43

2.8K 119 3
                                    

»Author«

Hari pernikahan Rena dan Axel semakin dekat, meskipun keduanya masih sama-sama sibuk dengan pekerjaannya sebagai penerbang, mereka tak melupakan persiapan untuk hari yang mereka tunggu-tunggu, meskipun di bantu oleh para sahabatnya.

"Mau nikah jadwal padet hftttt," Rena mengeluh sambil memeluk Axel yang duduk di sampingnya.

Yapsss mereka bertemu ketika transit di bandara yang sama, Axel menghampiri pesawat Rena.

"Jangan ngeluh, semangat dong," Axel menyemangati sambil mengelus kepala Rena dan Rena semakin mengeratkan pelukannya.

"Uluhh uluhhh yang mau nikah nempel banget," goda salah satu pramugari.

"Hehe iya nih mba," jawab Axel dan Rena tidak memperdulikan keberadaan pramugari tersebut.

Mereka berdua menikmati waktu kosong yang mereka miliki walau hanya sekitar 20 menit.

"Sebentar lagi pesawat aku mau boarding, aku balik ke pesawat aku ya," pamit Axel dan rena hanya membuang nafasnya kasar.

Sebelum di tinggal Axel, Rena memeluknya sangat erat.

"Safe flight ya," ucap Rena sebelum melepas pelukannya.

"Iya makasih, kamu juga ya, semangat kerjanya jangan males-malesan gitu biar modal nikah balik lagi terus bisa jalan-jalan deh," rayu Axel sebelum benar-benar meninggalkan Rena.

Rena ikut turun dari pesawat dan berkumpul dengan para ground staff sambil menikmati udara malam.

Hari pernikahannya tinggal beberapa minggu, jadwal padat dan ia di tinggal Axel terbang ke singapura 2 hari, yapsss lengkap sudah yang menjadi alasan Rena galau.

"Ini dia nih calon pengantin yang masih semangat kerja," ledek salah satu ground staff saat melihat Rena turun dari pesawat.

"Siapa bilang masih semangat kerja? Liat tuh mukanya udah lecek gitu," ledek Haykal yang ternyata gabung dengan para ground staff.

"Kal ikut gw terbang yuk ntar terus gw jatohin dari atas," ancam Rena.

"Wessss kan kan galak kan, canda Ren," jawab Haykal dengan mengangkat dua jarinya.

"Galau dia di tinggal lakinya ke Singapur," ucap sang captain yang ikutan meledek Rena.

"Aduuuuh plis dong capt, mas mas ground staff dan pak pilot Haykal, dengan hormat saya minta jangan ledekin saya gitu, jangan sampe nih sayap saya patahin," ucap Rena.

"Capt dulu pas mau nikah galak gak?" ledek Jaykal lagi dan Rena hanya mendengarkannya saja.

Setidaknya candaan mereka membuat rasa ke galauannya hilang sejenak.

Penerbangan terakhirnya hari ini menjadi obat kegalauannya yang di tinggal Axel. Terbang di malam hari di temani bulan dan bintang yang sangat indah. Membuatnya ingat masa di mana dirinya pertama kali solo flight dan awal pertama ia mengenal Axel.

Tak sadar senyum di bibir Rena mengembang, sang captain di samping Rena hanya melihat ke arahnya sebentar.

»»»

Hari pun berlalu, kini tinggal 5 hari sebelum acara pernikahan Rena dan Axel di laksanakan. Rena teringat sesuatu bahwa ada yang ia lupakan.

Langsung buru-buru Rena menelfon Axel.

"Kak kita ngelupain sesuatu."

"apa?"

"Naju buat bridesmaid belom ada, aku lupa, kita kan baru bikin buat keluarga,"

"Ya kamu telepon sahabat kamu yang di Jakarta jangan bilang ke aku, minta tolong ke mereka jangan bilang ke aku."

"Kok kamu malah ngomel sih? Aku kan kasih tau ke kamu dulu, lagian tinggal 5 hari lagi emang bisa? Itu tuh harus bikin dari jauh-jauh hari."

"Ya di coba dulu bilang kalo perlu bayarnya kamu dobelin jadi 2x lipat, lagian kamu kok bisa lupa sih."

"Emang aku cuma ngurusin baju doang, aku punya tanggung jawab lain."

"Udahlah aku males debat sama kamu, mending sekarang kamu kabarin sahabat-sahabat kamu."

Dan seketika Rena mematikan telepon sepihak.

"Bukan kasih saran malah ngomelin, emang di kiranya gak pusing," ucap Rena sendiri dan air mata mulai membasahi pipinya *biasalah ya orang mau kawin sensian bawaannya wkwk*

"Halo Div,"

"Eh lu lagi nangis Ren?"

"Div tolong urus buat baju bridesmaid ya,"

"Eh lu jawab dulu, lu nangis? Kenapa? Cerita dong."

"Gw baru inget kalo gw belom bikinin kalian baju bridesmaid dan barusan gw bilang ke kak Axel tapi dia malah marah-marah ke gw."

"Ooh gitu, akhirnya lu inget sama nasib kita,"
"tenang aja, baju bridesmaidnya udah gw urus dari kapan tau dan gw sama Aira tau pasti lu lupa karna pusing sama persiapan dan jadwal terbang lu padet, sorry ya kita lupa gak bilang kalo kita udah bikin baju bridesmaidnya."

"Makasih div, beruntung gw punya sahabat kaya kalian, gak tau deh gimana nasibnya gw kalo gak ada kalian."

"Sama-sama, gw paham kok gimana pusingnya nyiapin persiapan nikahan dan di tambah jadwal kalian yang padet, gw yang masih pacaran sama Haykal aja juga kesel sendiri karna jadwal libur beda sama gw, dan kak Axel mungkin dia gak maksud marahin lu Ren, dia pasti lagi capek dan pusing kaya lu."

"Makasih ya Div."

"Iya sama-sama."

Mereka berdua mengakhiri sambungan telepon.


















WOOOHA AKU KEMBALI GENGSSS

Maafkan cerita ini terlantar, karna aku sibuk 😁
Aku sibuk perang sama soal, aku capek 😥😩

Tetep tunggu cerita ini ya... 😊

Di kasih bintangnya ya biar semangat nulis 💪💪

#242018

Flying With You (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang