Part 16

5.3K 258 8
                                    


Sorry kalau banyak typo.

Kevin bersandar nyaman di dada mila, tangan dan matanya sedang asik dengan beberpa berkas yang harus baca oleh kevin, karna kevin bukan tipe orang yang sembarangan dalam menjalin kerjasama dengan perusahan lain. Sedangkan mila sejak tadi asik memainkan dan menyisir rambut kevin dengan jari-jarinya dan sesekali tanganya mengelus lembut pipi kevin.

Mika hanya bisa menatap wajah tampan ini, ia bahkan tidak berani menggangu kevin yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

Beberpa menit kemudian kevin mengdongakan kepalanya menatap mila.
"Apa ada yang kamu perlukan?.."

"Hemm bisakan kamu memijit pelan kepalaku.. Aku rasa kepalaku sudah mulai pusing melihat tulisan-tulisan ini dan yang pasti jangan sampai mengenai lukaku."

"Baiklah... Apa ini terlalu kencang."

"Tidak.. Ya begitu saja rasanya sangat enak, paling tidak ini membuat kepalaku lebih ringan. Hemmm pijatanmu sangat enak."

"Benarkah..."

"Hemm kamu berbakat untuk memijat." kata kevin memejamkan matanya menikmati pijatan jari-jari indah mila.

"Apa aku harus jadi tukang pijat saja..."

"Mila..." kata kevin seketika mentapa tajam tepat menusuk di mata mila.
"Dan aku yakin setelah itu kau akan kaya raya karna lelaki hidung belang dan om-om yangbkaya raya yang akan menjadi pelangganmu." kata kevin tajam.

"Maafkan aku.. Hanya saja."

"Aku tidak suka mendengar kamu mengatakan hal-hal yang tak suka ku dengar lagi."

"Maafkan aku vin... Tapi aku juga harus bekerja, saat ini aku bingung harus bekerja dimana.. Kamu lihat baru hari ini aku menstinya harus bekerja malah langsung dipecat." kata mila dengan nada-nada sedihnya.

"Aku tanya padamu. Kau kemanakan uang 600 juta yang aku berikan saat itu hah.. Aku rasa tidak mungkin uang sebanyak itu habis dalam beberpa hari, kecuali kau membeli sesuatu yang begitu mahal." tanya kevin metap mila. Entah mengapa ia ingin sekai tahu kenpa mila bertingakah seperti orang yang sangat miskin.

"Uangnya aku pakai untuk biaya oprasi mama dan papa." kata mila mencoba tersenyum tapi senyum yang diberikan oleh mila sarat akan luka, dan srmua orang pasti bisa merasakan hal itu.

"Dimana orang tuamu saat ini?..." mila menggelng lemah, air matanya mengalir membasahi pipinya.

"Mereka sudah bahagia dengan kehidupan mereka." kata mila menghapus pelan air matanya.
"Dan aku bersyukur mereka tidak akan pernah merasakan penderitaan lagi."

Kevin menatap mila bingung, kenpa orang tua mila begitu tega meninggalkannya dan hidup bahagia sedangkan anaknya harus berjuang seorang diri.

"Kemana mereka pergi?.." tanya kevin datar.

"Mereka sudah bahagia, dan aku belum sempat menengok mereka semnjak kepergian mereka sampai hari ini."

"Mila kalau berbicara langsung pada intinya jangan suka memutar-mutarkan pembicaraan. Aku bertanya kemana papa dan mamamu."

"Mereka sudah disurga." kata mila tak tahan menahan air matanya.. Rasanya ia sangat merindukan sosok mama dan papanya. Kevin mengambil posisi diduduk menghadap mila, ia mencari kebohongan dimata cantik milik mila tapi ia tak menemukan satu kebohongan pun dan kevin membawa wanita cantik itu kepelukkannya.

"Maafkan aku."

"Kamu gk salah kok." kata mila disela isak tangisnya. "Vin lepas, nanti baju kamu basah." kevin menggeleng.

Give Me Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang