part 26

3.8K 185 12
                                    

"Malam om Hansen,"  sapa Robert yang baru saja pulang, dan langsung menyapa orangtua Kethrin yang sedang bersantai di ruang keluarga.

"Malam juga Roberts,"  jawab Hansen membalas sapaan putra dari sahabatnya itu.

"Hai, putraku sudah pulang rupanya, kenapa malam sekali, apa kau sudah makan Rob? Tanya Irwan yang baru saja muncul dari ruang dalam.

"Sudah di jalan tadi dad, Robert sama Rio mengerjakan tugas kuliah di rumah teman,  mangkanya pulang telat," jawab Robert santai, "oh iya, dimana Kethrin? Aku dengar dia mau kemari hari ini, apa putri om sudah pulang?" tanya Robert ingintahu, saat iris matanya tidak mendapati keberadaan gadis itu sejak tadi.

"Putriku masih ada disini Rob, tapi Kethrin sepertinya masih tidur diatas, kasihan dia kelihatannya sangat lelah," jawab Hansen dengan mimik sendu.

"Kalau begitu, biarkan dia istirahat," jawab Roberts sambil meletakkan tas ranselnya di atas sofa, setelah menjatuhkan tubuhnya di sebelah Hansen, yang kini sedang menonton tayangan berita di layar kaca.

"Tapi sebenarnya tadi Kethrin minta di bangunkan pukul delapan, karna pukul sembilan nanti dia sudah harus berada kembali di kediaman lelaki brengsek itu, padahal sekarang sudah hampir mendekati Pukul sebelas malam," desah Hansen lagi dengan geraman tertahan. Sebenarnya ia tidak setuju putrinya kembali ke kediaman beraroma neraka milik lelaki kurang ajar itu, tapi entah mengapa putrinya terus memaksakan diri untuk tetap bertahan disana.

"Untuk apa dia harus kembali kesana om, kethrin itu bukan budaknya, yang harus selalu mematuhi perintah dari lelaki sialan itu," tanggap Robert tak suka.

"Tapi... "

"Om tenang saja, aku akan bicara baik-baik pada Kethrin agar gadis itu mau mengerti,  putri om itu harus bertindak tegas, jangan díam saja oleh tindakan buruknya, aku tidak mengerti apa salah kalian berdua hingga mendapat perlakuan seperti ini dari si sialan itu, jika aku tahu tindakannya pada kalian saat ini, aku pasti tidak akan membatalkan niatku untuk membunuhnya dulu," ucap Robert tanpa jeda, sebelum Hansen menyelesaikan kalimatnya.

"Maaf om, Roberts tadi memotong perkataan om Hansen, karna Roberts terlalu emosi akan sikap semena-menanya pada Kethrin kita," ucap Roberts lagi tidak enak dengan suara pelan, lelaki itu tanpa sadar malah mengklaim Kethrin sebagai miliknya dengan sebutkan kita.

"Tidak apa-apa Rob, om sangat mengerti perasaanmu, kau begitu menyayangi putri om hingga terlalu emosi, dan tanpa sadar memotong ucapan om tadi," jawab Hansen tenang.

Robert sedikit terkejut saat mendapat kalimat balasan dari Hansen yang terkesan menggodanya.

"Kamu menyukai Kethrin Rob?" tanya Irwan dengan wajah terkejut, ia samasekali tidak menduga kalau putranya yang terkenal urakan dan arrogant itu bisa jatuh cinta pada Kethrin, padahal sangat jelas kalau mereka sama sekali tidak akur, dan memiliki sifat yang jelas sangat bertolak belakang.

Wajah Roberts memerah seketika, iapun akhirnya mengangguk ragu dengan muka merah padam menahan malu, membuat Irwan tertawa keras seketika, saat melihat tingkah malu-malu putranya.

Benar-benar tidak bisa di percaya, cinta telah merubah tingkah garang putraku menjadi semanis ini.

Suara gemuruh langkah kaki yang menuruni anak tangga mengalihkan perhatian ketiganya, disana nampak Kethrin yang berjalan tetburu-buru menuruni anak tangga dengan ekspresi panik.
"Kau kenapa nak?" tanya Hansen heran sambil menatap putrinya yang baru saja sampai di undakan terakhir tangga tersebut.

"Daddy kenapa tidak membangunkan Kethrin tadi, Sekarang sudah pukul sebelas malam, Dior pasti marah besar," desah gadis itu khawatir.

"Kenapa Kau harus memikirkan kemarahan lelaki itu? biar saja dia marah, memangnya kamu itu siapanya hingga harus mematuhi semua keinginan si brengsek Dior," ucap Roberts kesal.

Dendam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang