42 - Movement

3.6K 261 26
                                    

-Happy Reading-

-----

Vienna, Austria


Seorang pria dengan setelan hitam rapih turun dari sebuah mobil sedan hitam. Yang nampak pertama kali adalah sebuah tongkat berkepala singa yang terbuat dari emas dua puluh empat karat. Tongkat bertubuh hitam polos itu menuntun seseorang keluar dari mobilnya. Sesosok pria dengan tatapan dingin serta bertubuh kekar dengan pembawaannya yang tangguh membuatnya menjadi sorotan para tamu-tamu yang hadir pada malam itu.

Pria tersebut berjalan dengan mantab di atas karpet merah. Mata tajamnya menyapu seluruh ruangan dengan hati-hati dan seksama, hingga ia berhenti di dekat tangga dimana seseorang tengah berdiri disana menunggunya.

"Ruffie..." sapa seseorang yang sudah menunggunya sejak tadi.

"Juan."

Juan mendekat kesampingnya, kemudian mereka berdua menaiki tangga menuju lantai kedua diiringi oleh percakapan-percakapan yang sekiranya cukup rahasia sehingga mereka harus menuju tempat yang lebih sepi untuk mendikusikannya.

"Shura?"

Rufus melirik rekannya kemudian mengangguk, "Dia aman bersama Draco."

"Kau sudah tahu soal Thomas, Zen dan Nabash kan?" tanya Juan untuk memastikan.

"Aku tahu."

Wajahnya berubah menjadi serius namun penuh dengan amarah yang terpendam. Emosi bahwa rekan-rekannya telah dibantai dengan cara yang sadis membuat emosinya ingin meledak keluar dari ubun-ubunnya begitu saja. Namun Rufus berusaha sekuat tenaga untuk tidak membiarkan emosi menguasai dirinya, karena dia tahu bahwa musuhnya bukanlah orang yang boleh di anggap remeh. Dia tahu bahwa di setiap langkahnya saat ini memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang cukup agar tidak melakukan kesalahan.

"Kau harus berhati-hati, Ruffie. Dia sudah mengejarku namun gagal mendapatkanku pada malam hari itu. Dia pasti akan mengincarmu setelah ini." Ucap Juan mengingatkan, "Ralph sedang bersembunyi entah dimana, yang jelas aku tahu bahwa dia selamat."

Rufus mengangguk, "Aku mengerti kondisinya, Juan. Akan lebih baik bila saat ini kita harus sangat berhati-hati, mengingat kita sudah kehilangan tiga rekan berharga kita. Maka target selanjutnya bisa saja jatuh padaku atau Kai."

Juan menghela napasnya dengan berat. Mereka berdua berhenti di sebuah balkon menghadap ke taman dan menyulut rokok untuk menenangkan, "Apa yang diinginkannya?"

Rufus melirik ke arah Juan, kemudian menggeleng, "Aku tidak tahu, Juan. Aku akan meminta Rugov untuk menyelidiki tentang hal ini juga."

"He'eh, aku juga memperingatkan Rugov untuk menjaga Zola baik-baik. Jangan sampai putriku terluka atau aku akan memenggal kepala anakmu Rufus." Juan memperingatkan, "Kau juga harus memastikan bahwa Shura baik-baik saja, beri tahu Draco bahwa dia harus membawa putrimu sejauh mungkin."

"Ay..." Rufus menghisap rokoknya, "Mereka sedang berada di Cuba. Berlibur."

Juan terdiam, kemudian menatap rekannya dengan terkejut, "Kau bercanda? Cuba?"

"Tapi tempat itu merupakan salah satu surga dunia," Rufus terkekeh, "Draco memang sulit ditebak, kalau kau tahu."

"Ngomong-ngomong apa kau sudah dapat kabar dari Ivankov? Aku dengar dia sudah mendapat setitik pencerahan soal permasalahan ini."

"Belum, aku tidak bisa menghubunginya semalam. Mungkin dia masih sibuk." Rufus melirik rekannya, lalu membuang putung rokoknya perlahan, "Tapi Juan...."

DIFFERENT [HIATUS🙏🏻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang