Kethrin melangkah dengan ragu menuju ruang tengah, disana nampak beberapa pelayan sedang sibuk mengepel lantai dan mengelap kaca, ada juga yang tengah membersihkan aneka benda dan pajangan di ruangan megah tersebut, wajah-wajah mereka tampak kaku, bekerja bagai robot yang patuh dan terkendali.
Tidak ada seorangpun yang melirik apalagi menoleh ke arah Kethrin, terus sibuk melakukan kegiatannya masing-masing, seolah pekerjaan itu lebih menarik dari apapun yang ada didunia ini, walau para artis idola sekalipun.
Dengan ragu Kethrin menghampiri seorang gadis muda yang tengah sibuk membersihkan karpet dengan vacum cleaner yang berada dalam genggaman tangannya.
kethrin lalu mencolek bahu gadis itu pelan hingga dia menoleh dan langsung mematikan alat penyedot debu tersebut.
"Maaf, saya pelayan baru disini, apa yang harus kukerjakan sekarang?" tanya Kethrin sedikit gugup.
Gadis itu menatap meja di sampingnya sejenak, sebelum berbicara.
"Ganti semua luaran bantal sofa dan horden di ruangan ini dengan yang baru, kain gantinya ada di sebelah sana," tunjuknya pada tumpukan beberapa kain bermotif yang ada diatas meja, "setelah semuanya kau ganti, bawa yang kotor ke ruang pencucian," ucapnya lagi datar, dan kembali menyalakan alat pembersih tersebut, untuk melakukan kegiatanya yang sempat tertunda, akibat pertanyaan Kethrin tadi.
Tanpa bertanya lagi Kethrin langsung melakukan tugasnya, ikut sibuk dengan pekerjaannya mengganti sarung bantal sofa, hingga ia sampai pada tugasnya untuk mengganti tirai beludru setinggi lebih dari tiga meter yang menjuntai kebawah, hingga hampir menyentuh lantai dibawahnya.
"Bagaimana aku dapat menggantinya, tirai ini tinggi sekali," gumam gadis itu pelan, ia menoleh kesana kemari dengan tatapan bingung, sampai akhirnya ia memutuskan untuk bertanya pada salah satu dari mereka yang sedang sibuk merangkai beberapa jenis bunga, di pot kembang berukuran besar tidak jauh dari tempat Kethrin berada.
"Maaf, aku ingin memasang tirai ini tapi tidak sampai, apa.yang harus ku ... "
"Di gudang dekat taman belakang ada tangga lipat, kau pakai saja benda itu," ucapnya datar, memotong perkataan Kethrin yang belum selesai.
"Emm ... Terimakasih," ucap Kethrin kaku, yang hanya dibalas dengan anggukan samar oleh pelayan tadi, sanbil terus melakukan tugasnya merangkai bunga.
Area menuju gudang sangat sepi, tidak ada seorangpun yang di jumpainya saat menyusuri bagian belakang bangunan itu, membuat perasaannya sedikit takut.
Pelayan tadi tidak coba mengerjaiku kan?
Dengan ragu Kethrin memutar pegangan pintu yang kebetulan tak terkunci, menciptakan decitan nyaring yang sedikit nyilu saat ia membukanya.
Suasana gelap dan sedikit lembab langsung menyambut Kethrin, dengan cepat Kethrin menekan tombol lampu di samping pintu, hingga ruangan menjadi terang.
Beberapa benda langsung terpampang di mata Kethrin, ternyata ruangan itu tak semenyeramkan seperti saat gelap tadi, gudang itu bahkan terlihat rapi dan bersih, benda-benda di atur dengan benar dan sesuai, bahkan masih ada ruang kosong yang cukup lapang, untuk meletakkan beberapa benda lagi.
Kethrin tersenyum senang saat pandangannya tertuju pada sebuah tangga lipat, yang letaknya berdekatan dengan tongkat lampu. Ia segera meraih tangga lipat itu dan mengangkatnya, untung saja tangga itu tidak terlalu berat, hingga ia masih sanggup untuk membawanya sendiri, walau sedikit sulit karna ukurannya yang lumayan besar.
Setelah sampai di ruang tamu,Kethrin segera meletakkan tangga lipat tersebut dengan hati-hati, gadis itu mulai menaikinya walau sedikit takut, mencabut bagian tirai di atasnya dengan tangan gemetar, sedang jemarinya yang lain berpegangan pada dinding kusen untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!