Part 39

2.5K 135 5
                                    

Kethrin baru saja keluar dari balik pintu kaca minimarket  dengan kantong belanjaan di tangannya. Rinai hujan yang perlahan turun membuat Kethrin semakin memacu langkahnya, tinggal 2 blok lagi, maka dia akan sampai di kedai roti langganan Papanya.

Suasana di sepanjang trotoar yang Kethrin lewati nampak sepi dari para pejalan kaki, bahkan jalan raya di sebrangnya yang biasa terlihat ramai dan padat, hanya sesekali di lintasi oleh satu dua kendaraan yang melintas.

Kethrin semakin merapatkan tubuhnya ke barisan toko yang berbaris rapi, di sepanjang trotoar berukuran cukup lebar yang kini Kethrin lewati. Berjalan di bawah atap pertokoan bercanopi, setidaknya sedikit melindungi Kethrin dari terpaan air hujan yang mulai menderas.

Tanpa Kethrin sadari di salah satu sudut lorong yang gelap, tampak sesosok bayangan yang terus memperhatikan dirinya yang baru  saja melintasi area tersebut, orang itu bahkan mulai mengikuti Kethrin yang masih terus melangkah, sambil sesekali merapikan helai rambutnya yang sedikit menghalangi pandangan Kethrin akibat tiupan angin.

Kethrin menggerutu saat kantong belanjaannya terjatuh, pada saat gadis itu merunduk untuk mengambilnya kembali, satu tangan asing mendekap pinggangnya dari arah belakang, di susul sebuah saputangan putih yang menutup hidungnya dengan aroma zat kimia menyengat, mengakibatkan kesadaran Kethrin perlahan pergi dengan tubuh terkulai lemas bahkan nyaris jatuh, jika orang asing itu tidak segera menahannya. Bertepatan dengan itu, sebuah van hitam berhenti tepat di sampingnya, pintu bagian samping van tersebut terbuka, menampakkan dua orang lelaki bertubuh besar yang langsung menyeret tubuh Kethrin ke dalam van dengan cepat, di bantu oleh orang asing tadi yang juga ikut masuk kedalam kendaraan tersebut. Mobilpun langsung melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan area tersebut, dengan belanjaan Kethrin yang tergeletak begitu saja. Tanpa adanya satupun saksi mata yang melihat kejadian apa yang baru saja terjadi di jalan tersebut.

+++

Dior tengah merokok di koridor rumah sakit saat hand phone-nya berdering nyaring dengan ringtone dream milik imagine dragons.

Lelaki itu mengernyit saat nama Hansen yang kini tertera di layar ponsel miliknya.

Untuk apa Orang tua Kethrin meneleponku.

'Dior, apa kethrin ada bersamamu," ucap suara di sebrang, sesaat setelah Dior menyentuh gambar hijau di layar hand phone.

"Tidak mr Smith, memangnya kenapa?" Tanya Dior penasaran, entah kenapa rasa cemas langsung melanda dirinya mendengar nada suara Hansen yang sedikit bergetar, sarat akan rasa cemas.

"Kethrin tadi siang aku suruh ke toko langgananku untuk membeli roti, tapi hingga sore begini anakku itu belum juga kembali, aku sudah coba menghubunginya tapi tidak di angkat."

"Mungkin Kethrin ada keperluan lain, dan dia lupa memberi tahu anda," ucap Dior menenangkan Hansen, atau lebih tepatnya menghibur dirinya sendiri yang juga ikut khawatir.

"Tapi mengapa Kethrin tidak menjawab telponku?"

"Aku akan mencarinya!" Ucap Dior yang setengah berlari menuju  mobil, menutup pintunya kasar dan langsung tancap gas meninggalkan parkiran tempat Sera di rawat.

+++

Kethrin mengernyit saat membuka mata, rasa pusing langsung mendera kepalanya yang baru saja tersadar.

Oh apa ini, tatap Kethrin kaget pada kedua tangannya yang terikat.

Ya Tuhan, ini di mana.

Kethrin terbaring di atas  ranjang tua dengan kedua tangan dan kaki terikat kuat.
Jendela kamar itu berteralis, bahkan atapnyapun turut juga di pasangi oleh rangkain besi.

Kethrin tidak tahu sudah berapa lama dia terikat di sini, tapi dari pemandangan di luar jendela yang terlihat gelap, Kethrin sadar kalau hari sudah menjelang malam.

Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita yang Kethrin kenal, dia menatap Kethrin sinis sambil melipat kedua tangannya di depan dada, terlihat sekali wanita itu sangat membenci Kethrin.

"Kau akan terus berada di sini sampar Dior mau menikahi Sera," ucapnya tiba-tiba.

"Mengapa kau lakukan semua ini, apa salahku padamu?" Tanya Kethrin sedih, sungguh ia tidak merasa melakukan sesuatu yang buruk hingga wanita itu begitu sangat membencinya.

"Kau tidak pantas dengan Dior, karnamu Dior memutuskan untuk meninggalkan Sera, mengapa kau harus menjadi duri dalam daging pada hubungan mereka," ucapnya dingin.

"Tapi aku..."

Argh...

Kethrin menjerit sakit saat wanita itu mencengkram rambutnya, menarik kasar hingga Kethrin terpaksa mendongak.

"Sera masuk rumah sakit, dia mencoba untuk bunuh diri,  dan itu semua karna kau wanita sialan, tidak adakah lelaki lain di dunia ini hingga kau harus merampas milik gadis itu," ucapnya geram dengan mata melotot.

Dengan kasar wanita itu melepaskan cengkeraman-nya, berdiri sambil menatap tajam Kethrin.

"Tinggalkan Dior, jangan dekati lelaki itu lagi, aku bersumpah akan membunuhmu kalau sampai kau mengacaukan kembali hubungan mereka, Dior  milik Sera, tak akan ku biarkan siapapun merenggutnya, apalagi untuk jalang kecil seperti dirimu," ucapnya dingin. Selesai mengucapkan kalimat bernada ancaman itu, wanita itupun langsung pergi meninggalkan Kethrin yang masih termangu karna shock.

Oh Tuhan, wanita itu sangat menyeramkan.

+++

Dior yang masih mencari Kethrin terduduk lemah di sebuah bangku taman, dia baru saja mendatangi rumah teman-teman Kethrin entah untuk yang keberapa, namun tidak ada satupun yang mengetahui keberadaan atau khabar terakhir tentang gadis itu, bahkan salah satu teman terdekatnya pun mengatakan sudah hampir sepekan ini tidak berkomunikasi dengan Kethrin. Dior bahkan juga mendatangi tempat di mana gadis itu bekerja dulu walau ia tahu kemungkinan Kethrin berada di sana sangat kecil.

Keth, kemana lagi aku harus mencarimu.

Dior yang hampir putus asa karena tidak menemukan titik terang di mana Kethrin berada, di kejutkan oleh suara notification masuk dari nomer tak di kenal.

Nikahi Sera malam ini juga, jika kau ingin Kethrinmu tetap hidup.

"Apa-apaan ini," geramnya kesal, hingga hampir saja melempar ponsel di tangannya. Di saat emosinya sedang dalam keadaan tidak stabil, mengapa harus ada orang iseng yang menyulut kemarahannya hingga sedalam ini.

Tapi tunggu dulu, mengapa dia mengancamku dengan menggunakan nama Kethrin?!

TBC

Dendam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang