44 - Back to London

3.4K 233 32
                                    

-Happy Reading-

-----

Sudah tiga jam lamanya aku berada di atas udara, lebih tepatnya berada di dalam sebuah private jet milik manusia menyebalkan satu ini yang kebetulan orangnya sedang tidak ada disini melainkan sibuk entah kemana tadi dia pergi dari sampingku begitu saja lalu belum kembali hingga sekarang.

Mungkin dia sedang diare atau semacamnya? Ya, siapa tahu karena melihat kelakuanku yang banyak tingkah ini dia jadi pusing kemudian perutnya sakit.

Benakku terus mengulang-ulang kejadian semalam itu. Ah, tidak bisa kubayangkan bagaimana wajahku semalam itu ya. Apa aku sempat muntah juga di bajunya? Tidak tahu, aku tidak ingat.

Satu hal yang aku ingat adalah saat Draco menciumku di lantai dansa itu. Oh, astaga. Secara refleks bibirku langsung tersenyum mengingat kejadian itu, aku menyentuh bibirku dan mengusapnya perlahan, membayangkan ciuman lembut dari bibirnya yang merupakan canduku itu. Ah! Sudahlah. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat untuk menghapus semua imajinasi bodohku itu.

"Kau baik-baik saja?" Seseorang menyentuh pundakku perlahan.

Aku menengok ke arahnya dan menatapnya dengan sedikit terkejut. Baru saja aku memikirkanmu bodoh. "Untuk apa aku tidak baik-baik saja? Tentu aku baik-baik saja."

Dia mengangguk sebagai tanda mengerti kemudian langsung duduk di sampingku dengan menyilangkan satu kakinya. Tangan kanannya merogoh ke saku celananya dan muncul lah ponsel miliknya yang aku rasa dia pasti hendak memeriksa sesuatu.

"Kita akan tiba sebentar lagi."

Aku menaikkan sebelah alisku dan menatapnya dengan malas, "Eng? Permisi, tiba dimana? Jam berapa? Lebih tepatnya aku diculik kemana lagi ya sekarang ini?" Karena manusia sialan ini aku sudah tidak lagi merasa seperti mahluk hidup melainkan sebuah benda instan yang gampang dibawa kesana kemari sesuka hatinya. Ya, kira-kira seperti itulah deskirpsinya.

Untuk kesekian ribu kalinya lagi, aku mendengus lelah. "Aku tidak percaya ini." Aku mengelus kepalaku dengan penuh hasrat seakan aku adalah korban bencana alam yang baru saja kehilangan rumah karena hanyut terbawa tsunami atau semacamnya.

Draco terkekeh, "Kita kembali ke London, ada sesuatu yang harus aku lakukan disana." Perlahan ia mendekat kemudian mengusap kepalaku dengan gemas, "Jangan khawatir, setelah itu kita pasti akan bersenang-senang lagi." Kemudian dia mengecup singkat keningku dan kembali menatap layar ponselnya.

Oh ya. Menyenangkan. Bersenang-senang katanya.

Seingatku sepanjang liburan kemarin yang ada aku selalu kesal padanya daripada banyak bersenang-senang karena kalau ingatanku ini tidak salah ya kemarin dia itu bertingkah menyebalkan terutama saat dia berubah ke mode cemburunya akibat aku berfoto-foto dengan para fansku yang sudah jelas itu bukan sesuatu yang bagus untuk dijadikan dibalik kemarahannya yang kekanak-kanakan.

Tidak lama kemudian aku merasa bahwa pesawat yang aku tumpangi ini sedang menukik, ah aku rasa sebentar lagi kita sudah sampai.

Dan benar apa kataku. Tibalah aku di kota kesayanganku ini.

"Shura, bawahanku akan mengantarkanmu pulang. Hubungi aku kalau sudah sampai di rumah." Draco menatapku dengan serius dan aku hanya menatapnya dengan datar.

"He'eh."

Dia tersenyum, kemudian mengecup pipi kananku dan beranjak pergi meninggalkanku sendirian. Setelah kepergiannya, seseorang menyapaku dengan ramah dan memperkelankan dirinya bahwa dirinya lah yang akan mengantarkanku pulang. Aku mengangguk mengiyakan dan kami pun segera untuk masuk ke dalam mobil.

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang