Cuaca di luar bandara yang super panas, tidak menyurutkan niat Robert untuk melakukan aksinya.
Matanya menatap tajam
sosok Dior yang kini sedang berdiri di sudut pintu luar bandara sambil menghisap sebatang rokok."Bersiap-siaplah," perintahnya cepat, pada anak buah di sampingnya yang kini sedang memfokuskan pandangannya ke arah Dior, dengan senapan berteropong tersebut.
Robert mengumpat kesal saat Ada orang asing yang baru saja datang dan berdiri tepat di depan Dior sambil menelpon, menghalangi pandangan sang sniper untuk menembak target. Tapi ekspresi Robert tampak berbeda saat matanya tertuju pada sosok lain yang baru saja keluar dari pintu bandara, dan kini sedang di cium punggung telapak tangannya penuh hormat oleh pemuda tersebut.
"Berhenti!" perintah Robert, pada orang yang berada di sampingnya tersebut, membuat gerakan itu terhenti sepenuhnya dengan tatapan bingung.
"Tapi kenapa bos?" tanya anak buahnya heran.
Robert tidak menjawab, ia bahkan memerintahkan supirnya untuk segera pergi meninggalkan area tersebut.
+++
Robert membanting pintu mobilnya sedikit kasar, dan berjalan tergesa kedalam rumah mewah tersebut."Daddy ...!" panggilnya kencang, sambil terus melangkah memasuki area rumah. Membuka setiap pintu yang ada di lantai dasar, tanpa memperdulikan tatapan penuh tanya dari beberapa pelayan di rumah mewah tersebut.
Salah seorang pelayan hendak menghampirinya untuk memberitahu keberadaan orangtuanya, tapi samasekali tidak di acuhkan oleh pemuda tersebut.
Robert kembali melanjutkan langkah kakinya menuju tangga saat tidak di dapati sosok ayahnya di lantai bawah.
Kembali memerika setiap pintu dengan tergesa, hingga gendang telinga Robert menangkap suara aneh, pada kamar yang terletak paling sudut.
Robert segera melangkah cepat menuju kamar itu dan membukanya sedikit kasar.
"Shit ...!" umpatnya kasar, saat mendapati sosok ayahnya sedang bergumul liar dengan seorang wanita muda bertubuh sintal.
"Segera temui aku di bawah dad, setelah kau selesai dengan wanitamu itu," ucapnya sedikit kasar, dengan menatap langsung dua sosok tanpa busana di hadapannya yang tampak sedikit kaget, sebelum menutup kembali pintu coklat gelap berbahan kayu tersebut.
Robert kembali melangkah menuju tangga, ia bermaksud menunggu di taman belakang saja.
Robert sedang menghisap rokoknya di teras belakang, saat sang ayah datang menghampirinya dengan kimono hitam yang terikat asal.
"Ada apa kau datang mencari daddy?" tanyanya langsung.
Robert segera menoleh ketika mendengar suara ayahnya, menekan sejenak puntung rokok tersebut ke dalam asbak, hingga lumat dan padam.
Irwan kembali mendekat karna penasaran, ia memutuskan untuk duduk di sebelah Robert berbatasan dengan meja kecil berbahan rotan.
"Ada berita tak terduga yang ingin ku sampaikan padamu daddy," seringainya sedikit lebar, hingga menampakkan sesuatu di balik mulutnya.
"Hei ada apa dengan kedua gigi atasmu, apa itu model terbaru yang sedang trend saat ini," ucap sang daddy konyol.
"Hanya kecelakaan kecil dad," jawab Robert tak acuh, walau parasnya sedikit memerah, tapi mimik wajahnya kembali senang ketika mengingat sesuatu.
"Daddy coba tebak siapa yang aku temui tadi siang!" seru Robert ceria.
"Memangnya siapa?" tanya Irwan enggan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!