tidak ada yang akan terjadi pada kita."

"Kau tidak akan mati seperti Andrew?" tanyanya linglung.

"Tidak."

Shura menelan ludahnya dengan susah payah, "Aku tidak akan menjadi janda seperti Olivia?" Sebuah pertanyaan bodoh terlontar, walau dia tahu Draco belum tentu yang akan menjadi suaminya kelak, tapi dia berharap seperti itu jauh di dalam hatinya.

"Hentikan omong kosong ini! Tidak ada yang akan terjadi pada kita, kau tidak akan menjadi janda karena aku berjanji akan terus bersama denganmu sampai kapan pun. Berhentilah bertingkah seperti anak kecil, kumohon sayangku." Pinta Draco dengan putus asa.

Draco memutuskan untuk membawanya ke kamar dan Shura menurutinya dengan mudah tanpa penolakan apa pun, dia hanya menempel di pelukan Draco seperti koala dengan kedua mata bengkak yang sipit.

Sejak dia bertemu dengan Juan di rumah sakit segalanya menjadi tampak menyedihkan bagi Shura, dia jadi membayangkan hal-hal aneh yang akan menimpa Ayahnya.

Setelah memeluknya untuk beberapa saat hingga ia terlelap, Draco mengamati wajah damai yang tertidur pulas itu, kemudian mencium keningnya dan beranjak keluar dari kamar.

Draco menyulut rokoknya, melihat pemandangan kota pada malam hari dengan berbagai macam lampu yang berwarna-warni ikut meramaikan kota.

Terdengar bel berdering, seseorang tengah mengetuk pintu dengan heboh, membuat Draco berdecak kesal dan menghampirinya.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang