part 43

2.7K 129 1
                                    

Kethrin mengerjapkan matanya saat kesadarannya kembali pulih. Rasa pusing  efek obat bius langsung menyerang kepalanya ketika gadis itu mencoba untuk menoleh, sehingga menimbulkan ringisan kecil di kulit wajahnya yang terlihat lebih pucat dari hari  kemarin.

Hal pertama yang di dapatinya adalah, sosok seorang lelaki yang tengah duduk menatapnya dengan sorot tak terbaca.

Lelaki itu lalu berdiri menghampiri Kethrin yang menatapnya bingung. Namun itu hanya berlangsung sesaat saja, karena beberapa detik kemudian ekspresi gadis itu langsung berubah dingin dengan sorot tajam.

"Aku tidak menyangka kalau dokter juga ikut terlibat," ucap Kethrin dingin pada sosok yang tengah berdiri di hadapannya.

Haikal menghela napas dan menatap datar lawan bicaranya.

"Semua kejadian buruk ini tidak akan menimpamu jika kau saat itu ikut bersamaku meninggalkan negara ini," jawab lelaki itu datar.

"Apa maksudmu?"

"Wanita itu ingin membunuhmu, baginya kau adalah ancaman untuk kebahagiaan ponakannya. Tapi kau tetap keras kepala untuk mempertahankan lelaki itu, dan inilah yang kau dapatkan sekarang, terkurung dan menderita tanpa ada siapapun yang menolongmu," ucapnya cuek.

"Seharusnya kau sudah mati sejak lama, karna aku kau masih bisa bernapas sampai sekarang. Tapi maaf, aku sudah tidak bisa membantu-mu lagi kali ini," ucap Haikal bernada sesal.

"Apa hubunganmu dengan wanita itu, apa kau kekasihnya?" Tanya Kethrin sinis.

"Kenapa, kau cemburu?" Tanya Haikal dengan nada menggoda.

"Jangan harap," ucap Kethrin ketus.

Haikal tertawa mendengar perkataan ketus Kethrin, namun itu tidak berlangsung lama, karna kini ekspresinya kembali berubah menjadi dingin.

Lelaki itu kembali melangkah, menundukkan tubuhnya hingga wajahnya sangat dekat pada Kethrin yang duduk dengan tangan terikat di atas tempat tidur.

"Sayangnya aku tidak suka menjalin hubungan dengan wanita yang usianya jauh di atasku. Aku lebih suka berhubungan denganmu my lady. Cantik, muda dan pastinya masih segar dan ranum," ucap lelaki itu sambil menyentuh lembut pipi Kethrin.

"Berhenti menyentuhku!" Ucap Kethrin marah sambil memalingkan wajahnya.

Haikal tersenyum kecut, ia segera menjauhkan tangannya dari pipi Kethrin dan berjalan menjauh. Kembali menatap Kethrin  dengan tangan terlipat di dada.

"Wanita itu adalah ibu angkatku." Ucapnya dingin, membuat mulut gadis itu membuka dengan tatapan tak percaya.

"Aku sungguh-sungguh ingin menolongmu saat itu Keth, tapi kau samasekali tidak mau menerima niat tulusku itu." Ucapnya kesal.

"Lantas, apa yang kau lakukan padaku sekarang dok?" Tanya Kethrin dingin

"Itu semua karena kekeras kepalaanmu, hingga aku terpaksa melakukan semua ini," jawab Haikal kesal.

"Aku terpaksa melakukan semua ini untuk membalas budi, karna wanita itulah aku masih bertahan hidup sampai sekarang, dia adalah penolongku," ucap Haikal getir.

"Karena itulah aku bersedia memenuhi perintah Mama  untuk menghabisimu. Tapi setelah beberapa hari mengenalmu, aku justru jatuh cinta padamu. Aku memohon pada Mama untuk memberi aku kesempatan untuk membawamu pergi, beruntung Mama menyetujui permintaanku itu, tapi sayangnya kau terlalu keras kepala mempertahankan lelaki itu. Kau benar-benar bodoh Keth!" Bentak Haikal kesal.

Sebuah tepukan tangan menggema di ruangan itu, bersama munculnya sosok wanita dewasa berusia matang.

"Oh jadi ternyata itu alasanmu mempertahankan nyawa wanita ini anakku," ucapnya dengan senyum yang sengaja di buat semanis mungkin.

Dendam (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang