Sera terkejut melihat Dior yang sedang mengepak pakaian miliknya ke dalam koper.
"'Dior! Kau mau kemana?" Tanya Sera tajam, wanita itu nampak berdiri marah di depan pintu kamar Dior yang baru saja di bukanya.
Dior hanya menatap sekilas ke arah Sera dan kembali sibuk pada kegiatannya.
Sera bergerak maju dan memegang lengan Dior, lelaki itu menepisnya kasar dan langsung pergi dengan menyeret kopernya.
"'Dior berhenti!" Panggil Sera gusar, namun Dior seolah tak mendengar dia terus berjalan semakin cepat.
Namun panggilan lain menghentikan langkahnya, di sana nampak Alfred yang berdiri sambil menatap tajam Dior.
"Mau kemana kau dengan koper itu?" Tanya Alfred tajam.
+++
"Keth ada Haikal di bawah mencarimu," ucap Hansen yang baru memasuki kamar putrinya. Selama beberapa minggu ini Kethrin selalu berusaha untuk terlihat baik-baik saja di mata Hansen, tapi Hansen tahu semua itu hanyalah kamuflase yang sengaja di ciptakan oleh Kethrin agar dirinya tidak khawatir.
Tubuh gadis itu nampak berjengit kaget, dari situ Hansen tahu kalau putrinya kembali larut dalam lamunan.
Kethrin menoleh dengan memasang senyum manisnya.
"Aku akan segera turun Daddy," ucapnya dengan nada di buat ceria.
"Daddy tunggu di bawah."
"Yup," jawabnya singkat.
"Kita akan pergi kemana dokter?" Tanya Kethrin saat berada di hadapan Haikal.
Sudah hampir dua pekan ini mereka selalu pergi berdua. Haikal secara rutin selalu menjemput Kethrin untuk mengajaknya jalan. Entah itu untuk makan, nonton, atau mengunjungi tempat menyenangkan lainnya.
Kehadiran dokter Haikal setidaknya membuat Kethrin sedikit melupakan kesedihannya.
Malam ini Haikal mengajak Kethrin untuk menonton konser, lelaki itu tak berhenti menggenggam jemari Kethrin saat menyaksikan penyanyi idolanya melantunkan lagu, sesekali bibirnya ikut bergerak pelan, menyanyikan lagu yang tengah di mainkan oleh sang vokalis.
"Konser mereka bagus sekali ya," gumam Haikal sedikit lantang, di tengah-tengah pertunjukan konser yang sedang berlangsung.
"Apa kau tahu Keth, dia adalah penyanyi idolaku sejak aku masih mengenyam bangku kuliah," ucapnya bersemangat saat mereka telah kembali berada di dalam mobil,
"Oh ya, kalau begitu kamu adalah salah satu fans setia mereka dong," jawab Kethrin antusias.
"Ya, bisa di bilang begitu," jawab Haikal bangga.
Haikal tak berhenti bercerita tentang grup band idolanya itu, ia terus menceritakan tentang bagaimana usaha dia untuk dapat mengkoleksi barang-barang pribadi milik artis idolanya tersebut. Ia bahkan sampai memaksakan dirinya untuk membeli gitar sang vokalis yang di dapatnya melalui acara lelang amal, dengan harga yang terbilang cukup fantastis untuk ukuran kantong seorang dokter biasa seperti Haikal.
+++
Kethrin menopang dagunya malas sambil memperhatikan Bi Imah yang tengah sibuk memasak makan siang.
Merasa bosan sendiri, Kethrin memutuskan untuk pergi ke kamarnya, dia bermaksud meneruskan membaca novel yang di belinya pekan lalu.
Sore ini Kethrin sudah terlihat rapi dan cantik dengan busana kasual dan sepatu kets andalannya, ia berjalan santai menuju Bentley putih miliknya yang terparkir manis di depan garasi. Tampaknya Mang Kardi sudah melaksanakan perintah Kethrin untuk mencuci kendaraan kesayangannya tersebut, terlihat dari keadaan mobil yang tampak bersih mengkilat dan wangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!