Part 3

5.8K 271 5
                                    

Mila kembali kekamar mamanya dengan keadaan kacau. Suster ana menghampiri mila.

"Apa yang terjadi mil?..."

"Tidak apa-apa sus.. Tadi aku hanya mendapat sedikit masalah."

"Bebagilah padaku." katanya memeluk mila.

"Semua sudah beres.." kata mila tersenyum. Lebih tepatnya senyum terpaksa. Suster ana kembali bekerja, setelahnya ia kembali keruangan mila mengatakan kalau dokter hady menunggunya.

"Selamat siang mila. Bagaimana kapan papa dan mamamu akan dioprasi?.. Segeralah mengambil keputusan mila sebelum terlambat. Kondisi meduanya sudah sangat buruk. Aku tidak bisa menutupnya lagi darimu."

"Secepatnya aku janji besok akan aku berikan kepastian." kata mila langsung pergi meninggalkan ruangan dokter hady.

Mila mengais disudut ruang rawat kedua orang tuanya meratapi nasibnya yang begitu buruk. Mila berpamitan pada kedua orang taunya sebelum dia mengahampiri ricu diparkiran.


Ricu menjemput mila pukul 9 malam. Mau tidak mau mila meninggalkan kedua orang tuanya. Ia tahu ini sangat salah tapi mau bagaimana lagi dia tidak punya pilihan lain selain menjual dirinya sebagai jaminan hidup kedua orang tuanya.

"Astaga neng mau kemane?... Kekampus?... Astga ok lo boleh cantik, sexy, body waduh udah kaya gitar spayol, tapi kaga begini juga gayanye.."

"Ya harus gimana dong cu.. Lo taukan gue habis kecopetan uang gue habis semua dan handphone juga untung masih ada sisa satu." kata mila dengan nafas memburu.

"Ya udah deh.. Mau gk mau deh gue merugi untuk sahabat gue yang cantik ini." kata ricu. Ia memacu mobilnya dengan kecepatan sedang membelah kota jakarta kemudian mereka berdua berhenti disalah satu butik yang lumayan terkenal. Mila turun dari mobil ricu dan membeli sebuah dress.

Selama didalam butik itu semua orang menatap kagum pada mila. Bagaimana tidak pesonanya mampu membuat orang tak berkedip menatapnya.

Pilihan mila jatuh pada dress berwarna berwarna coklat keemasan degan meperlihatkan  bagian punggung mulusnya dan dadanya nampak sedikit mengembul keluar dan siapa saja melihatnya bisa tidak bisa bernafas melihat penampilan mila dengan dress span yang melekat sempurna ditubuhnya. Ia mengambil make upnya yang ada ditasnya make up tipis natural sangat cantik. Mila keluar dari ruang ganti dan membayar dress yang dibelinya.

"Busetttt mila... Ini elo... Ya ampun cantik banget.. Astaga ragu gue mau nyerahin lo ke cowo hidung belang disono." kata ricu meremas strmir mobilnya.

"Cu.. Udah lo gk usah merasa bersalah gitu.. Gue akan terima semua resikonya."

"Benaran mil?.." tanya ricu ragu.

"Beneran." kata mila mengangguk.
40 menit kemudian keduanya tiba di sebuah bar yang datang kesana semua orang dari kalangan atas. Terlihat dari mobil yang terparkir tidak ada yang biasa-biasa semua diatas luar biasa.

"Lo siap mil?..."

"Hemh..." mila meremas jari-jarinya kemudia dia melangkahkan kakinya keluar dari mobil ricu.

"Lewat sini mil." ricu membawanya kejalan khusus untuk ricu, ricu salah satu pemengang saham bar ini.

"Ini ruangan siapa cu?..."

"Ini ruang gue."

"Hah..."

"Sebenarnya gue juga ikut ambil bagian dalam bar ini mil."

"Oh... Tapi kok lo kerjanya gitu juga sih."

"Ya gimana ya mil.. Hidup dijakarta gk mudah, semua keras mil.. Makanya gue jadi kerja begitu sebelum gue menjadi salah satu orang yang memiliki bar ini."
Ricu kembali ketempat duduk ya.

Give Me Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang