Dior pulang dengan tekanan emosi yang masih menggelayuti perasaannya.
Di saat Dior hendak menuju tangga, Kethrin yang juga baru keluar dari kamar untuk mengambil minum, tanpa sengaja justru bertabrakan dengan Dior."Aduh... "
Tabrakan itu lumayan keras, hingga Kethrin terhuyung kebelakang dan nyaris menabrak guci besar di belakangnya.
"Keth, Kau tidak apa-apa?" tanya Dior khawatir.
"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit kaget saja," jawab Kethrin dengan senyum menenangkan, namun senyuman di wajah Kethrin langsung menghilang, saat melihat keadaan Dior yang tidak terlihat baik, ekspresi lelaki itu nampak kusut, pakaian yang dikenakannya pun kini berantakan, dengan sebagian kain Kemeja yang mencuat dari tempatnya. Secara keseluruhan, penampilan Dior sangat kacau.
"Tuan, anda kenapa, apa ada masalah?" tanya Kethrin cemas, membuat lelaki itu menatap wajah sendu di hadapannya, yang sangat terlihat mencemaskannya.
Inikah gadis yang ingin kusakiti, nyatanya dia begitu perduli padaku.
Kethrin sangat kaget saat Dior tiba-tiba memeluknya erat, dagu pemuda itu bahkan bersandar dengan nyaman pada bahunya.
"Mengapa kau begitu baik padaku Keth, padahal aku selalu menyakitimu," ucap Dior pelan, sambil tetap memeluk Kethrin.
Kethrin tersenyum dan mengusap punggung Dior lembut, memberikan rasa tenang di bathin Dior yang sempat gundah. sebelum gadis itu mejawab perkataan lirih Dior.
"Aku pantas mendapatkan semua ini, karna orangtuaku telah menghancurkan kebahagiaanmu Dior."
Dior melepaskan pelukannya, lelaki itu mundur selangkah, untuk dapat melihat wajah Kethrin, senyum tulus masih nampak di garis wajah gadis yang berdiri di hadapannya kini.
"Tidak Keth, Kau tidak pantas mendapat perlakuan buruk dariku, Kau tidak melakukan kesalahan apapun, dan aku terlalu dibutakan oleh dendam, sungguh aku menyesal telah menyakitimu, kau mau memaafkan aku kan Keth," ucap Dior sendu, sambil membelai pipi gadis itu.
"Aku memaafkanmu Dior, dan akan selalu memaafkanmu."
karna aku begitu mencintaimu.
Dior yang mendengar perkataan gadis itu kembali memeluk Kethrin.
"Terimakasih Keth, terimakasih," ucap Dior terharu, "kalau begitu, mulai sekarang kau bukan lagi seorang pelayan di tempat ini, melainkan tamuku, tamu kehormatanku, dan jangan lagi membantah, apalagi menolak permintaanku ini," ucap Dior, mengeratkan pelukannya.
perlahan Kethrin melepaskan pelukan Dior, walau sebenarnya dia masih ingin berada dalam rangkulan hangat lelaki itu.
"Sudah malam, sebaiknya sekarang anda pergi beristirahat tu ... maksudku Dior," ralat Kethrin, saat melihat lelaki itu mengernyit tak suka.
"Kau juga harus istirahat, tapi kenapa kau keluar kamar malam-malam begini? " tanya Dior heran.
"Aku tadi pergi keluar hendak mengambil minum, dan secara tidak sengaja malah ..."
"Akan kuambilkan, kau tunggu saja di kamar," potong Dior cepat.
Kethrin mengangguk patuh, dan kembali melangkah menuju ke kamarnya, selang berapa menit Dior datang, yang disambut tatapan bingung dari Kethrin.
"Mana minumanku?" tanya Kethrin langsung.
"Sudah kuletakkan di meja kamarmu," jawab Dior santai.
"Dior jangan main-main, aku sudah menunggu di sini sejak tadi, kau sengaja ya, ingin membuatku mati kehausan," jawab Kethrin kesal.
"Aku beneran sudah meletakkan minumanmu di dalam kamar Keth." jawab Dior tak kalah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!