Alvin membawa Hera ke pos satpam setelah lebih dulu menghubungi polisi. Tangan wanita itu telah di ikat ke belakang punggung dengan saputangan milik Alvin yang dia lipat secara simetris.
Hera duduk sambil menatap kesal Alvin. Betis wanita itu masih tertancap belati, dan lelaki berengsek itu bahkan tidak mau repot-repot membawa Hera ke UGD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Hera meringis dengan paras pucat saat rasa sakit itu semakit berdenyut nyeri, darah bahkan tak berhenti merembes dari sela-sela lukanya.
"Kau bisa membawaku ke kantor polisi langsung tanpa harus menunggu mereka kemari," ucap Hera yang mulai kesal, setidaknya di sana ia akan langsung di obati sebelum menjalani proses hukum.
"Aku memang sengaja membuat kita menunggu agar kau lebih lama tersiksa dengan lukamu itu," ucap Alvin dingin.
Hera terperangah dengan muka merah padam.
"Kau iblis!" Desisnya murka.
"Yes i am," jawabnya santai.
Kedua satpam yang berada tidak jauh dari Hera hanya menatap kasihan tanpa berani berbuat apapun. Aura Alvin terlalu kuat mengunci keberanian mereka. Wajah sekeras besi dengan tatapan setajam elang tanpa sebuah senyuman, membuatnya lebih terlihat seperti malaikat pencabut nyawa.
Berada satu ruangan dengan lelaki menyeramkan ini jelas membuat kedua satpam tersebut tidak nyaman.
Dua puluh menit kemudian petugas berseragam polisi datang, mereka sempat melirik luka tusuk di kaki Hera.
"Itu perbuatanku," ucap Alvin datar.
Alvin lalu menceritakan sedikit tentang kronologis kejadian, dan setelahnya mengikuti kedua aparat yang membawa Hera untuk membuat laporan di kantor polisi.
+++
Tanpa terasa sudah tiga bulan berlalu, hari ini Hera kembali menjalani sidangnya, wanita itu di nyatakan bersalah karena tindakan penculikan dan juga pembunuhan dengan vonis hukuman selama 15 tahun penjara. Wanita itu juga akan menjalani perawatan yang bersifat kejiwaan untuk menghilang-kan trauma masa lalunya.
Kethrin hampir tidak percaya alasan Hera membencinya, dan semua itu terjadi hanya karena wajahnya sangat mirip dengan pelakor yang telah menghancurkan kebahagia-an rumah tangga Hera, dan kini wanita itu malah berpikir kalau dia adalah mantan istri muda suaminya yang datang kembali untuk merusak kebahagiaan Sera, yang sudah Hera anggap seperti Puteri kandungnya sendiri? Sungguh tidak masuk akal.
+++
"Ini Keth," ucap Haikal sigap sambil meletakkan nampan berisi dua porsi teriyaki, nasi, shabu-shabu dan juga ocha.
"Terimakasih dokter," jawab Kethrin ramah.
Sepulangnya dari persidangan Hansen mengajak Kethrin untuk makan. Kethrin yang memang belum sempat sarapan dan hanya meminum segelas coklat panas tentu saja langsung mengiyakan ajakan dokter itu, apalagi lambungnya mulai terasa pedih dan sedikit mual.
"Lega rasanya saat semua permasalahan sudah berakhir," ucap Haikal santai sambil menyesap ochanya.
"Ya aku juga merasa lega dokter, tapi aku juga kasihan pada wanita itu, semua permasalahan yang menimpa rumah tangganya lah yang membuat wanita itu jadi seperti ini."
"Aku tidak tahu kalau itu alasan dia membencimu Keth, jika aku tahu kejiwaannya sedikit terganggu karna kejadian masa lalunya, aku pasti sudah melakukan sesuatu untuk mengobatinya," ucap Haikal merasa bersalah.
"Sebagai seorang dokter aku seharusnya menyadari tentang keadaan psikis Ibu angkatku. Tapi karena ketidak pekaanku itu, kau kini menjadi korban " ucap Haikal kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!