13. Perpustakaan

28.9K 3.9K 158
                                    



Chapter 13
"Perpustakaan"

______

Tian itu ketua kelas 3-1, anaknya ganteng abis, kece, fansnya bertebaran di mana-mana. Dia ketua geng NCT yang terkenal seluruh anggotanya ganteng semua. Sebetulnya gue nggak punya alasan untuk diam-diam mengumpat sama cowok semacam Tian. Tapi hari ini gue mengumpat. Bukan salah Tian sih, tapi ngeliat dia manggil gue pas waktu istirahat untuk menghadap kepala sekolah, gue kesal sendiri jadinya. Bayangin dong, disaat gue harusnya makan, tidur sebentar atau ikutan ngeramain kelas karena Mark sama Jeno lagi ngadu panco, tapi justru gue terjebak di dalam ruangan berAC yang wangi minta ampun.

Di depan gue Bu Kepsek duduk di balik meja. "Sena nanti kamu jangan pulang dulu ya"

Tuhkan, firasat gue tuh kalau udah di dalam sini emang udah nggak tenang. "Ada seorang murid yang nanti akan beresin buku-buku di perpustakaan karena kepergok merokok di belakang sekolah" Lanjutnya lagi.

Kalau sampai orangnya ialah Akai, pokoknya bakalan gue toyorin sampe mampus tuh orang. Atau jangan-jangan Fidelis? Cakra? Apa Sein ya?

Jangan bilang si biji. "Siapa memang bu?"

"Daniel Alvis Romero, Ibu minta tolong awasin dia sampai selesai ya"

Ajg. Untuk kesekian kalinya hari ini gue mengumpat. Terima kasih pada Daniel berkat dia gue bakalan ditinggalin Samuel dan pulang telat hari ini.

Jagoan
____



"Balik nggak lo?" Jovan membantu gue memasukkan beberapa pensil dan pulpen yang berserakan di atas meja. Gue habis berperang sama soal Matematika, tepatnya ulangan mendadak. Itu sebabnya kenapa meja gue berantakan banget.

"Nggak, dia mau nemenin si aa Daniel dulu" Celetuk Samuel dari belakang. Gue menoleh dan melemparinya dengan sebuntel kertas bekas coretan. "Ampas lo!"

Suara tawa puas terdengar dari mulut Sonho. "Makanya, kalau ulangan tuh jangan pelit-pelit!"


 "Makanya, kalau ulangan tuh jangan pelit-pelit!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi sempak Jarjit. Dia masih kesel sama yang tadi ternyata. Sebetulnya gue tuh nggak pelit. Tapi tadi lagi buru-buru apalagi waktu Bu Nami bilang waktunya 10 menit lagi. Yaudah gue nyontek aja ke Saile, terus gue kumpulin. Eh ternyata Sonho tuh nungguin jawaban gue, sedangkan kertas jawaban udah dikumpulin. Paniklah dia, minta contekan Jovan sama Samuel juga udah di kumpul. Lagian Sonho sendiri anaknya nggak gece, kebanyakan ngomul. Akhirnya dia dapet jawaban dari Ucup yang entah darimana asalnya.

"Asu lo Dung, udah sana balik anak Paud nggak boleh pulang terlau sore" Gue mendorong-dorong kecil cowok itu ke arah pintu, abisan mukanya ngeselin banget. "Balik sono si Tetelan udah di depan" Ucap Jovan. Gue melirik ke arah depan pintu, tepat dimana Ethel berdiri.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang