"Kethrin berjalan tertatih menuju kamar, luka ditelapak kakinya membuatnya sedikit kesulitan untuk melangkah. Gadis itu baru saja dari toilet yang terletak tidak begitu jauh dari ruang tidurnya, di pertengahan jalan tanpa sengaja dia berpapasan dengan Dior yang baru turun dari tangga, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan setelan kerjanya.
Lelaki itu hanya melirik sekilas kearah Kethrin dan kembali melangkah dengan ekspresi datar, tiba-tiba dari arah luar, seorang wanita dengan penampilan modis datang menghampiri Dior dan langsung memeluk erat pemuda itu sambil mencium sekilas pipi lelaki tersebut dengan mesra.
"Hai sayang, aku kangen banget sama kamu, kenapa tadi malam tidak mampir kerumah hmm?" tanya gadis itu, sambil memainkan dasi milik Dior, di balik jas biru gelap yang dikenakan Dior dengan tatapan manja.
"Maafkan aku sayang, semalam aku lembur, hingga tidak punya waktu untuk mengunjungimu," jawab Dior santai, sambil mengusap pelan rambut Sera, tanpa memperdulikan kehadiran Kethrin yang masih berada di sana.
Kethrin tertegun menatap semua itu, ada perasaan terluka melihat perhatian Dior pada gadis muda yang masih memeluknya erat.
Sera akhirnya menyadari ada orang lain di ruangan itu selain dirinya dan Dior, dia menarik tubuhnya sedikit mundur, dan melirik kearah Kethrin dengan malas.
"Siapa gadis cantik itu, aku baru melihatnya," ucap Sera sedikit ketus.
"Hanya seorang pelayan rendahan yang tentu saja
tak sebanding denganmu sayang," jawab Dior acuh, sambil tetap mengusap pelan rambut Sera, tanpa memandang Kethrin sedikitpun.Deg...
Sebuah belati terasa ditancapkan ke jantungnya saat mendengar perkataan Dior yang tak berperasaan.
Sera tersenyum lebar mendengar perkataan Dior, wajah cemberutnya langsung berbinar senang.
"Menurutmu aku sangat istimewa?" tanya gadis itu senang.
"Tentu saja sayang, jika tidak untuk apa aku memilihmu," balas Dior dengan senyum menawannya, "ayo kita keruang kerjaku, kita akan lebih leluasa untuk bicara disana tanpa terganggu orang lain," ajak Dior lembut sambil menggamit lengan Sera mesra.
"Tidak ah, aku mau pulang saja, tadi aku dari rumah teman dan mampir kemari hanya untuk menyapamu saja honey, lagipula ... kau sepertinya sudah akan bersiap-siap untuk pergi kekantor," ucap gadis itu semakin manja.
"Aku bisa menunda kepergianku hanya demi untukmu honey," balas Dior sensual, sambil mengecup singkat puncak kepala Sera hingga gadis itu merona senang, berbanding terbalik dengan Kethrin yang menatap sendu.
"Ayo... !" ajak Dior mesra, sambil kembali menarik lengan Sera untuk mengikuti langkahnya menuju tangga, meninggalkan Kethrin yang mulai nampak berkaca-kaca.
+++
Suara dering telpon menyentak Kethrin yang sedang duduk termenung di sudut kamarnya.
Wajah sendunya sedikit lebih ceria saat menatap nama yang tertera di layar kaca ponselnya.
"Daddy!" pekik Kethrin senang, sambil mengusap sisa airmata dipipinya.
"Hallo princes daddy, bagaimana khabarmu hari ini honey," sapa Hansen lembut.
"Seharusnya Kethrin yang lebih dulu menanyakan keadaan daddy," rengek gadis itu manja.
"Tidak apa-apa sayang, bagi daddy itu sama saja," balas Hansen sambil terkekeh ringan.
"Sayang kenapa dengan suaramu, apa kau sakit?" tanya suara disebrang terdengar khawatir.
"Kethrin hanya sedikit meriang, dengan minum obat pasti akan langsung sembuh. Daddy, maafkan Kethrin tidak bisa menjaga daddy," ucap gadis itu sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam (End)
Romancehatinya sebeku es jiwanya terluka dalam hanya satu yang di inginkannya balas dendam!