35 - His Parents

5.3K 416 34
                                    

-Happy Reading-
————

Pertemuan dengan calon mertua, bertemu dengan kedua orang tua dari laki-laki yang kau cintai merupakan momen yang sangat menegangkan sepanjang masa. Bahkan aku pernah mendengar bahwa salah satu teman seperjuanganku di dunia model tidak direstui oleh calon mertuanya, padahal dia tidak kekurangan apa pun dari segi fisik atau psikologisnya.

Dia gadis yang cantik, periang, cukup menyenangkan walau aku tidak terlalu sedekat itu dengannya mengingat mereka selalu memandangku aneh, namun aku dapat mengetahui bahwa dia adalah salah satu calon gadis idaman para husband-able di luar sana. Kabar mengejutkannya dia berhenti bekerja sebagai model, karena mertuanya membencinya kalau ia tetap akan menjadi model. Itu sangat tidak masuk akal bagiku, namun hal tersebut berhasil membuat gadis itu membulatkan tekadnya dan menuruti apa kata mertua demi mendapatkan restu.

Well, cerita itu mengajarkanku bahwa bertemu mertua bukanlah hal yang menyenangkan namun menakutkan dan lebih buruk lagi, aku tidak siap.

Draco tidak mengajakku untuk berpacaran atau bahkan menanyakan perasaanku sebenarnya, yah walau aku sudah bilang tidak bisa melihatnya bersama gadis lain bukan berarti dia sudah mendengar kalimat cintaku padanya, bukan?

Dia tidak mau repot-repot menungguku bertanya hal semacam itu, melainkan langsung memperkenalkanku pada kedua orang tuanya di saat yang tidak tepat dan di waktu yang terlalu mendadak. Ini semua diluar dugaan dan aku berani bersumpah rasanya pembuluh darahku sudah berhenti di tengah jalan dan enggan untuk beredar memutari tubuhku sehingga badanku terasa kaku seperti mayat hidup.

Kedua orang tua Draco duduk berhadapan denganku, kami duduk di ruang keluarga. Draco duduk di sebelahku dengan raut wajah santai dan dengan tangan kirinya yang masih menggenggam tangan kananku. Aku tidak habis pikir mengapa dia bisa sesantai ini sedangkan aku sudah sangat tegang hampir terkena stroke. Beribu kali aku mencoba untuk melepaskan tanganku darinya namun ia terlalu keras kepala seperti biasanya. Shura tidak boleh kabur dariku, Shura milikku. Ya, whatever boy!

Aku berdeham pelan karena keheningan yang mencekam ini membuatku sakit perut dan ingin buang angin. Terlebih lagi sepertinya aku sudah pipis di celana, walau hanya sedikit.

Jika aku diberi pilihan untuk bertemu dengan orang tuanya di situasi seperti ini atau lari marathon dikejar musuh yang siap melubangi kepalaku, sepertinya aku akan lebih memilih untuk lari marathon dengan seorang sniper yang siap membuat isi kepalaku meleleh keluar.

"Jadi, kau kekasih anakku?" Tiba-tiba saja Mrs. Gilderoy memulai perkacakapan dan menghancurkan keheningan yang sedari tadi mencoba untuk mencekik leherku ini.

Sejenak aku sedikit menimbang-nimbang, apa aku kekasihnya? Kapan kita berpacaran memangnya? Lantas aku harus menjawab apa?

"Sebenarnya—"

"Kapan kau bertemu dengan anakku?" Mrs. Gilderoy memotong perkataanku dan mengganti topik pertanyaan.

"Waktu itu tidak sengaja—"

"Apa kau serius mau menjadi pendamping hidup anakku?" Dia kembali memotong pertanyaanku, padahal aku belum sempat menjawab apa-apa.

Ketika aku hendak membuka mulutku dan menjawab pertanyaannya, seketika ia kembali menghujaniku dengan pertanyaan yang lain secara bertubi-tubi.

"Berapa umurmu? Apa kau lebih muda daripada anakku? Mengapa sepertinya wajahmu tidak asing bagiku? Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Lantas apa profesimu? Apa kau telah menjalin hubungan dengan anakku dalam kurun waktu yang lama? Untuk apa kau datang kemari, apa Draco memaksamu atau kalian memiliki rencana tersembunyi yang tidak diketahui oleh kami selayaknya orang tua Draco?"

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang