39 - Traitors

4.7K 335 63
                                    

Attention!
Setelah chapter 40, nanti aku bakalan private beberapa chapter secara random. Jadi, bagi yang gabisa baca harus follow aku terlebih dahulu.
Harap pengertiannya, sekian terimakasih.

________________________

-Happy Reading-

-----

"No..."

"Stopppp it!!"

Seketika kedua mataku terbuka. Gelap. Hanya terdapat pencahayaan dari lampu tidur bewarna kuning yang menerangi ruangan ini. Aku mengusap wajahku perlahan, mencoba untuk mengatur napasku dan memejamkan mataku sejenak. "Astaga, apalagi yang akan terjadi kali ini?"

Aku mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mataku mengamati sekeliling ruangan remang ini, aku berada di kamar.

"Ouh, kenapa aku tidak ingat?"

Perlahan aku bangkit dari tempat tidur lalu duduk. Entah ini efek dari mimpi buruk tadi atau apa, yang jelas kepalaku terasa pening saat ini. Aku memegangi kepalaku dengan satu tanganku, pelan-pelan mulai turun dari tempat tidur dan berjalan mendekati pintu.

Samar-samar terdengar suara orang berbicara dengan nada lantang dan lumayan berisik. Aku mendekat pada pintu dan mencoba mendengarkan suara itu dengan menempelkan telingaku pada pintu tersebut.

"Aku tidak tahu itu pesan dari siapa, nomornya bahkan tidak bisa dilacak!" terdengar suara Draco berbicara dengan sedikit emosi.

Karena penasaran aku sedikit mencoba memutar knob pintu untuk mengintip siapa lawan bicaranya. Setelah berhasil terbuka sedikit, aku memicingkan sebelah mataku untuk mengintip keadaan di luar sana. Benar ternyata, ada Draco disana. Ia berdiri menghadap ke sofa entah berbicara dengan siapa, aku tidak bisa melihatnya dan aku tidak bisa membuka pintu ini lebih lebar lagi.

"Apa dia memberi insial atau semacamnya?" tanya seseorang dengan suara yang lebih lembut.

Seingatku itu adalah suara ayah Draco, itu artinya ini percakapan antar ayah dan anak? Apa seharusnya aku kembali tidur saja dan berhenti menguping? Namun ketika aku hendak menutup pintu tiba-tiba Draco kembali berbicara dan dia menyebutkan namaku.

"Shura..."

Aku kembali menguping dan mengintip. Draco masih berdiri disana, dia memijit pelipisnya dengan raut wajah yang kesal. Ingin rasanya aku keluar dari sini dan menghampirinya, apa yang sebenarnya terjadi?

"Aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpanya." Draco mengusap wajahnya dengan kesal dan menatap lawan bicaranya dengan serius, "Ini bukan pertama kalinya nyawanya terancam, Dad."

"Ini lumayan aneh, Draco. Jika kau pikir ini secara baik-baik, apa kau tidak berpikir demikian juga?"

Draco nampak kebingungan, "Maksudmu?"

Terdengar suara wanita berdeham, "Maksudnya tidak peduli dia sedang bersamamu atau tidak, Shura tetap diburu oleh mereka. Bahkan sejak kedatangan dia di Italy, siapa saja yang tahu akan hal ini? Hanya kita. Mungkin juga Rufus atau Rugov, kecuali ada penguntit yang mengikutinya itu beda cerita."

Oh ternyata mereka tidak hanya berdua namun juga ada Mrs. Minnevra disana. Hanya dengan menguping pembicaraan mereka sudah membuatku gugup, apalagi ini membahas soal diriku dan keselamatanku. Aku merasa tidak enak namun aku tidak tahu harus berbuat bagaimana.

"Aku sudah memastikan tidak ada yang mengikuti kami, Mom. Mungkin Shura pikir aku hanya mengajaknya berlibur main kemari, namun disetiap sudut kami menapakkan kaki di luar sudah ada kaki tanganku yang berjaga." Draco berjalan mondar-mandir dengan raut wajah yang sedang berpikir keras, "Siapapun musuh yang sebenarnya, ia tidak bisa dianggap remeh. Tindakannya malam ini membuat para tetua juga cemas. Dia membuat acara hancur dan banyak orang penting di dalamnya. Apakah itu bisa dianggap remeh? Tidak. Itu adalah risiko yang besar. Dia bisa saja diburu oleh seluruh mafia dari penjuru dunia akibat ulahnya malam ini."

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang