Alunan musik bernuansa keras kembali mengalun di ruang kamar Dior.
Dengan di temani brandy dan sebatang rokok, pemuda bertato itu memejamkan mata menikmati kesendiriannya.
Wajah tampannya tampak tersenyum puas, di keremangan malam kamarnya yang dalam keadaan gelap.
Tubuh bagian atasnya tanpa penutup, memperlihatkan keliatan ototnya, dengan tato berbentuk wajah wanita di lengan atasnya.
Suara samar bel dari luar kamarnya membuat kelopak itu membuka seketika, dengan kesal pemuda itu bangkit dari duduknya, dan segera meraih kaos hijau di sandaran sofa tunggal yang di dudukinya, lalu mengenakan -nya dengan cepat.
"Mau apa kau ke tempatku?" tanya Dior sedikit kasar, begitu mengetahui siapa yang datang mengunjunginya di pukul tiga pagi begini.
"Aku kangen padamu sayang," ucap Kethrin manja dalam keadaan setengah mabuk, sambil menyapukan jemarinya di dada keras Dior yang terbalut kaos, dengan gerakan memutar yang menggoda.
"Kita baru saja bertemu beberapa jam lalu di pesta orangtuamu Kethrin, apa kau tidak ingat," jawab Dior datar, sambil menarik jemari Kethrin menjauh dari dadanya.
"Memang benar, tapi aku sudah merindukanmu lagi, apa kau tidak kangen padaku juga, kau sudah tidak mencintaiku lagi sayang?" tanya Kethrin kecewa.
"Hentikan omong kosongmu Kethrin, aku ngantuk dan ingin tidur. Sekarang, kau kembalilah lagi ke tempatmu," usir Dior berusaha sabar, sambil mendorong tubuh gadis itu pelan.
"Aku tidak mau!" Tolak Kethrin marah. Dengan kasar Kethrin menerobos masuk melalui celah pintu. Melewati Dior yang menatap kesal.
Dengan kasar Dior menutup pintu, dan melangkah menghampiri Kethrin yang tengah santai di sofa panjang dalam posisi setengah berbaring, dengan kepala menempel di lengan sofa, Dengan beralas bantal kecil.
"Mengapa kau selalu ingin membuatku kesal Kethrin," ucap Dior yang berdiri menatapnya dengan sorot tajam.
Tanpa merasa takut, kethrin menantang tatapan Dior, mimik polos gadis itu berubah sensual, saat kembali menghampiri Dior yang masih berdiri dengan posisi tangan terlipat di dada.
"Mengapa sayang, apa kau merasa di abaikan?" tanya gadis itu dengan kerling menggoda.
"Apa kau tidak mengerti bahasaku Kethrin, aku meminta kau untuk pergi dari sini!" ucap Dior sedikit meninggi, yang hanya di balas Kethrin dengan tawa renyah.
"Kau galak sekali sayang," ucap Kethrin santai sambil berbalik menuju sofanya kembali.
"Aku lelah dan ingin istirahat, jadi ku mohon kau pergilah sekarang," ucap Dior lagi, dengan bahasa yang kembali lembut, berusaha sabar menghadapi sifat keras kepala Kethrin.
"Aku tidak mau, kalau kau mau istirahat, istirahat saja, lagipula aku tidak meminta dirimu untuk menemaniku di sini," balas Kethrin bernada santai.
"Kalau begitu, aku terpaksa menyeretmu keluar dari sini," ucapnya sedikit dingin, sambil mengenggam erat pergelangan tangan Kethrin.
Tanpa terduga Kethrin memberontak dari cekalan tangan Dior dan berlari menuju kamar, setelah berhasil melepaskan diri.
"Hey, mau apa kau ke kamarku!" panggil Dior yang mulai tersulut emosi, apalagi saat mendengar suara gebrakan pintu yang di tutup kasar.
"Mau tidur!' teriak gadis itu dari balik pintu, membalas teriakan Dior yang sedikit kasar.
"Aku memintamu untuk pulang, bukan tidur di kamarku Kethrin!" teriak Dior dari luar kamar, namun tidak ada jawaban samasekali dari gadis itu, membuat kesabaran Dior makin terkuras habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!