Hansen menatap cemas putrinya yang terus saja diam sejak kedatangannya. Gadis itu bahkan kini tengah duduk menyendiri di tengah lorong rumah sakit yang sepi.
Hansen menghampiri putrinya, lelaki itu lalu duduk di samping Kethrin yang sedikit kaget atas kedatangannya.
"Ada apa dengan Putri Daddy hari ini, mengapa diam saja sejak tadi hmm?" Tanya Hansen sambil mengusap pelan rambut Kethrin.
"Daddy," panggil Kethrin sambil memeluk daddy-nya erat, saat itu juga air mata gadis itu terus keluar dengan derasnya tanpa bisa berhenti.
"Kamu kenapa sayang?" Tanya Hansen lembut.
Kethrin melepaskan pelukannya, mengusap kelopak matanya sedikit kasar sebelum mendongak ke arah Hansen, sisa-sisa air mata masih nampak jelas di sana.
"Tidak apa-apa, Kethrin hanya rindu pada Daddy," dustanya pelan.
"Daddy juga merindukanmu sayang, tak hanya rindu Daddy juga sangat cemas memikirkan keadaanmu di luar sana." Jawab Hansen lembut.
"Tapi sekarang Kethrin sudah kembali berada di samping Daddy." Jawab Kethrin sambil memeluk Hansen.
"Ya, dan semua itu berkat Dior, jika dia tidak gigih mencarimu dan bersikeras untuk pergi mungkin keadaannya akan berbeda," ucap Hansen dengan senyum hampa sambil menepuk pelan punggung putrinya.
"'Dior melakukan itu?" Tanya Kethrin hampir tak percaya sambil mendongak menatap Hansen, pelukan Kethrin terlepas dengan sendirinya.
"Ya, dia bersikeras untuk mencarimu Keth, Dior tak mempercayai laporan dari anak buah teman Daddy. Dia masih belum puas jika belum melihat sendiri keadaanmu, anak itu bahkan langsung pergi untuk mencarimu, setelah secara diam-diam membuka aplikasi ponsel Daddy saat Daddy lengah. Dior begitu perduli padamu." Jelas lelaki itu.
"Daddy mau ke kantin sebentar, kamu mau titip apa sama Daddy," tanya Hansen yang sudah berdiri menjulang di depan Kethrin.
"Kethrin nggak titip apa-apa Dad," jawab Kethrin sambil menggeleng.
"Ya udah kalau gitu, Daddy pergi dulu ya. Lebih baik kamu kumpul sama yang lain di sana, jangan sendirian di sini, nggak baik bengong sendirian di tempat sepi," ucap Hansen yang masih belum beranjak pergi.
"Iya Dad bentar lagi Kethrin balik, lagian siapa yang bengong sih Kethrin kan cuma cari angin di sini," elak Kethrin cepat.
"Janji loh Daddy balik dari kantin kamu udah kesana," ucap Hansen memastikan.
"Iya Daddy," jawab Kethrin dengan memasang senyum geli, membuat Hansen ikut terkekeh dan langsung pergi meninggalkan Kethrin.
Dua menit telah berlalu, Kethrin yang tengah tertunduk di kejutkan oleh kehadiran seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
"Ada apa Daddy kembali lagi?" Tanya Kethrin yang masih serius menunduk sambil memainkan ponsel.
"Aku sudah sebegitu tuanya ya hingga kau panggil Daddy?" Jawab suara di sampingnya.
Kethrin terlonjak saat mengenali suara itu, ia langsung menoleh untuk menatap lelaki di sampingnya.
"Oh Dior maaf, aku kira tadi Daddy." Jawab Kethrin kikuk.
"Kamu ngapain malam-malam duduk sendirian di sini?" Tanya Dior tajam mengacuhkan ucapan Kethrin tadi. Dior hanya sedikit heran pada Kethrin yang mendadak diam dan seolah ingin menjauh dari keramaian. seperti saat ini gadis itu malah duduk seorang diri di atas bangku panjang lorong sunyi rumah sakit yang letaknya cukup jauh dari ruang inap Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!