Part 9

5.6K 249 8
                                    

Sorry semua kalau banyak typo ketikan gue kali ini..

Selamat malam.. Selamat membaca.


Pagi harinya kevin terbangun dengan kepala yabg teramat pusing. Tapi dia juga merasakan kenyamanan semalam selama ia tertidur, kevin merasakan tangan halus dan lembut ada di pipinya dan satu tangan lagi ada di sela-sela rambutnya.

Kevin mendongakan kepalanya menatap siapa yang menjadi bantalannya ini. Ia dapat melihat dengan jelas wajah cantik mila bercampur dengan kelelahan terlihat kantung matanya yang agak menghitam dan tebal.

"Dia pasti banyak menangis... Dan, kok kalau diliat-liat mila kayanya kurusan ya?.. Tapi tetap cantik." puji kevin.
"Ahhh gue apa-apaan sih.. Gk.. Gk gue gak boleh muji dia selain sonya. Sekalipun mila lebih cantik dari sonya, tidak ada yang bisa menyaingi kecantikan hati sonya. Ok mila boleh cantik secara fisik, bahkan bisa gue bilang dia sangat sempurna terlahir sebagai seorang wanita. Tapi dia PELACUR. Hehhh.. Ternyata wajah cantik dan terlihat baik diluar tidak menjamin cantik secara hatinya."

"Eghhh... Hhhhhffffhh." merasakan pergerakan mila dan kevin yakin saat ini mila sudah bangun dengan cepat ia menutup matanya ia kembali berpura-pura tidur.
"Ohh astaga ternyata kamu masih tidur.. Apa kamu mimpi indah, senang rasanya bisa melihat wajah damaimu. Pasti kamu sekarang sedang memimpikan clara anakmu, dia pasti beruntung punya daddy yang sangat menyanginya seprtimu." kata mila pelan agar tidak membangunkan kevin, mila tersenyum sambil mengusap lembut wajah kevin.

"Semoga kehidupan keluargamu selalu disertai Tuhan." katanya lagi.
"Oh ya sekarang jam berpa?.." pelan-pelan mila agar tidak membangunkan kevin bahkan tanganya tak henti-hentinya membelai lebut wajah kevin.

"Maaf ya semoga aku tidak menggangu tidurmu." kata mila lagi saat sudah berhasil mengambil handphonenya.

"Ya ampun udah jam 7. Kevin pasti harus siap-siap, dia paati harus kerja.. Ahh gue harus gimana, oh iya telpon ricu."

"Hallo ricu."

"Iye mil.. Ada apa lo, kok ngomongnya pelan-pelan banget."

"Lo dimana sekarang cu. Gue bisa minta tolong sama lo baut beliin makanan buat kevin, sekarang kita lagi room biasa."

"Ohhh itu.. Tenang gue udah beliin makan buat kita berdua.. Tapi si kevin gimana ye."

"Lo bawa aja yang itu kesini."

"Lah terus lo makan apaan."

"Gue gampang.. Entar waktu mau balik bisa langsung masak. Cepetan ya cu."

"Iyee milong bawel."  mila mematikan sambungan telponnya dan beberapa saat ricu masuk ke room tersebut dengan kunci cadangan dan membawa sekotak makanan.

"Ohhh astaga.. Ganteng banget ya mil ini cowo."

"Ricu lo kok berisik banget sih.. Kasihan kalau kevin bangun.. Kayanya dia masih cape kali cu.. Makanya tidurnya pulas banget." kata mila dengan suara pelan.

"Cape.. Lo habis ngapain sama dia tadi malam." kata ricu yang ikut juga bersuara pelan.

"Kita gk ngapa-ngapain kok... Cuman tadi malam dia mabuk berat."

"Ohhh.. Kasihan gue sama lo mil.. Lo belum pernah pacaran, harus ditembus orang yang baru lo kenal. Coba waktu itu orang tua lo gk.."

"Cuu stop ya.. Gue udah gk mau bahas itu lagi. Nanti kalo kevin kebangun, kan susah lo balik gih.. Maksih banyak buat makananya cu."

"Sama-sama inces mila." mial hanya menanggapi ucapan ricu dengan senyuman.

"Kev.. Kevin... Hy, bangun yuk.. Udah pagi kamu harus kerja kan." kata mila mengusap lembut pipi kevin, seolah terganggu kevin membuka matanya perlahan.

