54. Best Day Ever

20.8K 3.5K 644
                                    

Chapter 54

"Best Day Ever"

Guys, ini 4883 kata loh:') Vommentnya jangan lupa

Karena hari ini sangat spesial, pagi ini gue bangun pukul empat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Karena hari ini sangat spesial, pagi ini gue bangun pukul empat pagi. Mungkin beberapa waktu ke depan, hari ini akan menjadi salah satu hari yang selalu tersimpan di kenangan gue. Ada yang tau kenapa? Yap, hari ini adalah hari perpisahan atau yang biasa di sebut dengan acara wisudaan. Hari yang sudah gue tunggu-tunggu dari kemarin. Such a beautiful day, tapi ada satu kekurangannya. Nggak ada sosok Samuel di hari membahagiakan ini.

Sepertinya sahabat gue itu sudah menjalani training di sana. Seminggu yang lalu kami masih sering chat lewat Line, sesekali juga ia nimbrung di grup kelas. Tapi semenjak lima hari yang lalu, ponselnya sudah nggak aktif lagi. Dia sempat bilang sih, masa training segera di mulai, dan memberitahu gue untuk pindah chat lewat email.

Huft, seketat itu. Sejak kemarin pagi email gue nggak di balas lagi. Dan hari ini gue mengirim pesan padanya.

Today will be a fun day. but isn't complete without you. Huhuhu bales kek nying.

Suara Ibu yang memanggil membuat gue buru-buru mematikan laptop. Setelah itu gue keluar kamar dan turun menuju kamar Ibu. Gue mendudukkan diri di depan meja rias miliknya. Hari ini Ibu yang akan merias gue untuk acara kelulusan ini. Well, kami nggak perlu repot membayar salon karena Ibu mampu melakukannya. Gue nggak pernah cocok dengan riasan di salon, gue lebih suka Ibu yang melakukannya. Terlihat elegan dan natural bersamaan.

Ketika beliau memberi rona berwarna apricot di pipi gue, gue tersentak teringat sesuatu yang sangat penting.

Sial, gue terlalu sibuk dengan Samuel dan melupakan fakta bahwa lusa gue kehilangan satu sosok lagi.

Terdengar helaan nafas dari mulut gue, membuat Ibu membuka suaranya. "Kenapa? Masih sedih sama si Samuel?"

Itu salah satunya. "Mah, jadi dewasa itu nggak selalu enak yah?"

Ibu menaruh blush di atas meja, beralih mengoleskan lipstick berwarna coklat bata. "Nggak enak kenapa?"

"Ya gitu deh, seiring kita dewasa orang-orang di sekitar perlahan pergi" Mendengar itu Ibu malah tertawa kecil, tangannya yang lincah kembali memoleskan sedikit lipcream berwarna merah marun di dalam bibir.

"Ya memang gitu. Seriring berjalannya waktu, orang-orang disekitar kamu akan pergi. Kehidupan itu berjalan Nak, ya wajar mereka juga mau ngejalanin hidup sesuai pilihan mereka masing-masing"

"Kamu pasti berpikir mereka egois ya?" Tanya Ibu yang sontak membuat gue tersentak, Jauh di dalam lubuk hati, gue berkata ya. Untuk orang-orang juga untuk diri gue sendiri.

Jagoan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang