Semilir angin malam menerbangkan sulur-sulur rambut Kethrin yang tengah berdiri ditepian balkon kamar.
Wajah gadis itu tampak sembab dengan sisa air mata yang masih membayangi manik beningnya.
"Keth, masuklah ke dalam. Angin malam sangat tidak baik untuk kesehatanmu." Tegur Arisha yang tengah berdiri di belakang gadis itu.
"Aku ingin pulang malam ini," ucap Kethrin yang masih berdiri di tepi balkon.
"Kita akan pulang besok Keth, sekarang sudah terlalu malam. Lagipula, kau pasti letih karena menempuh perjalanan jauh. Sekarang kau tidur ya, istirahat yang cukup. Besok kita akan berangkat pagi-pagi sekali pada penerbangan pertama." Ucap Arisha lembut sambil menyentuh pelan bahu Kethrin.
"'Dior sudah melupakanku, dia tidak mencintai aku lagi. ya Tuhan, ini sangat menyakitkan," ucap Kethrin sambil memukuli dadanya dengan tangan terkepal.
"Keth, apa yang kau lakukan!" Seru Arisha kaget, sambil menarik pergelangan tangan gadis itu.
"Ada apa?!" Ucap Haikal yang sudah berdiri didepan pintu balkon. Haikal yang baru saja terlelap di sofa, langsung terbangun saat mendengar suara gaduh dari arah balkon.
"Tidak apa-apa, kau kembalilah tidur," ucap Arisha yang tengah memeluk tubuh Kethrin yang sedikit bergetar.
Haikal menatap Kethrin cemas, namun tak urung lelaki itu mengangguk dan kembali menuju sofa bed yang tadi di tidurinya. Dalam kamar yang sama dengan yang ditinggali Kethrin dan Arisha.
+++
Kethrin yang tengah terlelal langsung terbangun karena suara alarm diponselnya.
Dengan malas gadis itu membuka matanya, apalagi saat merasakan kepalanya sedikit berdenyut akibat kurang tidur dan menangis hampir semalaman.Silau mentari langsung menyapu pandangannya saat kelopak mata gadis itu terbuka, membuatnya secara repleks menyilangkan telapak tangan untuk menghalau cahaya yang menggapai retinanya.
YA TUHAN, MEREKA TERLAMBAT!
Dengan gerak tergesa Kethrin menyingkirkan selimutnya. Sejenak kebingungan, karena tidak melihat siapapun di ruangan tersebut.
Kemana Tante Arisha dan Haikal ya? Apa mereka telah pergi dan lupa jika aku masih tertinggal di sini.
Kepanikan dan rasa cemas seketika merajai perasaan Kethrin. ia segera melompat dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi.
"Tante Arisha ... Haikal, apa kalian ada di dalam," panggilnya sambil mengetuk pintu.
Hening, tak ada sahutan. Membuat Kethrin memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak terkunci. Tapi apa yang terjadi, Kethrin kembali mendapati kekosongan dibilik mungil tersebut.
Mungkin mereka hanya pergi keluar sebentar. Kurasa, aku harus menelpon untuk memastikan.
Kethrin kembali melangkah menuju meja mini yang berada tepat disamping lampu tidur, dan baru menyadari saat tidak mendapati koper milik Haikal dan Arisha di sana.
Secepat kilat Kethrin mendekati lemari. Membukanya cepat dan kembali mendapati ruang nyaris kosong di sana, andai dia tak melihat ransel dan tas miliknya yang berada pada rak paling atas, dari benda berbentuk persegi dengan tiga pintu tersebut. Membuat Kethrin hampir saja terduduk lemas.
Suara denting kaca yang berasal dari arah balkon mengalihkan perhatian Kethrin.
Oh iya, dia belum memeriksa balkon, dan baru menyadari kalau pintu geser pembatas dari ruang kecil tersebut telah terbuka sebagian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!