"Maaf aku bangunin kamu.. Soalnya ini sudah jam 7 lewat, nanti kamu bisa terlambat kekantor. Dan ini ada sarapan, atau kamu mau mandi dulu.. " kevin tidak menyahuti ucapan mila, ia malah melenggang masuk ke kamar mandi dan sebelum masuk dia seperti mengirim pesan pada seseorang.

Saat kevin tengah mandi, tak lama kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu room kevin.
Mila mencona berjalan kakinya terasa sakit dan kram.

"Ada yang perlu saya bantu." tanya mila pada seorang pria yang tingginya kira-kita seperti kevin ia menyerahkan paper bag berukuran sedang untuk mila. Mila menerima benda tersebut.

"Apa ini?.."

"Milik tuan kevin."

"Oh.. Iya terimakasih banyak."

"Tolong katakan pada tuan kevin, dia akan rapat pukul 9, saya hanya mengingatkan."

"Baiklah terimakaih.. Akanku sampaikan."kata mila lembut, setelahnya ia menutup pintu. Mila sempat memejamkan matanya berkali-kali dan mendongakan kepalanya keatas karna rasa nyeri dikakinya begitu sakit.

"Hfuhhhh akhirnya."

Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok pria tampan dengan rambut yang basah dan tubuh bidang yang tercetak jelas dimata mila.

"Gila ternyata kevin ganteng banget." kata hati mila memuji kevin.

"Apa pakaianku sudah datang?..." tanya kevin dingin.

"Iya ini." mila menyerhakan paper bag pada kevin. Dan tanpa permisi kevin melepas handuknya dihadapan mila memperlihatkan kebanggannya disana, mila yang tersadar langsung membuang mukanya.

"Kevin maaf kenapa kamu melakukanya didepanku. Apa kamu tidak malu."

"Malu denganmu..  Bahkan kau sudah pernah mencicipinya di kedua mulutmu."

"Maksudmu?.."

"Dasar pelacur bodoh.. Begitu saja tidak tahu." mila menghela nafas berat.

Setelah selesai mengenakan pakaiannya kevin mengumpat kesal. "Ada apa vin."

"Tidak apa-apa."

"Ohhh ternyata ini... Sini duduklah maaf aku memerintahmu, aku hanya ingun membantumu." awalnya kevin tak menyadari taoi setelah matanya tak sengaja mencari keberadaan sepatunya ia melihat bergelangan kaki mila membengkak. Tanpa membantah dan meneriaki mila dia menurut dan duduk disebelah mila, senyum mila mengembang dan sangat sangat cantik. Dengan cekatan mila melipat dari untuk kevin.

"Nah sudah.. Sebentar kerahnya berantakan. Nah sekarang kamu sudah terlihat sangat tampan."

Kevin beranjak dari tempat duduknya namun, belum sempat dia berdiri tangan mila menahanya.

"Vin.."

"Apa?..."

"Duduklah sebentar... Ini sepatumu, apa kamu mau aku bantu pasangkan sepatu."

"Tidak.. Aku bukan anak kecil."

"Hemm baiklah.. Pasanglah sepatumu. Sekarang aaaa.. Buka mulutmu, kamu harus makan karna kamu akan menghadiri meetingkan."

"Dari mana kau tau."

"Orang mu yang mengatakannya, ayo suap."

Kevin menerima suapan dari mila tanpa bantahan. Mila tersenyum melihat kevin yang tidak perotes.

"Sudah.. Selamat bekerja.." katanya riang.

"Siang ini setelah meetingku selesai kau harus puaskan aku."

"Hehhhhhmmmm... Baiklah." jawab mila tertunduk.

"Buka bajumu."

"Tapi vin..kamu harus rapat."

"Aku hanya ingin mencicipi mereka sebelum berangkat."

Dengan terpaksa mila menurunkan bagian atas bajunya dan melepas branya. Kevin sudah bermain-main disana dada mila penuh dengan kissmark buatan kevin. Terakhir kevin tutup dengan ciuman bibir yang sangat mengebu. Setelahnya ia meninggalkan mila yang masih terengah-engah akibat perlakuan kevin pagi ini.

Ia kembaki memakai dan merapikan pakaian serta dandanannya.





terimakasih banyak sudah meluangkan waktunya membaca part ini.
😙🙏

Give Me Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang