Beberapa jam kemudian Rena turun dari kamarnya yang ada di lantai 2.
"Kok lu bangun?" tanya Revan kepada adiknya.
"Gw tidur di suruh bangun, giliran gw bangun malah di tanyain, salah mulu gw di mata lu kak," jawabnya Rena.
"Pada ke mana kak? Kok sepi?" lanjut Rena.
"Papah kan terbang, om Jaja ikut bunda ke cafe," Revan menjelaskan.
"Oh, kok lu gak kerja?" lagi Rena bertanya.
"Banyak nanya dah lu, sana cepet mandi, mau jalan-jalan gak?"
"Kemana? Sama siapa?" tanya Rena dengan semangat.
"Gak usah banyak tanya, cepet mandi."
Tanpa menunggu aba-aba lagi Rena pun segera mandi.
Karna Rena tidak seperti perempuan kebanyakan yang harus membutuhkan waktu lama untuk bersiap, jadi hanya membutuhkan waktu kurang lebih 35 menit ia sudah selesai mandi+dan memakai baju.
Selesai bersiap untuk pergi, saat ini Rena mencari keberadaan sang kakak.
Rena sudah siap dengan kemeja hitam, jeans putih dan sepatu sneakersnya, ia pun mencari sang kakak di kamar dan di lantai bawah, ia sudah mencari kemana mana tapi tetap tidak melihat batang hidung Revan sang kakak.
Bingung harus mencari kemana lagi, padahal rumahnya tidak terlalu besar, mengingat Rena belum makan sejak bangun tidur tadi, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke dapur mencari makanan, saat sedang asik menikmati makanan di dapur tiba-tiba orang yang dari tadi di carinya pun muncul.
"Gw tungguin juga, lu malah enak-enakan makan," Revan langsung menghampiri adiknya yang sedang makan.
"Siapa yang enak enakan makan? Dari tadi gw nyariin lu tapi gak ketemu, lu dari mana sih kak?"
"Gw nungguin lu di mobil dari tadi."
"Yehhh mana gw tau kalo lu di mobil, lagian gak bilang."
"Udah gak usah banyak omong lu, ayo cepet jalan."
"Bentar kek, belom abis nih," Rena sambil melihat makanannya.
"Ya terusin nanti aja pas pulang, keburu gw berubah pikiran terus gak jadi pergi," ucap Revan.
"Iya iya, ayo berangkat sekarang," Rena menarik kakaknya menuju mobil.
Sekitar 25 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di salah satu mall di kawasan Jakarta.
Setelah memarkirkan mobil honda cr-v hitam milik Revan, mereka berdua langsung masuk ke dalam mall dan berhenti di salah satu tempat makan.
"Ngapain ke sini?" tanya Rena.
"Gw mau ngenalin lu sama pacar gw," jelas Revan.
Beberapa detik kemudian datang seorang perempuan dengan pakaian yang sangat modis menghampiri adik kakak tersebut, Rena sudah bisa menebak kalau perempuan tersebut adalah pacar dari kakaknya.
»Renata«
'hhh nyesel gw pergi sama kak Revan, bakalan jadi obat nyamuk deh gw, mending gw santai santai di rumah tadi,' ucap gw dalam hati.
Saat kak Revan memperkenalkan gw ke pacarnya, gw pun memasang wajah ramah di tambah dengan senyum.
Gak mungkinkan gw nunjukin muka gw kalo lagi BT, yang ada gw di tendang sampe rumah sama kak Revan."Ini ade aku namanya Rena," kak Revan menjelaskan ke pacarnya yang gw belum tau namanya siapa.
"Hay Rena, aku Rania," ucap pacar kak Revan.
"Hay kak," gw dengan senyum.
"Maaf ya dek nunggu lama," ucap kak Rania
"Iya kak gak papa, aku sama kak Revan juga baru sampe kok," ucap gw.
Setelah itu kami memesan makanan, sambil menunggu makanannya datang, kami bertiga bercanda dan ternyata gw di sini gak jadi obat nyamuk, karna ternyata kak Rania ini orangnya mudah bergaul dengan orang baru yang di kenalnya jadi gw langsung akrab dengannya seperti sudah lama kenal.
Sampai selesai makan kami terus mengobrol dan bercanda tanpa henti, selesai makan gw dan kak Rania memilih untuk menonton bioskop, awalnya kak Revan menolak tapi ya apa boleh buat, 2 lawan 1 jadi kak Revan mengalah.
Tak terasa saat ini langit sudah mulai gelap dan kak Revan mengantar kak arania pulang kerumah.
Gw merasa cocok dengan kak Rania, maka dari itu gw terus berbicara dan bercerita dengannya.Saat kak Rania sampai rumah, kini saatnya gw dan kak Revan untuk pulang ke rumah.
"Papah sama bunda udah tau kalo lu pacaran sama dia?" tanya gw memulai.
"Belom, baru lu doang yang tau, menurut lu Rania orangnya gimana?" kak Revan meminta pendapat gw.
"Hmm cantik, baik, seru, ramah, terus apa lagi ya? Pokoknya suka deh gw, lu serius sama dia?"
"Ya seriuslah, maksud gw ngajak lu ketemu sama dia itu, gw pengen minta penilaian lu, dia cocok gak buat gw?"
"Ooh, cocok kok, jangan lu lepas tuh kak Rania, kapan lu bawa kak Rania ke rumah?"
"Ya secepatnya."
Gw hanya ber oh ria.
"akak rania itu salah satu model lu?" lagi gw bertanya.
"Bukan," jawab singkat kak Revan.
"Terus lu kenal dia dari mana?"
"Dia itu adeknya manisha, lu tau manisha kan? Salah satu wide gw."
"Ohh dia, pantes gayanya kaya model gitu, kenapa dia gak ikutan kaya kakaknya aja jadi model?"
"Katanya gak tertarik, udah ah jangan banyak tanya ntar gw gak fokus nyetirnya," ucap kak Revan dan gw langsung diam dengan bibir di majukan.
Sampai di rumah gw langsung masuk kamar untuk membersihkan tubuh, setalah mandi, berganti baju dan segala macam, akhirnya gw beristirahat di lantai bawah sambil menonton tv sendirian di temani dengan beberapa snack.
Tak lama kak Revan keluar dari kamarnya dan ikut menonton tv bersama gw.
"Ren, emang bener lu lagi deket sama pilot?" tanya kak Revan tiba tiba.
"Dihh ngaco, kata siapa?"
"Jawab iya atau enggak, bukannya malah balik nanya."
"Enggak, gw lagi gak deket sama pilot, kan papah lagi terbang jauh," jawab gw.
"Garing lu elahh."
Setelah itu hp gw berdering menandakan ada telfon masuk.Ternyata kak axel yang menelfon, gw langsung mengambil hp dan bangkit untuk masuk ke dalam kamar.
"Tumben ada yang nelfon, siapa tuh? Pilot yang lagi deket sama lu ya?" kak Revan masih kepo.
"Mau tau aja lu urusan orang," jawab gw sebelum masuk kamar.
Haloo readers 🙋🙋
Baca cerita ini sampai selesai ya, jangan bosen bosen baca+voment tinggalin jejak kalian gaesss😊😊#25717
KAMU SEDANG MEMBACA
Flying With You (TAMAT)
Teen Fiction•CERITA INI SUDAH TAMAT• Apakah mampu seorang wanita menerbangkan pesawat yang biasanya profesi tersebut dilakukan oleh seorang pria? Tidak ada yang salah dengan keinginan atau cita-cita yang kamu miliki, yang salah adalah ketika kamu tidak berusah...