12.18
Suara deringan telpon mengisi kesunyian kamar hotel yang saat ini gw tempati. Dan saat melihat id caller ternyata kak Axel.
"Rennn kangen."
Suara dari sebrang sana dan gw hanya membuang nafas kasar dan menjawab."Terus?"
"Iih kamu kok gitu sih, gak ngertiin aku lagi kangen."
"Lagian kamu ada-ada aja masa nelfon aku tengah malem kaya gini."
"Emang gak boleh ya kangen sama orang yang kita sayang?"
"Ya bukan gak boleh tapi kamu tuh lebay tau."
"Biarin aja aku di katain lebay yang penting aku sayang sama kamu,"
"besok kamu udah pulang?""Belom, besok aku masih ada jadwal terbang terus nge-RON di Bali."
"Ya udah besok aku nyusul kamu ke Bali."
"Lohh emang gak flight?"
"Aku off 3 hari, kamu landing jam berapa di Bali? "
"Jam 4 aku udah landing di Bali."
"Ya udah aku mau cari tiket sekarang, kamu tidur sekarang biar besok badan kamu vit, sampe ketemu besok sore di Bali."
Belum sempat gw menjawab tapi telfonnya udah di tutup, pacar terlaknat emang tuh kak Axel, dia yang nelfon dia juga yang matiin, untung gw sayang sama dia.
Gw pun langsung tidur supaya besok gak kesiangan+ketemu kak Axel.
Ya sebenernya sih seneng kak Axel mau nyusulin, mana ada coba cewe yang gak seneng kalo pacarnya mau nyusulin? Cuma orang bego dan harus di pertanyakan kalo ada cewe kaya gitu..........
Yipiiii........ Seneng banget flight terakhir hari ini Palembanb-Bali, dan Di Bali juga bakalan ketemu sama kak Axel, semangat bangetlah pokoknya flight sore ini tapi sayang, cuaca gak ngedukung buat cepet-cepet ketemu sama kak Axel. Sore ini cuaca hujan dan karna berbahaya untuk penerbangan jadi harus di delay 30 menit, tak lupa gw mengabari kak Axel.
Rena
Kak pesawatnya delay nih, kak Axel berangkat jam berapa?Gw pun menunggu balasan dari kak Axel, karna dari pagi tadi gw belum sempat mengirim pesan ke kak Axel dan begitu pun sebaliknya, ya...... Mungkin dia lagi sibuk untuk penerbangan mendadaknya ini.
~~~45 menit pun berlalu.
Belum ada balasan dari kak Axel dan kini saatnya gw harus me-nonaktifkan hp karna saat ini gw sudah masuk di dalam cockpit bersiap untuk take off karna cuaca sudah aman meskipun rintikan hujan masih turun.
Gw harus fokus untuk penerbangan ini, bukan karna ingin bertemu kak Axel tetapi karna ada ratusan nyawa yang gw bawa untuk selamat sampai tujuan, jika gw melakukan kesalahan sedikit semua akan fatal.
Sampai di Bali pun rintikan hujan masih setia menemani gw yang menunggu kabar dari kak Axel.
Setelah selesai masuk ke dalam ruangan untuk briefing, gw pun berjalan bersama para crew yang lain untuk menuju mobil jemputan, dan tiba-tiba ada yang menawarkan bantuan ke gw.
"Mba mau saya bawain kopernya?"
Gw pun langsung menoleh ke pemilik suara yang berada di samping kiri gw, dan ternyata itu adalah kak Axel
Perasaan senang tak bisa di tahan lagi, tak sadar gw pun langsung memeluk seseorang yang memenuhi pikiran gw beberapa jam belakangan ini.Salah seorang crew menyadarkan gw dengan suara dehemannya, dan gw langsung melepaskan pelukan dari kak Axel.
"Orang pacaran mah udah berasa dunia milik berdua mba," ucap salah satu pramugari kepada crew yang berdeham tadi dengan maksud meledek dan gw pun hanya tersenyum malu.
"Capt," kak Axel bersalaman dengan captain yang terbang bersama gw.
"Kamu di sini juga Xel?" tanya capt Dimas.
"Iya capt sengaja nyusul Rena," jawab kak Axel dengan entengnya.
"Oh gitu," ucap capt Dimas
"Udah capt jangan ganggu mereka, mending kita duluan ke hotel," salah satu pramugari meledek gw lagi dan mereka pun berjalan meninggalkan gw dan kak Axel.
"Iishh kenapa jawab gitu sihh, jadi di tinggalkan," ucap gw sambil memukul kak Axel.
"Emang salah?" tanya kak Axel dengan menghindar dari pukulan gw.
"Itu tadi bilang ke capt dimas kalo kamu sengaja nyusul aku ke sini."
"Lohh emang salah? Kan bener aku nyusul kamu," jawabnya dengan enteng.
"Tapi kan gak enak sama crew lain."
"Kalo gak enak ya kasih kucing," ucap kak Axel sambil berjalan meninggalkan gw.
"Terus sekarang kita naik apa ke hotel? Taksi? Buang buang duit aja sih, aturan kan tadi bareng sama crew lain naik mobil jemputan," tanya gw masih dengan mengomel dan berjalan mengikuti kak Axel.
"Ya ampun si ibu ini ya perhitungan banget sihh, gaji ibu kan banyak kalo kita naik taksi gak bakalan ngabisin duit ibu kok," jawab kak Axel dengan nada meledek.
"Kan kamu yang bayar, kamu tuh harus irit ya biar gaji kamu ke kumpul buat biaya nikahin aku."
"Kebelet banget sihh pengen di nikahin sama aku, gak kuat jauh-jauh dari aku ya," kak Axel mensejajarkan menjadi di samping gw dan merangkul gw.
"Iihh pede banget kamu."
"Sini kopernya aku masukin ke bagasi," ucap kak Axel saat berhenti di depan salah satu mobil merk outlander sport berwarna merah.
"Lohh kamu bawa mobil? Mobil siapa?" tanya gw penasaran.
"Kamu lupa ya? waktu 2 tahun yang lalu kan mobil ini yang nemenin kamu jalan-jalan," kak Axel mengingatkan gw.
"Gak ada ruginya kan gak naik mobil jemputan? Dan duit aku juga bisa di tabung buat nikahin kamu," ucap kak Axel di dalam mobil.
"Hftt iya iya," jawab gw.
"Mau langsung jalan-jalan atau mau ke hotel dulu?" tanya kak Axel.
"Ya ke hotel dulu lahh, aku mau mandi."
"Aku ikutan mandi ya."
"Iihh mesum," gw memukul kak Axel.
YIPIII.......... Akhirnya setelah sekian lama berabad-abad gak update (lebay lu) 😁
Masih setia nungguin cerita yang gak berfaedah ini kan? Masih pada mau baca ceritanya kan?
Masihlahh ya, kalian kan readers setia 😄Gak tau nih update kapan lagi, pokoknya tungguin aja ya..... 😊
#61117
KAMU SEDANG MEMBACA
Flying With You (TAMAT)
Teen Fiction•CERITA INI SUDAH TAMAT• Apakah mampu seorang wanita menerbangkan pesawat yang biasanya profesi tersebut dilakukan oleh seorang pria? Tidak ada yang salah dengan keinginan atau cita-cita yang kamu miliki, yang salah adalah ketika kamu tidak berusah...