Kethrin mendampingi ayahnya untuk menyapa setiap tamu undangan yang datang, dalam pembukaan launching produk baru perusahaan.
"Hei Kethrin sayang, lama kita tidak bertemu, kini kau terlihat semakin cantik dan menawan," sapa Irwan yang saat ini datang bersama putranya Robert.
Kethrin terbelalak menatap Robert, yang tak kalah kagetnya dengan Kethrin.
"Kamu kan ... !?" ucap keduanya berbarengan.
"Hahahaha ... Rupanya kedua putra putri kita sudah saling mengenal Hansen," ucap Irwan senang.
"Siapa yang mau mengenal dia, pemuda barbar yang menyebalkan," omel Kethrin pelan.
"Apa kau bilang, dasar pembohong sialan!" maki Robert, yang kini telah mengenakan gigi palsu tak mau kalah.
"Kau ... beraninya kau bicara sekasar itu padaku brengsek!" ucap Kethrin marah.
"Siapa yang lebih dulu mulai hah!" gertak Robert tak kalah kasar.
"Hey ... Hey, mengapa kalian berdua jadi saling mencaci seperti ini," ucap Hansen heran.
"Dia itu sok berkuasa pah, aku hanya duduk sebentar di sofa yang biasa di dudukinya di night club milik om Jo, dan dia sudah marah-marah gak jelas, pemuda sinting itu juga mengancam akan memperkosaku beserta para begundalnya itu," adu Kethrin kesal, "jika saja Dior tidak menolongku waktu itu, mungkin sesuatu yang buruk akan terjadi pada putrimu ini daddy," ucap Kethrin kembali.
"Hei, aku waktu itu hanya menggertak saja, kalian saja yang terlalu melebih-melebihkan!" bela Robert lagi.
"Pintar sekali kau mengelak brengsek! Jelas-jelas malam itu kalian... "
"Sudah-sudah, jangan mencari siapa yang benar dan salah, mulai sekarang kalian adalah teman, dan daddy tidak mau mendengar berita apapun di luaran sana, mengenai perseteruan kalian berdua, mengerti!" ucap Hansen kesal.
"iya daddy,"
"Iya om,"
Jawab keduanya patuh, walau masih sedikit kesal.
Hei coba lihat! siapa yang datang," ucap Irwan dengan nada senang mengalihkan perhatian ketiganya, lelaki itu tersenyum lebar saat melihat sosok Harold yang melangkah ke arah mereka bersama dengan putranya.
"Dior!?" panggil Kethrin tak percaya saat keduanya sudah semakin mendekat, dia benar-benar tak menyangka akan mendapat dua kejutan sekaligus malam ini. Pertama tentang Robert yang ternyata adalah putra dari teman ayahnya, kedua Dior yang datang berbarengan dengan om Harold yang juga sahabat baik ayahnya.
"Om Harold, bagaimana om bisa dateng berbarengan dengan Dior, apa kalian saling kenal?" tanyanya tidak sabar.
"Kethrin kau mengenal Dior, dia adalah putra tunggalku yang selama ini menghilang, karna di bawa pergi oleh istriku sendiri sewaktu berusia tiga tahun," jawab Harold getir.
"Bagaimana kalian bisa saling kenal?" tanya Harold lagi prnasaran.
"Dia adalah kekasih putriku Harold, tentu saja Kethrin sangat mengenalnya," jawab Hansen dengan senyum lebarnya.
"Hahaha ... Aku tidak menyangka samasekali, ku rasa kita berdua akan segera menjadi calon besan Hansen," balas Harold tak kalah senang.
"paman ... " rengek kethrin dengan senyum malu-malu.
"Hahaha ... Putrimu itu bisa malu-malu juga rupanya," goda Harold, membuat rona merah makin menghiasi kedua pipi gadis itu.
"Sudah-sudah jangan terus menggoda putriku Harold, lihat, wajahnya sudah semerah kepiting rebus." ucap Hansen tenang, membuat kedua temannya tertawa lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!